Qiao Nian tidak tahu bahwa orang yang dia temui secara acak di kampus ternyata mengenal Fu Ge.
Dia telah tiba di tempat yang konon merupakan tempat hot pot Mongolia yang autentik.
"Nona Qiao, kita sudah sampai."
Mobil melaju ke gang tua dan berhenti di luar. Hari itu Sabtu, dan Ye Wangchuan sepertinya telah membawanya ke tempat wisata, karena gang sempit itu penuh dengan turis yang ramai. Berbagai aksen terdengar jelas, bersama dengan banyak toko kecil seluas 10 meter persegi di kedua sisi jalan. Toko-toko ini menjual porselen, barang antik, dan kalung manik-manik seharga 10 yuan.
Dia pikir akan memakan waktu lama untuk sampai ke tempat yang ingin dia makan. Siapa sangka setelah berjalan sebentar, mereka berhenti di depan sebuah halaman.
Di jalan depan, gemuruh turis yang ramai terdengar sangat keras. Jarak satu jalan adalah jalan berliku, tenang dan santai.
Sebuah pohon osmanthus yang wangi juga ditanam di depan pintu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com