webnovel

Jamuan

Bayu, Haris, dan Dhika melaporkan semua itu kepada tuan Wiriya.

Tuan Wiriya sangat kecewa mendengarnya, mengapa Nurmala waktu itu tidak mengatakannya.

Semua bertanya tanya sumpah limaratus tahun bisa dengan mudah Nurmala patahkan. Padahal semua orang tidak mungkin bisa menemukan Giok itu.

Dalam hati Bayu dan Dhika, cukup mngerti, Nurmala berasal dari seribu tahun di masa depan, sangat masuk akal jika dia bisa mematahkan Sumpah giok itu. 

Namun yang jadi permasalahan kali ini Nurmala hilang entah dimana. Mungkin juga sudah mati. Haris menunjukan emosinya. Dipikirannya, betapa kejamnya Nurmala, setelah mencuri Giok itu, juga berusaha membunuh Ayu, tunangannya. Tapi tidak ada yang percaya Nurmala melakukan itu. Dalam hati Haris pun masih stengah hati mempercayainya. Pasalnya Haris juga tau bahwa mereka sangat dekat, bahkan seperti saling menyayangi, bukan perasaan yang mudah patah karena emosi. Sungguh semua tidak masuk akal baginya.

Berita mengenai Giok itu tersebar luas. Ketiga kekuarga besar mulai menelusurinya kembali. Takut giok itu digunakan untuk hal yang mengerikan.

Kesokan harinya, tuan Wilis mengadakan perjamuan di Istananya, dan di datangi oleh seluruh keluarga keluarga besar ternama. Itu untuk merayakan ulang tahun putrinya Dyah yang sudah dia akui sejak setahun lalu.

Dyah menjadi sangat cantik. Sangat anggun, dan tetap memiliki raut wajah yang ceria berseri. Semua orang menyukainya.

Hampir tiga ratus orang datang dalam perjamuan itu, Delapan keluarga besar memiliki mejanya masing masing, mereka lebih di spesialkan. Tentu saja mereka memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan saat itu. Bahkan utusan Raja pun datang sebagai wakilnya.

Di tengah perjamuan entah apa yang direncanakannya. Boris mengungkit soal Nurmala dan Giok Cahaya. 

Boris "Tuan tuan, taukah mengenai Giok Cahaya? Setelah perjalananku mencari info mengenai ilusi Desa Sunyi. Sebuah info lain aku dapatkan."

"Giok Cahaya? Gosip beredar mengenai itu. Aku tidak tau kalau itu benar." ujar seseorang

Boris "itu memang benar"

"Gadis yang berusaha membunuh putri tuan Wilis katanya dia terlibat. Apa itu juga benar?"

Boris "itu juga benar dia mencuri Giok itu. Dia juga berusaha membunuh sepupu ku."

"Bukankah dia sudah mati setahun lalu?"

Boris "Dia tewas di serang hewan buas ketika kami berusaha membuangnya di hutan"

"Dia tewas bersama Giok itu?"

Boris "Itulah yang ingin aku cari tau, aku akan mencarinya. Jika Giok itu berada di tangan yang salah entah apa yang terjadi"

"Bagaimana jika Gadis itu masih hidup?"

Boris "Maka itu akan lebih mudah"

Tuan Wilis yang mendengar percakapan itu pun mengumumkan sesuatu.

Tuan Wilis "kita tau kabar burung beredar terlalu cepat, maka kali ini akan aku umumkan. Bagi siapapun yang menemukan informasi kehadiran dari Nurmala harus segera beritahu pada ku. Juga, untuk keamanan tanah kita yang sedang genting, maka bagi siapapun yang menemukan Giok itu haruslah di serahkan kepadaku. Aku akan membawanya kepada istana Ibukota. Untuk menghindari hal hal yang tidak kita inginkan." Hal wajar bagi sebagian orang Tuan Wilis merupakan Mandalika dari negeri ini.

Bayu tersenyum pahit. Lalu pergi keluar meninggalkan ruang perjamuan. Dia berdiri di balik pagar, memandangi matahari yang sudah condong ke barat. Sangat hangat. 

Dhika datang menghampiri.

"Apa yang kau pikirkan."

"Menurutmu kmna dia menyimpan giok itu?"

"Menurutmu bagaimana?"

"Kenapa malah bertanya balik?"

"Tuan Budhi sudah memastikan saat itu Nurmala tidak membawa apapun. Sebelum dia dibawa pergi pun, para pengawal sudah mnggledahnya, tidak ada apapun. Hanya menemukan secarik bubuk racun."

"Satu hal yang aneh. Menurutmu mengapa dia hanya membawa bubuk racun. Apa dia tidak punya benda penting sama sekali?"

"Aku mengira bahwa bubuk racun itu sengaja di temukan dalam pakaiannya"

"Ha?"

"Lupakan"

"... "

"jika aku berpikiran sama maka, seseorang membuatnya menjadi kambing hitam."

"...."

"Aku yakin dia tau bahwa giok itu tidak boleh ditemukan oleh siapapun. Keadaan akan kacau jika ada orang yang memilikinya lagi. Seperti desa Sunyi. Arwah Laras dan Nurmala mungkin tengah berjanji sesuatu."

"Saat itu arwah Laras berkata sudah berjanji untuk merahasiakannya. Mungkin kah hal ini? dan mungkinkah Nurmala berjanji untuk tetap menyembunyikan Giok itu. Bahkan kepada kita pun dia tidak menceritakannya."

"Mungkin saja."

"Lalu kemana dia menyembunyikan itu?"

"Aku berharap dia tetap membawanya."

"Ya, itu lebih baik."

"oh ya dhika. Kau ingat yang dikatakan arwah itu. dia bilang mungkin akan bertemu lagi lima belas tahun mendatang. Bagaimana menurutmu."

"Nurmala masih hidup?"

"Ku pikir juga begitu."

"Tapi bisa saja mereka akan bertemu di kehidupan lain, bukan disini."

"Benar juga. Kau tau apa yang kupikirkan. kurasa jika giok itu bersamanya bisa saja dia memang masih hidup. Giok itu bisa bersifat melindungi pemiliknya."

"Perlukah kita mencarinya?"

Bayu mengehela nafas, 

"Tidak. Jika dia memang masih hidup. Dia pasti memiliki alasan mengapa tidak pernah menemuiku."

"...."

"Tuan, bolehkan aku bertanya?" seseorang berdiri di belakangnya. Seperti seorang pelayan, atau utusan seseorang."

"Ada apa." Ujar Bayu

"Apakah yang mereka katakan itu benar?"

Aapanya?"

"Nurmala. Aku dengar tuan adalah kawan baiknya. Jadi aku ingin bertanya."

"??"

"Apakah benar Nurmala sudah meningal?"

"Kau... kenal dia??"

"Dia membantu desa kami membuat kincir air dan mengalirkan nya ke desa kami, saat kemarau panjang lalu. Aku kira aku bisa menemuinya disini. Aku ingin bertemu dan berterimakasih lagi padanya.... Sebelumnya aku mencarinya ke desa Mada tempat tinggalnya. Tapi aku tidak menemukan apapun. Hanya gundukan tanah seperti makam."

"Kincir air?"

"Iya. Setiap kemarau datang kami kesulitan memperoleh air. Tapi berkatnya. Kemarau tahun ini pun kami tidak perlu khawatir lagi. Tapi mendengar pembicaraan mereka ..aku, aku."

"Nurmala melakukan itu?"

"hmm. Dia membantu kami selama satu minggu penuh seluruh warga sangat berterimakasih."

"Kenapa dia melakukan itu?"

"Saat itu dia seperti memperkirakan bahwa hujan baru akan turun dua bulan lagi, sedangkan kami sudah sangat lelah menuruni bukit untuk mengambil air disungai. Entah mengapa dia memberika ide itu. Dan dua bulan mendatang hujan benar benar turun. Aku mengira dia adalah dewi yang turun dari lagit."

Bayu dan Dhika tertunduk sedih. Mereka semakin yakin racun itu bukanlah perbuatannya.

"ya dia memang seorang dewi." gumam Bayu

"..."

"Yang dikatakan mereka itu benar. Nurmala dibuang di hutan, pakaiannya robek dan penuh darah."

"Kau percaya kalau dia mati?? apakah jasadnya ditemukan?"

"tidak, hingga saat ini kami tidak menemukan apapun."

"Aku harap dia baik baik saja. Saya permisi tuan."

Dia pun pergi.

"Dhika, dimana ada seorang dewi yang bisa mati?" ucap Bayu.

"...."

Satu minggu setelah perjamuan itu berakhir terjadi sesuatu yang membuat semua orang gempar.

Beberpa orang menghilang secara misterius, di beberapa wilayah sekaligus. Anehnya tidak ada jejak hewan buas atau semacamnya. Mereka seperti lenyap begitu saja.

Kabar burung berhembus dengan cepat. Sesaat sbelum mereka hilang mereka seperti bertemu dengan sebuah bayangan hitam. Bayangan itu seperti melahap mereka. Kabar lain berkata mereka yang hilang adalah terkena sihir. Mereka kerasukan hingga tanpa sadar pergi entah kemana.

Setelah dinyatakan hilang beberapa hari kemudian jasadnya barulah ditemukan, dengan kulit menghitam, mengkerut seakan seisi tubuhnya di sedot keluar, menyisakan tulang dan kulit.

Tidak ada yang mempelajari ilmu itu di tanah ini tapi siapa yang menjamin.

Tuan Wilis tiba tiba saja menuding ini ulah bandit gunung. 

Dipercaya mereka selalu mempelajari ilmu ilmu yang berseberangan dengan ilmu putih beladiri. Tapi itu pun tidak ada yang menjamin kebenarannya.

Bandit Gunung tidak pernah meninggalkan gunungnya.. tidak ada yang tau. 

Pada akhirnya semua sependapat dengan tudingan Tuan Wilis.

Bayu semakin kesal dengan tudingan asal seperti itu. Sungguh tidak berpikir panjang .

***

Bayu pulang dari perkebunan cukup larut kali ini. Situasi kota sangat kacau, permintaan herbal meningkat, mau tidak mau dia beberapa kali pulang larut malam.

Sialnya di perjalanan pulang dia mengalami apa yang kabar burung itu beredar. 

Sesuatu bergerak gerak di balik semak semak. Bayu seketika terdiam mengamati apa itu. Sangat sial. Dalam keadaan seperti ini dia tidak membawa pedangnya. Hanya Membawa sekarung herbal ini saja sudah merepotkan. 

Sesuatu terbentuk dari semak semak itu. 

Sebuah bayangan hitam muncul, semakin lama semakin besar. 

Tidak berbentuk. Seperti halnya jely dia meliuk liuk. Bayu tertegun melihat itu.

Perlahan sesuatu terbentuk dari tubuhnya, seperti mulut, memiliki gigi diantara lubang itu seperti cacing. Lidah berduri keluar dari mulut itu. Mengerikan. Dan menakutkan.

Beladiri tangan kosong mungkin tidak akan menguntungkannya. 

Dia harus menjauh dari mahluk itu segera. Dia harus berlari menjauh dari sana. 

Tapi bayangan lain muncul di belakangnya. Tunggu, satu lagi muncul tak jauh dari itu.

Beberapa muncul lagi entah dari mana mreka berasal.

"astaga...."

Bayu dikelilingi mahluk itu. "Pantas saja semua yg berhadapan bisa mati sekejap. Mereka muncul bersamaan melawan seorang diri. Hebat sekali."

Sebuah lidah terjulur seketika seperti cambuk. Menghantamnya. Bayu berhasil menghindar, cambukan itu datang lagi di arah lain. Mengenai karung herbal hingga terberai berserakan. 

"sial. mereka sangat cepat.."

Pandangan malam sangat menguntungkan mereka. Sebaliknya dengan manusia yang panca indra matanya terbatas.

Satu cambukan datang, "sial!!" kali ini Bayu tidak akan bisa menghindarinya, yang bisa dia lakukan hanyalah menahannya dengan kedua tangannya. Berharap tidak ada bagian tubuh vital yang terluka.

Tapi dewi fortuna masih bersamanya. Cambukan lidah itu terpanah oleh sesuatu. Anak panah bercahaya biru pucat.

"Anak panah?!"

"Tidak itu bukan anak panah." memang bentuknya seperti itu tapi itu adalah sebuah energi. Energi yang dilemparkan entah dari mana.

Beberapa detik panah itu menghilang bagai udara. Beberapa anak panah datang lagi. Mengenai mulut mahluk mahluk itu. Hingga mereka mati, seperti air. Mahluk itu mengalir lalu menguap bersama udara dan menghilang.

Bayu bertanya tanya siapa itu.

Dia memutar matanya  kesegala arah. Tapi tidak menemukan apapun.