webnovel

Bab 7

Ini adalah empat tahun neraka yang kujalani. Setiap saat setelah keluar dari rumah sakit waktu itu yang kurasakan adalah kekosongan.

Karierku memang naik tapi hati tidak.

Apa aku mencintainya?

Itu yang selalu kutanyakan pada diriku sendiri.

Dan kenyataan itu semakin menyesakkanku dan membuatku gila.

Hanya satu ciuman kenapa bisa membuatku gila?

Dan hal yang paling gila adalah aku melihatnya berdiri didepanku.

Gila!

Ya.

Aku pasti sudah gila karena setiap hari selama empat tahun aku melihatnya dan kurasa kali ini aku hanya berhalusinasi juga.

"A... Bentar ya... Pacar gue ternyata disini sana temen-temennya..." suara Daniel menyentakku ke dunia nyata.

Mimpi!

Bisikku pelan.

Aku mengaduk moccacino dihadapanku dan mengangguk.

Aku melayangkan pandanganku kearah mana Daniel pergi.

"pacar..." aku berdecak dan tertawa.

Menertawakan diriku sebenarnya.

Pasti itu pacarnya yang dia kejar-kejar sejak tiga tahun terakhir.

Aku penasaran seperti apa pacarnya itu sampai playboy sepertinya takluk pada pemilik toko kue.

Yah, Daniel bilang pacarnya punya toko kue di daerah tomang dan itu sangat jauh dari kantorku.

Aku mengetuk-ngetukkan jari telunjukku dilayar lima inch dihadapanku. Kalian tahu apa yang kulakukan?

Main game onet!

Menjemukan memang. Tapi aku menyukai saat suntuk seperti ini yahh meskipun aku sudah tamat berkali-kali dalam permainan ini.

"sudah...tidak apa-apa.. Bentar juga..." suara Daniel yang sangat ku hafal mendekat.

Aku mengalihkan tatapanku dari layar handphone canggihku ke arah suara Daniel berasal.

Deg.

Deg.

Deg.

Halusinasi!

"shit!!" makiku pelan tapi kurasa Daniel atau siapapun wanita yang digandengnya itu pasti mendengar makianku.

"woooo... Calm down man...cuma onet juga!" protes Daniel.

"gue mau ngenalin pacar gue..." Daniel tersenyum lebar.

"kenalin sayang...ini Arion...bos sekaligus sahabat gue..."

Deg.

"A...ini Gab-"

"Gabby..."

Halusinasi?

Bukan.

Ini bukan halusinasi.

Ini nyata.

Wanita dihadapanku ini nyata.

"Gabriella Fulstone??" suaraku bergetar menyebut namanya.

"kaliaaaaaannnn... Saling kenal?"

Aku menatap Daniel sesaat.

Jadi benar ini dia?

Aku tidak berhalusinasi?

Dia masih hidup..

Gabby...

Tapi... Bukan bahagia yang aku rasakan seperti yang kubayangkan tapi rasa perih. Disini, didadaku.

Marah?

Ya, aku marah saat melihat Daniel menggenggam tangannya dengan mesra.

"kurasa aku tidak mengenalnya...apa kita pernah bertemu?"

What??

Apa dia bilang???