20 maret 2017.
Awal mulainya simulasi ujian yang akan dilaksanakan di sekolah putra bangsa dimana semua siswa dan siswi bergerak keruang komputer. Ketika kelas XII IPA 4 sudah berkumpul semua di ruangan mereka mendengarkan arahan untuk mengerjakan simulasi ujian seperti kelas sebelumnya, namun ada satu siswi yang tidak mendengarkan dan lebih memilih membuka google untuk masuk ke akun novel online-nya.
Semuanya berjalan lancar karena siswi yang membuka wattpad belum ketahuan oleh teman dan gurunya. Tapi sayang di hari kedua dia ketahuan oleh sang guru, gadis itu dimarahi oleh gurunya dan ia dibawa keruang konseling.
Ketahuilah jika anak seperti itu tidak akan pernah takut untuk mengulanginya lagi, temannya saja tidak tahu jika dia suka membaca wattpad dan jika sudah seperti ini semua temannya akan terabaikan.
Hari menjelang ujian semakin dekat dan semua siswa mempersiapkan diri mereka untuk mengikuti ujian. Karena ulah si gadis nakal di awal simulasi ia mendapatkan ujian yang sangat sulit yaitu Fisika. Dia hanya mengomel ketika ujian dan tidak mengerjakannya sampai datang seorang guru yang melihatnya terlalu santai.
"Kamu sudah selesai." Tanya sang guru
"Belum bu, ini masih bingung mau pakai rumus yang mana." Jawabnya.
"Kerjakan yang kamu ketahui terlebih dahulu setelah itu kamu kerjakan yang lain." Lanjut guru itu sambil meninggalkan siswi yang tadi dan melanjutkan untuk melihat siswa yang lain.
Gadis itu hanya membolak balikan kertas selembar yang diberikan oleh pengawas sebelum ujian tanpa berniat menulis sesuatu. Tidak lama ia kepikiran unutuk menulis sesuatu di kertas dan memberikannya kepada temannya yang duduk di seberang.
Dia menuliskan kata-kata keramat yang membuat temannya marah, tulisan yang ada di kertas ialah "Rak, Rumus menghitung gaya apa? Lalu rumus menghitung gerak benda apa?" Raka yang melihat catatan yang diberikan Natasya hanya mendiamkannya saja tanpa berniat membalasnya.
Natasya yang melihat Raka mengabaikan catatan darinya langsung mengambil catatan Raka tanpa melihat bagaimana ekspresi Raka yang terkejut kerena ulahnnya. "Ya Allah Tasya." Kata Raka yang membuat guru dan pengawas melihat mereka.
Tasya yang dilihati oleh guru dan pengawas hanya tertawa dan meminta maaf kepada semuanya begitupun Raka yang meminta maaf karena sudah membuat suara disaat ujian.
"Alhamdulillah, aku nggak dikeluarkan dari kelas karena membuat masalah." Batin Natasya.
Waktu menunjukan pukul 11.30 dimana untuk gelombang pertama sudah selesai dan bertukar dengan siswa gelombang kedua. Di luar ruangan semua mata tertuju pada Natasya yang membuat masalah diruangan mereka.
"Santai guys jangan melotot kaya gitu." Kata Natasya yang mencoba mencairkan suasana.
Plak,!
Natasya menerima pukulan yang diberikan oleh Raka tepat dikepalanya.
"Santuy bang, jangan emosi." Ucap Natasya.
"Gila Lo sya kalau tadi sampai dikeluarkan gimana?" Kata Alfi yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Raka.
"Sumpah ya kalau tadi aku sampai dikeluarkan, gak selamat ini anak." Ucap Raka yang langsung meninggalkan mereka.
Berbeda dengan Raka dan temannya Natasya lebih memilih pergi keperpustakaan untuk membaca buku, tidak ada yang tahu buku apa yang akan dibacanya? Buku pelajaran atau beberapa novel yang terpampang di perpustakaan.
Natasya berkeliling dibagian rak buku yang membahas pelajaran matematika, ia memilih beberapa buku untuk dipinjamnya karena esok merupakan ujian matematika.
Setelah berkeliling dirak matematika Natasya langsung pergi ke rak buku yang menyediakan beberapa novel.
Setelah meminjam beberapa buku dan novel Natasya langsung ke kantin untuk membeli makanan karena sejak tadi ia tidak memakan apapun. Dikantin Natasya memesan nasi uduk untuk mengisi perutnya.
Teman-teman Natasya yang lain sudah pulang karena tidak memiliki kegiatan lagi jadi mereka memilih pulang dan ada beberapa siswa yang masih nongkrong di kantin dan di basecamp biasa.
Natasya tidak terlalu suka keramaian ataupun bergaul, dia hanya memiliki beberapa teman dan teman yang paling dekat dengannya Raka dan Ambar.
Ambar adalah teman sekelasnya dan juga teman satu mejanya, ia dan Ambar dekat karena sering dikatain anak kembar.
Walaupun awalnya mereka menolak dikatakan kembar tetapi pada akhirnya mereka dekat dan menerima perkataan anak kembar.
Kalau dengan Raka itu berawal dari kelas X dimana Natasya dan Raka rebutan untuk naik angkot karena mereka sudah terlambat, padahal saat itu di belakang masih kosong tetapi mereka lebih milih rebutan untuk duduk di bangku depan. Karena postur tubuh mereka yang sama-sama kecil membuat mereka duduk berdua di bangku depan.
Natasya sampai rumah pukul 13.00 siang, ia pulang terlambat karena terlalu lama bermain dengan temannya. Kebiasaan buruk Natasya ketika sudah pulang kerumah adalah suka berteriak, ia bagaikan seedang berada di hutan dan ia tidak merapikan sepatu serta kaus kakinya.
"Assalamualaikum." Ucap Natasya dengan berteriak.
"Waalaikumsalam." Jawab Ibunya yang sedang tidur di kamar.
"Gimana ujiannya kak?" Tanya ibunya.
"Lumayan Bu," jawab Natasya santai.
"Lumayan apa? Lumayan nggak kejawab." Ucap Ibunya yang membuat Natasya tersenyum.
"Kemarin SNAM-PTN kamu tidak lulus kak, awas saja kalau SPAM-PTN juga tidak lulus lebih baik kamu tidak usah kuliah." Ancam ibunya kepada Natasya.
Natasya yang mendapat ancaman dari Ibunya langsung merayu dan memasang wajah sedih agar Ibunya luluh. "Ya Allah Bu.. tega banget sama anak sendiri, kalaupun tidak lulus SPAM-PTN masih ada SBMPTN bu."
Di kamar Natasya masih memikirkan perkataan Ibunya yang mengancam dirinya agar tidak melanjutkan kuliah jika ia tidak lulus SPAM-PTN. Natasya kesal dengan ucapan sang Ibu namun ia sadar, sudah bukan waktunya lagi ia bermain-main dengan sekolahnya karena masa depannya saat ini sedang diperjuangkan. Ia sebenarnya takut dengan ancaman sang ibu karena faktanya kapasitas otaknya tidaklah mampu.
Di saat sedang dalam ancaman Natasya masih bisa santai dengan menonton MV BTS yang direkomendasikan oleh teman onlinenya. Tidak hanya boyband BTS yang ia lihat, ia juga menonton beberapa drama korea untuk menghilangkan rasa kesalnya karena ancaman sang Ibu.
Natasya tidak memiliki handphone untuk berkomunikasi, maksud dari tidak memiliki handphone ialah handphone android, ia tidak memiliknya karena orangtuanya tidak mengizinkan Natasya untuk bermain handphone.
Orangtuanya takut jika nanti Natasya sudah bermain handphone nilainya akan turun bahkan tanpa bermain handphone pun nilai Natasya sudah turun dan fokus belajarnya berkurang sejak ia memiliki laptop.
"Kak." Panggil Ayahnya.
"Saya" jawab Natasya yang langsung keluar kamar setelah mendengar ayahnya memanggil.
"Kamu sebenarnya niat kuliah atau tidak?" tanyanya pada Natasya.
"Niat dong Yah," jawabnya tegas tanpa berani menatap mata sang Ayah.
"Kalau niat kuliah belajar yang bener, Ayah membelikan kamu laptop untuk belajar bukan lihat drama sampai jam 2 pagi." Ungkapnya.
"Iya Yah." Jawabnya sembari menundukan kepalanya.
"Jangan iya-iya saja kalau di bilangin, nanti masuk telinga kiri keluar telinga kanan nggak ada yang nyangkut apa yang Ayah bilangin. Ayah nggak minta kakak harus jadi ini ataupun jadi itu, Ayah hanya ingin kakak itu sekolah lebih tinggi daripada orangtuanya jangan sampai dibawah orangtua. Ingat kak cari kerjaan sekarang susah, walaupun Ayah tahu kakak itu anak cewek kalau nikah ada yang nafkahi tetapi Ayah tidak ingin kamu terfokus dari uang suami saja." Ucap Ayah panjang lebar.
"Ketika kakak bilang ingin kuliah, Ayah bangga, walaupun nantinya Ayah harus kerja lebih keras lagi. Kakak dengarkan apa kata tetangga yang dengar kakak ingin kuliah, kakak belum kuliah aja sudah banyak yang bilang kalau nanti kakak putus di tengah jalan. Karena apa? Karena kakak itu nakal bergaulnya keterlaluan dan juga kerjaan Ayah yang hanya serabutan tidak menentu. Jadi, Ayah mohon kalau ingin kuliah buktikan ke Ayah jangan banyak mainnya jangan nakal, Ayah tahu anak gadis ayah ini pasti bisa membanggakan orangtuanya." Lanjutnya.
l