webnovel

Not For Me

Ternyata dekatnya denganku tak menjamin perasaanku akan dibalas, malah nyatanya ia menaruh hati dengan sahabatku sendiri.

yourshine · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Sekelas Lagi

Hari ini aku udah sampe di sekolah pagi-pagi banget, soalnya aku gasabar mau liat mading pengumuman yang bakal tertera kertas yaang berisi aku bakal dikelas mana dan sekelas sama siapa aja.

Pas aku liat kemading untuk mencari namaku disana, damn! aku ternyata sekelas lagi sama temen sekelasku yang sekarang. Tentunya Alfi dan aku sekelas lagi, yang membuatku semakin gagal move on dibuatnya.

Akupun kekelas dengan membuang nafas kasar berulang kali dengan menghentakan kaki, sesampainya di kelas aku pun langsung ke mejanya Alfi dan tentunya Alfi belum datang termaksud teman sekelasku yang lainya. Di mejanya Alfi ini aku sedikit menggebrakan mejanya pelan.

"Demi apapun fi, lo cowo paling ngeselin yang pernah ada" lalu akupun ke mejaku setelah puas membuang emosi yang ada.

Akupun mulai merekam ulang memori kebersamaanku bersama dengan Alfi, apalagi saat ini Alfi dan Sari sudah putus. Alfi semakin dekat denganku tapi aku mulai menjauh saat Sari ada disekitar kita.

Aku merasa tidak enak ketika Sari harus melihat kedekatan Alfi dan aku. Apalagi hubungan mereka ini kadang suka putus nyambung berkali-kali. Jadi kadang aku suka mengganggap rayuan Alfi ini serius supaya aku tidak terluka lagi untuk kedua kalinya.

Tak lama kemudian Harin, si biang kerok kelas datang dan menganggu ketenanganku

"WAH SEKELAS LAGI KITA LA" katanya yang sekarang lagi menghadap kearahku, aku hanya memutar bola mataku malas. Harin ini semakin lama suka sekali memancing emosi yang sudah ku tanam dalam-dalam di tubuhku.

Karena aku yang tak merespon perkataanya tadi, dia malah pindah duduk kesebelahku dan pura-pura tertidur sambil menatap kearahku

"apaansih rin serem banget sumpah lu hari ini" kataku sambil mendorong badanya "pindah gak!!" pekikku.

Harin lalu duduk tegap dan sedikit condong kearahku "party lah kita, udah 6 tahun nih sekelas mulu. Lu,gua sama Sari dari dulu sekelas mulu ye.. gurunya ga bosen apa misahin kita"

aku menggaruk kepalaku yang ga gatal sama sekali "iya sihh hehehe, tapi temen lo yang biang kerok juga sekelas lagi sama kita, ah males banget" lalu aku memanyunkan bibirku karena kesal mengingat Alfi yang akan membuat rencana move on ku akan gagal lagi dan lagi.

Harin mengerutkan keningnya "temen gua yang mana sih?" lalu gak lama dia mengeluarkan suaranya "OHH SI ALFI" tanpa dosa iapun tertawa.

Akupun menopang daguku dengan tangan untuk mendengarkan ceritanya lagi. Tapi sudah 3 menit ia tak mengeluarkan suara membuat aku menoleh ke tempat ia duduk tadi. Ternyata dia sudah kabur.

Kan sudah ku bilang bahwa Harin ini memang benar-benar menyebalkan, lihat saja aku tidak akan mau membantunya pdkt dengan Sari. Iyaa semenjak Sari sudah putus dengan Alfi. Dan jarak mereka putus terbilang sudah cukup lama itu yang membuat Harin yakin untuk mencoba mengambil hati Sari.

"Eh Nabilaaa, sekelas lagi kita" oh tidak suara ini pasti akan menyebabkan kesalah pahaman antara aku dan Sari. Jika kalian mengira Sari sudah move on tentu saja itu salah. Sari benar-benar susah sekali melupakan perasaanya pada lelaki menyebalkan ini.

"oh" kataku cuek dan tidak berniat untuk menengok kearahnya, lebih parahnya lagi mejanya tepat berada di samping mejaku, mati sudahlah perasaanku.

Aku jadi sedikit menyesal karena buru-buru datang sepagi ini. Sehingga aku bisa melihat makhluk ciptaan tuhan yang menyebalkan ini, rasanya seperti double kill bagiku.

Sudah ku tebak Alfi pasti akan ke mejaku dan akan berdiri disampingnya sampai ia tak tahan denganku baru dia akan duduk disebelahku.

"Naon sia hah? bahagianya temen gua satu ini sekelas sama gua lagi" kataku sambil menyenderkan badanku ke tembok.

Alfi yang keliatanya pegel akhirnya dia duduk disebelahku, sampai-sampai wangi parfumnya ini sangat menyengat sampai masuk ke hidungku sehingga aku sangat hafal dengan wangi parfumnya. Parfumnya candu bagiku.

"hahahaha iya lah kan ada temen contekan lagi" lalu ia mengacak poniku yang membuat aku terbang ke langit ketujuh dan jatuh ketika mengingat dia hanya menganggapku 'teman contekan'.

"ga mau ah gua berbagi contekan lagi sama lo, sekali-kali lo dong!" sarkasku.

Muka Alfi berubah menjadi datar setelah perkataanku tadi dan dia malah menatap mataku membuatku melotot dan mengangkatkan tanganku buat menampolnya.

"NABILAA KITA SEKELASS LAGIII" teriak Sari memenuhi isi kelas yang membuat ku sedikit menjaga jarak dengan Alfi agar tidak terjadi kesalah pahaman antara aku dan Sari.

Alfi dengan santainya malah tetap duduk disebelahku. Aku langsung menghampiri Sari dengan wajah gelisah dan sedikit mengumpat karena Alfi.

"heheh iya sekelas lagi yap"

Sari tersenyum dan segera menaruh tasnya, aku melirik kearah Alfi.

"minggat ga!" ancamku dengan gerakan mulut, tapi Alfi malah menjulurkan lidahnya kearahku membuatku semakin kesal dibuatnya.

"kantin yu? mau curhat" ajak Sari sambil meraih tanganku.

"kuy"

Lalu kami berjalan bersama menuju kantin, aku merasa bersalah jadinya...entah mengapa jadi seperti ini ketika Sari melihatku sedang bersama Alfi.

Benar saja Sari tidak akan benar-benar ke kantin, pasti ia mengajakku keliling sekolah hanya untuk curhat.

"belum move on juga lu?"

"UDAH, YAKALI BELOM" mukanya benar-benar konyol saat mengatakan ini.

Aku pun menggodanya dengan senyuman menjengkelkan andalanku "ah masa iya?"

Sari malah mencubitku tanpa perasaan membuat aku menoyor kepalanya.

"Sakit bego sar" kataku sambil mengelus bekas cubitanya tadi.

"ya maaf, lagian lu ngomongnya gitu" katanya dengan muka cemberut "btw lu tadi sama Alfi ngapain deh?"

Aku kaget, duh sari kenapa harus nanya kaya gitu sih.. aku jadi bingung mau jawab apa. Rasanya aku seperti menjadi benalu diantara mereka yang jelas-jelas sudah tidak mempunyai hubungan lagi.

"gatau tuh mantan lu aja gaje tiba-tiba dateng"

"masa sih? tapi kayanya tadi kalian asik banget" katanya sambil melirik sinis kearahku. Aku langsung mendengus pelan dan tersenyum dengan terpaksa "SUUDZON MULU SUMPAH"

Sari langsung menutup mulutku yang baru saja mengeluarkan suara yang cukup dahsyat, aku mencoba melepaskan tanganya dari mulutku dengan cara terus-terusan berbicara.

Tapi ini ga mampu, dia malah langsung membawaku ke kekelas. Yang ternyata dikelas sudah ada Dinda yang sedang berbincang ria di meja Naila dan Paramita. Sedangkan Paramita dan Naila sedang fokus mendengarkan cerita Dinda sambil makan.

Tentu sebelum ke meja Dinda,Naila dan Paramita, Sari memintaku untuk tidak memberitahu percakapan kami tadi. Aku hanya tersenyum sambil memejamkan mata untuk menanggapinya.

Sesampainya di meja mereka, aku dan Sari dikejutkan dengan suara Dinda yang sama seperti spiker sekolah.

"DARI MANA LO BERDUA? GA NGAJAK-NGAJAK YA .... PINTER BANGET"