webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · History
Not enough ratings
240 Chs

71. Kekuatan Besar, Tanggung Jawab Besar.

Dalam udara lembab malam, Istana Galuh terlihat berkabut dari kejauhan. Dinginnya udara malam ini bisa saja menembus kulit hingga menusuk tulang. Beberapa lampu obor menyala dari setiap benteng pembatas istana yang letaknya berada di tengah kota Saunggalah. Menjelang dini hari, kota pun sudah mulai sunyi senyap. Hanya ada beberapa prajurit yang berpatroli keliling benteng.

Malam itu adalah malam pertama penugasan Jayendra sebagai seorang Senopati. Dengan pakaian kebesaran seorang perwira, Jayendra berkeliling istana sembari melihat-lihat area kerjanya nanti. Beberapa kali dia menyapa para kepala kompi prajurit mulai dari pasukan pengawal hingga pasukan jaga. Ia berjalan pelan mendekati benteng yang menaungi pintu gerbang utama.

Dalam kesendirian itu, dua orang prajurit yang kebetulan berpapasan dengannya menghentikan langkah dan membungkuk hormat. Kemudian salah satunya menyapa.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com