webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · History
Not enough ratings
240 Chs

50. Terdesak 2

Senopati bersiap mengeluarkan ajian andalannya. Dilepaskannya sabuk kain dari pinggangnya dan dijadikan semacam cambuk. "CETAAAARRR" Dicambukkanlah sabuk kain itu ke permukaan tanah sebanyak tiga kali. Seketika guncangan itu berhenti.

"Sabuk Nagapaksa?" gumam Jayendra merasa mengenal ajian yang digunakan Senopati. Diputar-putarlah sabuk itu ke udara sehingga membuat embusan angin pun berhenti. Kini tersisa hujan deras berpetir yang belum reda serta kobaran api yang belum padam. Senopati tengah bersiap hendak mencambukkan Sabuk Nagapaksa ke arah Saga. Namun hal itu disadari oleh Saga yang membuka matanya. Dia berdiri menyambut serangan dari Senopati. Cambukan sabuknya tak bisa melukai Saga bahkan tak mampu mendorongnya mundur. Direbutnya sabuk itu dengan mudah dan Saga balik mencambukkan ke arah Senopati.

"Senopati...!!! Awas...!!!" teriak Jayendra memperingatkan. Namun sabuk Nagapaksa sudah terlanjur mengenai bagian dada Sang Senopati hingga terpental jauh ke belakang dan jatuh.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com