webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#KERAJAAN
#SEJARAH
#PANGERAN

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · History
Not enough ratings
240 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#KERAJAAN
#SEJARAH
#PANGERAN

220. Bukit Penampihan Keramat

Perlahan Seruni membuka matanya, samar terlihat Jayendra yang sedang menatapnya dengan harap-harap cemas. Seruni menanggalkan senyumannya tatkala melihat keberadaan seorang pria setengah tua berpakaian serba putih sedang menatapnya juga. Pria itu berdiri di belakang Jayendra.

Kini Jayendra sedikit lega karena wanita yang sangat dia kagumi itu sudah siuman. "Akhirnya kamu bangun juga Seruni..., Aku ketakutan setengah mati menunggu kamu membuka mata."

"Siapa orang itu Kakang?" tanya Seruni dengan nada bicaranya yang lemah.

"Dia Paman Sunda Manda. Dia lah yang mengobati kamu. Dia juga pemilik rumah ini."

"Kenapa aku di sini? Apa yang terjadi?"

"Kamu pingsan karena kepala mu terbentur batu. Maka aku bawa kamu ke sini untuk diobati."

Seruni tersenyum kembali ketika secara sadar melihat Jayendra yang sedang menggenggam tangannya.