webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · History
Not enough ratings
240 Chs

191. Ksatria Senja

Purna memanggil dua orang rekannya yang lain, "Kalain tolong siapkan tandu, anak ini membutuhkannya...!"

Selagi mereka mempersiapkan diri, pasukan patroli baru berada sejauh dua kilometer lagi untuk sampai ke tempat itu. Jalan yang mereka lalui itu mengandung banyak bebatuan besar sehingga salah-salah kaki kuda melangkah bisa terkilir. Sehingga mereka memutuskan untuk berjalan pelas saja. Dalam jalannya yang pelan lagi hati-hati itu, Seruni memutuskan untuk berada di barisan tengah membaur dengan prajurit lain karena di barisan depan, dia merasa risih dengan sang senopati yang terus-terusan mencuri-curi pandang terhadapnya.

Jayendra dengan senopati Citra yang berada di barisan terdepan sesekali mengobrol santai sambil mengendarai kudanya yang berjalan sedikit-sedikit.

"Kau berasal dari mana, Jayendra?" tanya Senopati basa-basi.

"Dari perguruan Wana Wira di galunggung, Gusti."

"Iya aku tahu itu. maksudku kau besar di mana?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com