webnovel

Bagian 1

Eva Riska Putri atau sering di panggil Eva adalah sesok gadis lembut dan cantik tanpa make-upnya serta mempunyai karakter yang humble, ramah juga ceria membuat banyak orang suka dan nyaman secara bersamaan bila berteman dengannya.

Namun siapa sangka di balik karakternya terdapat luka mendalam yang di torehkan langsung dari pernikahan orang tua nya.

Ketika pagi menjelang, Eva terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Hoooooaaammmm" Eva menguap lebar dan merentangkan tangan juga mengerakkan pinggangnya ke kiri , ke kana untuk merenggangkan otot-ototnya yang kaku kemudian Eva mengernyitkan dahinya dia berpikir sambil berbicara dalam hati

"Tumben rumah sepi sunyi gini, tentram banget rasanya kalau kayak gini ,tapi aku yakin bentar lagi ke sunyian ini bakal berakhir"

Tak lama kemudian terdengar suara benda pecah atau barang yang berjatuhan.

"Apa maksudnya ini pa??" terdengar suara mama di luar kamar Eva.

"Pagi-pagi gini ada perempuan telfon ke phonsel kamu?" cerca mama

"gak ada kerjaan apa telfon- telfon suami orang" lanjut mama menggebu-gebu.

"Apaan sihh ma.. pagi- pagi udah teriak- teriak, berisik tahu gak?" timpal papa

"Jawab dulu pertanyaan aku pa ?, jangan mengalihkan pembicaraan kamu pa !! , atau jangan- jangan itu selingkuhan kamu??" suara mama terdengar sengit.

"Jangan asal bicara kamu ma. itu cuma. klien.aku" marah papa dengan menekan kan kata cuma klien.

" Jangan kamu kira cuma kamu aja yang bisa ngerusakin barang aku juga bisa ma " geram papa eva di lanjut dengan suara barang berjatuhan di sambut suara pintu yang di banting keras.

" Pa...pa..papa .....jangan kabur kamu, mama belum selesai bicara" terdengar suara kaki mami yang berlari mengejar papa.

Setelah itu rumah Eva sunyi kembali, dia pun memejamkan mata sebentar kemudian membukanya kembali.

"Tuhkan apa ku bilang kesunyian ini hanya sebentar" lirihnya.

"Hufttt " Eva menghembuskan nafasnya dengan lelah kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya dan membuka tirai yang ada di jendela kamarnya mirisnya dia melihat pemandangan di sebrang rumahnya dengan perasaan yang hampa, di sana dia melihat sebuah keluarga yang bahagia di mana sang anak yang bergelanyut manja di lengan sang ayah di sisinya terdapat sang ibu yang membawa tas kerja kantor sang ayah untuk mengantar sang ayah berangkat kerja , sesampainya di mobil sang ayahmenjulurkan tangan kanannya kepada sang ibu dan di sambut sang ibu dengang mengecup kan pungung tangan sang ayah di lanjut sang ayah mengecup kening sang ibu dan sang anak bergantian setelahnya sang ayah masuk ke mobil dan melajukan mobilnya dengan melambaikan tangannya.

Pemandangan yang simple tapi bisa membuat Eva iri dan sakit.

"Kapan mama dan papa Eva seperti itu tuhan ?? , aku juga ingin bermanja dan mengadu keluh kesah ku pada mereka " harapnya sedih

" Bukan kah harta yang paling berharga adalah keluarga, tapi jika keluarga yang seperti ini apakah masih bisa di sebut harta yang paling berharga ? " tanya Eva dengan lirih.

"Jika memang papa dan mama sudah tidak bahagia dalam pernikahan ini kenapa tidah berpisah aja kalau mereka berdalih ingin memikirkan ku, maka mereka salah ! , ini malah membuat aku tersiksa lagian aku juga sudah dewesa untuk mengerti akan kata perpisahan " renungnya.

Setelah sadar dari pemikirannya barusan Eva menepis pemikiran konyolnya tersebut.

"Apa yang kamu pikirkan Eva " sambil memukul kepalanya dengan ke dua tangannya berulang- ulang dengan pelan.

" Aisshhh bodo' lah itu bukan urusan ku itu urusan mereka ngapain aku perduli mereka aja gak perduli sama aku yang notaben nya anak mereka sendiri".

Kemudian Eva megepalkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas dada sebeleh kiri sambil berkata

" terus tanam kan dalam diri kamu dan hati kamu bahwa tidak ada pernikahan dalam hidupnya ".

Setelahnya Eva masuk ke kamar mandi dengan bersenandung ceria seolah- olah pertengkaran di pagi hari ini hanya angin lalu saja.

Setelah mandi dan rapi Eva mematut dirinya di kaca ingin melihat apa masih ada yang kurang dalam tampilannya.

"Rambut rapi , baju ini di paduin dengan jeans panjang ini cocok, sling bagnya juga oke.

Apa lagi yang kurang ya ?? pikir Eva dengan meletakkan jari telunjuknya di dagu.

"Ahhh wajah ku mungkin ada yang kurang , tapi enggak ada yang kurang kok wajah ku cantik pakek banget malah hehehe" , tiba-tiba Eva menepuk keningnya dengan kuat.

" Aduhh sakit kening ku " ringis Eva

" Aku belum telfhon ke temen- teman kalau mau ngajak kumpul" Eva dengan segera mengambil phonselnya di dalam sling bagnya dengan cepat Eva mencari nama kontak Citra setelah ketemu Eva langsung menghubungi Citra.

"Cit kumpul di cafe e'den yuks, ajak Indah sama Rita juga biar rame, aku on the way sekarang see you , mmmmuuuaaccchhh".

Eva memutuskan telfhonnya tanpa menunggu jawaban dari Citra sambil cekikikan sendiri.

Eva keluar rumah dengan tengan dan terlihat bahagia tanpa memikirkan apa yang telah terjadi tadi pagi.

Setibanya Eva di cafe e'den dia mencari tempat yang nyaman buat nongkrong bersama teman- temanya nanti, akhirnya menjatuhkan tempat duduknya di rooftop .

Eva pun duduk bersandar di kursi sambil menikmati angin yang semilir Eva memejamkan ke dua matanya dengan nyaman.

Tak lama kemudian Citra dan Indah tiba di cafe mereka mencari Eva tapi tak menemukan Eva di sini setelah bertanya pada pelayan di mana Eva berada mereka pun menuju ke tempat Eva .

Setelah di tempat Eva mereka melirik satu sama lain untuk berjalan pelan- pelan dan

"Dooorr " serempak mereka

" Hayo kamu ngapain va mejem- mejem gitu , bayangin yang ehem- ehem ya" tuduh Citra.

"Apaan sih gak jelas" kata Eva .

" Heh aku masih kesel ya sama kamu tahu Va " tunjuk Citra dengan gemas terhadap Eva.

" telfon belum di jawab main tutup aja mana pakek acara kiss bye segala lagi , jijik tahu" citra mengeluar kan ekspresi jijiknya .

"udah ngomong" ucap Eva

"tuhhh kan Eva buat aku gemesss" greget Citra.

Indah yang melihat hanya geleng- geleng kepala sambil cekikikan , Indah ini sahabat Eva yang paling normal di antara Citra dan Rita.

Tiba- tiba terdengar suara hentakan kaki

" sebel- sebel kalian ninggalin aku udah bad mood makin bad mood" rita tiba dengan mencebik kan bibirnya.

" lah lah lah kenapa ini anak" tunjuk Indah ke Rita.

" Citra sama Indah ninggalin Rita gitu aja susah tahu cari parkirannya" kesal Rita.

" lohh bukannya tadi kamu udah ketemu tempat parkir ya" bingung Citra.

" iya tapi tiba- tiba ada orang yang main serobot aja parkirannya , ganteng sih cowok yang srobot tadi tapi ke lakuannya gak ganteng karna gak mau ngalah sama cewek" sebel Rita.

" nanti kalau aku nikah gak mau cari cowok yang modelan kayak begitu , titik gak pakek koma ,"

keadaan pun hening seketika dan menjadi canggung.

Citra berdehem untuk menghilangkan ke canggungan ini.

" udah sini duduk dulu Rita" perintah Indah dengan memecah kan keheningan ini , Rita pun akhirnya duduk di sebelah Indah setelahnya hening kembali.

Rita hanya mengerjap kan matanya melihat temennya pada diam semua dia mulai ke bingungan.

" kok pada diam sihhh " tanya Rita.

" kamu sadar gak Rita apa yang kamu katankan barusan " kata Citra.

" emang ada yang salah sama kata- kata ku tadi " tanya Rita.

"ini anak bikin gemes aja, coba inget-inget omongan apa yang bisa buat kita diem" greget Citra.

Setelah berpikir beberapa menit akhirnya Rita menemukan kata- katanya yang salah.

" Opppsss Rita tadi ngomongin nikah ya.. Rita lupa kalau Eva gak suka kata nikah , ma'af ya Va " ungkap Rita merasa bersalah.

Eva hanya bisa diem saja , Indah memegang tangan eva dengan lembut.

" Va kamu harus belajar dengar yang namanya nikah, kita ini semua ini bakal nikah va " nasehat Indah

"Kalian tahu kan pernikahan orang tua ku kayak gimana itu yang bikin aku takut bahasnya " akhirnya Eva pun bersuara.

" Kamu harus tahu Va gak semua pernikahan kayak orang tua kamu di luaran sana banyak orang nikah bahagia kok " timpal Citra .

" iya aku tahu kok aku juga udah mulai coba untuk belajar ngilangin ke takutan ku akan pernikahan tapi aku gak bisa ngilangin sendiri aki butuh kalian juaga , jadi, tolooong banget bantu aku ya teman- teman.

Citra dan Rita ikut menggenggam tangan eva dengan erat.

"pasti Va gak usah kamu minta pun kita bakal bantuin kok" ucap Indah.

Rita dan Citra menganguk dengan pasti.

" karna kita best friend forever" kata mereka serempak setelah itu mereka berpelukan dan tertawa bersama.