webnovel

#Tanda Tangan

Chapter (12)

...

"Aduhh... kenapa aku ini?" Ujar Andin dalam hati nya, merasa bingung dengan diri nya.

"Ada apa, kenapa malah diam saja?!" Seru Dipta, yang bertanya lagi.

"Ah tidak.. tidak apa - apa!" Jawab Andin yang terkejut.

Lalu Dipta berdiri, dan mendekat ke Andin. "Bagaimana, sudah selesai di baca surat kontrak nya?" Seru Dipta yang bertanya.

"Ah.. su, sudah...!" Jawab Andin gugup.

"Lalu..." Dipta menunggu jawaban.

"Emm ini.. Ya, aku terima, tapi aku boleh ada syarat juga kan?" Jawab Andin yang memberitahu, dan bertanya.

"Syarat apa?" Jawab Dipta, penasaran.

"Syarat untuk ku..!" Jawab Andin dengan tegas.

"Oke, boleh.. Silahkan beritahu syarat nya, 3 saja! Cukup?" Jawab Dipta yang mengijin kan, lalu bertanya dan memberikan 3 keinginan nya.

"Tiga saja..!" Seru Andin.

"Ya, apa masih kurang?" Jawab Dipta, dan bertanya.

"Kamu memberiku selembar kertas penuh, tapi aku hanya boleh memberi 3 syarat pada mu, apa itu adil?!" Seru Andin demikian, merasa kalau diri nya sedang di tindas.

"Kata nya kamu mau membalas budi, ya hanya itu syarat yang ku minta pada mu, tidak lebih!" Jawab Dipta dengan santai, sambil kembali duduk di bangku.

"Hmm ya, oke.." Jawab Andin yang setuju.

"Lalu.. apa saja syarat mu, beritahu!" Seru Dipta, dan bertanya dengan serius.

"Oke.. Aku mulai dari yang pertama!" Jawab Andin yang akan memulai memberitahu Dipta.

"Ya.. Apa yang pertama?" Dipta bertanya.

"Yang pertama.. Aku mau setelah kita menikah nanti kita tidak boleh tidur dalam 1 kamar!" Jawab Andin memberitahu syarat yang pertama.

"Hmm, kalau itu aku tidak yakin!" Jawab Dipta dengan raut wajah yang meragukan.

"Kamu..." Jerit Andin.

"Ya aku tidak yakin untuk itu, bagaimana kalau saat kita lagi di rumah orang tua ku, terus kita tidur berbeda kamar, apa kata orang tua ku nanti? Bukan nya aku sudah tulis di poin pertama!" Jawab Dipta, dan mencoba mengingat kan Andin.

"Hah, poin pertama.. (Andin lalu membaca nya ulang) Nomor satu, hubungan kontrak ini hanya boleh kita berdua saja yang tahu, dan tidak boleh ada pihak ke 3 atau ke 4 dan seterus nya yang sampai mengetahui hubungan kontrak ini!" Kata Andin yang sambil membaca isi dari poin nomor 1 di lembar kertas yang di pegang nya itu.

Dipta yang mendengar nya hanya tersenyum, namun senyuman nya kali ini terlihat menakut kan.

"Hmm oke lah.. Kalau begitu boleh 1 kamar, tapi tidak satu ranjang!" Seru Andin yang mengganti syarat pertama nya.

"Tapi nanti... (Ujar Dipta yang tiba - tiba terhenti).

"Tidak ada tapi! Itu harus...!" Jawab Andin tegas, yang memotong ucapan Dipta, sambil menatap ke arah Dipta.

"Ya ya.. oke, aku mengerti." Jawab Dipta yang pasrah. Namun wajah nya terlihat meragukan.

"Bagus..." Jawab Andin.

"Lalu yang ke dua?" Ujar Dipta yang bertanya lagi.

"Hmm, yang ke dua.. (Andin masih berpikir) Yang ke dua kamu tidak boleh sembarangan menyentuh bagian tubuh ku, apalagi melebihi itu!" Jawab Andin yang memberitahu syarat ke dua nya.

"Hmm, oke...!" Jawab Dipta yang langsung setuju, dengan senyum yang sinis.

"Aku ragu pada nya!" Pikir Andin, berkata dalam hati nya.

"Lanjut yang terakhir..!" Seru Dipta bertanya lagi.

"Yang ketiga.. (Andin berpikir lagi) Ini, aku mau kalau aku juga harus punya waktu luang, maksud ku waktu untuk diri ku sendiri, dan tidak terus - terusan selalu berada di dekat diri mu, atau terus dalam pantauan mu!" Jawab Andin yang memberitahu kan syarat yang terkahir nya.

"Hmm, kenapa..?" Dipta yang bergumam, lalu bertanya dengan serius.

"Ya karena itu harus, aku juga butuh waktu untuk menenangkan diri ku sendiri dong!" Jawab Andin dengan tegas sembari menatap mata Dipta.

"Memang nya kamu banyak pikiran?" Seru Dipta yang bertanya demikian.

"Apa maksud nya bertanya seperti itu? Sudah lah!" Pikir Andin yang berkata dalam hati merasa bingung dengan pertanyaan Dipta. "Hemm ya...!" Jawab Andin dengan singkat.

"Ya, oke.. Akan aku turuti 3 permintaan mu itu. Tapi kamu juga tidak boleh melanggar apa yang ada dalam kontrak tertulis itu!" Jawab Dipta yang setuju, dan juga mengingat kan Andin.

"Baik.. Lalu berapa lama kontrak kita berjalan?" Seru Andin, dan bertanya.

Dipta lalu berpikir sejenak. "Tiga tahun!" Jawab Dipta yang memberitahu degan serius.

"Apa tiga tahun..?" Ujar Andin yang terkejut.

"Ya, kenapa? Apa ada masalah?" Jawab Dipta, dan bertanya balik.

"Ah.. itu.. Itu lama sekali!" Jawab Andin yang merasa keberatan.

"Lalu kamu mau berapa tahun?" Ujar Dipta, dan bertanya dengan serius.

Andin pun mulai berpikir - pikir sejenak. "Kira - kira berapa tahun ya, 3 tahun itu waktu yang lama!" Pikir Andin yang berkata dalam hati nya, merasa bingung.

"Gimana? Setuju 3 tahun..?" Seru Dipta yang bertanya lagi.

"Tidak, tidak..!" Jawab Andin dengan cepat.

"Oke, lalu berapa mau mu?" Ujar Dipta, dan bertanya.

"Hmm, satu tahun!" Jawab Andin dengan yakin.

"Oke, deal..!" Jawab Dipta yang langsung setuju dengan permintaan Andin.

"Hah, cepat sekali menerima nya!" Pikir Andin berkata dalam hati nya, merasa terkejut.

"Oke, kalau begitu sekarang kamu cepat tanda tangani kertas itu!" Seru Dipta yang menyuruh Andin untuk tanda tangan.

"Ah.. baik!" Jawab Andin yang langsung menurut.

Lalu Dipta memberitahu Andin di mana tempat yang harus dia tanda tangani, setelah itu Andin langsung menandatangani nya.

"Dengan begini kamu tidak bisa lari lagi dari ku!" Ujar Dipta yang berkata dalam hati nya sambil memandang ke wajah Andin yang sedang serius. Lalu Dipta pun tersenyum senang.

"Ini...." Andin memberikan kertas kontrak itu pada Dipta.

"Oh, sudah selesai?" Ujar Dipta bertanya, sambil tangan kanan nya menerima surat itu.

"Sudah..." Jawab Andin dengan yakin.

"Hmm, bagus..." Ujar Dipta sambil melihat kertas kontrak itu.

Andin hanya terdiam, dan Dipta memasuka kertas itu ke tempat nya lagi, untuk dia simpan.

"Jadi, besok setelah kamu sembuh dan keluar dari rumah sakit ini kita bisa memperlangsung kan pernikahan kita!" Tegas Dipta yang memberitahu Andin demikian.

"Hah, cepat sekali!" Jawab Andin yang terkejut, seolah tidak percaya.

"Kenapa harus lama - lama? Bukan kah kamu mau membalaskan budi mu pada ku?" Jawab Dipta dengan sombong.

"Hmmm..." Jawab Andin yang hanya bergumam, sambil menundukan kepala nya.

Dipta terpana, dan menelan ludah nya seketika melihat ekspresi Andin yang seperti itu.

**Bersambung .....

#Jangan Lupa Beri Gift Jika Kalian Suka! Juga Batu Kuasa/Power Stone Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian yaa.. Makasih😉

Next chapter