webnovel

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama [Free Sample]

♡ HOT, SWEET, AND DANGEROUS LOVE STORY! ♡ ⚠️ PERINGATAN! Ini adalah bab sampel, kalian bisa intip-intip dulu isinya beberapa bab. Kalau penasaran ingin lanjut baca, bisa cari di lapak sebelah, ya, guys! Di platfom/aplikasiyang berlogo Unicorn dan Mermaid, lalu cari dipencarian: "Nikah Kontrak Dengan Cinta Pertama" Di sana, insyaAllah update setiap hari, kecuali ada halangan. Atau kalian bisa cek di Facebook saya aplikasinya kalau tidak tahu: "Natsumi Hikaru" InsyaAllah, kalian pasti suka dan ngakak meski ada sedih-sedihnya. Perlahan level kebucinannya akan meningkat di setiap bab, meski konfliknya bikin naik darah. Nyesel kalau nggak baca! Hahaha! xD BUKTIKAN SENDIRI! ;) Yup, Pake koinlah bacanya. Udah kontrak soalnya. Hehehe. Lucu dan seru, loh! Nyesel kalau nggak baca! Pemez dan sangat disukai di aplikasi sebelah!!! Note: Sudah ada 90 bab per tanggal 20 Juni 2020 di aplikasi yg dikontrakkan. Update harian, kecuali halangan. Cerita yang dikemas dengan level Shoujo dan Smut komik Jepang! Pilih cowok favoritmu dan gabung dengan Tim sesama pendukung di kolom komentar! Tim Zaflan! Tim Arya! Tim Lee! Siapakah yang akan bersama dengan Amalia Rasyid??? ----------------- Untuk keperluan alur cerita, dalam novel ini akan berisi deskripsi tentang percintaan dewasa, kekerasan, rokok, pakaian minim, konsumsi minuman keras, kata-kata kasar, dll. Bagi pembaca di bawah umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut, tidak dianjurkan untuk membaca. ⛔⛔⛔ Adek-adek yang masih DI BAWAH UMUR, tolong cari bacaan yang lain, ya, sesuai umur! Banyak novel yang bagus dan aman di platform ini. :) Awas kalo langgar, Kak Nat jitek onlen nanti, ya! ( ՞ਊ՞) ___________________ Sinopsis: Ketika Amalia Rasyid mengirimkan dokumen untuk bosnya ke sebuah hotel mewah, ia tidak sengaja melihat pacarnya berselingkuh dengan rekan kerjanya. Patah hati dan putus asa, Lia menolak untuk melangkah ke dunia luar, sampai sahabatnya, Uma, membujuknya untuk menghadiri Reuni SMA sebagai pelipur lara.   Dalam reuni itu, Lia mengira vodka sebagai air minum. Kemudian, pada pagi hari ia mendapati dirinya di ranjang yang sama dengan pria yang dulu dicintainya, Lee! Keluarga dan teman-teman Lee, beserta beberapa karyawan hotel menangkap mereka dalam posisi yang canggung ketika JAV (video porno Jepang) sedang bermain di layar TV raksasa.   Meskipun itu hanya sebuah kesalahpahaman, tidak ada yang mempercayai mereka!   Karena Lee adalah CEO yang sukses, skandal merupakan hal yang buruk untuk bisnis. Di bawah tekanan dan tidak berdaya, Lia setuju saja untuk menjadi istri palsu CEO tampan dan dingin itu untuk menjaga kehormatan Keluarga Lee dengan tujuan menghindari rumor.   Banyak hal terjadi dalam pernikahan mereka, Lia akhirnya menyadari bahwa ia masih memiliki perasaan untuk Lee. Tapi, saingan tiba-tiba muncul dan berusaha mencuri suaminya! Lia harus memastikan suaminya jatuh cinta padanya sebelum masa kontrak pernikahannya berakhir, atau dia akan kembali berakhir dengan patah hati! Dan kali ini, itu bisa membunuh hatinya selamanya.... Sanggupkah Lia memenangkan hati sang suami? Ataukah ia akan berakhir menyedihkan dengan perceraian meski mendapat uang milyaran sebagai kompensasinya? ■ CERITA INI ADALAH FIKSI, TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ORANG, KELOMPOK, TEMPAT, MAUPUN PERISTIWA YANG SEBENARNYA ■

NatsuHika · Urban
Not enough ratings
21 Chs

Vol 1 - Bab 6 Ancaman dan Tekad Seorang Jena

"TENTU SAJA! Mereka ini sudah membuat keributan dari tadi! Kami tidak takut dengan ancaman kalian! Kami punya CCTV di sini! Bukti apa yang kalian miliki?"

Jena yang sedari tadi diam-diam menikmati pertengkaran seru itu, berdiri dengan tampang memelas penuh iba.

"TUNGGU!" pekik Jena.

"Apa lagi ini?" sang manajer segera menutup wajahnya dengan jari-jari mengintip sedikit ketika mukanya dipalingkan ke arah Jena.

"Zaflan tidak bersalah! Aku juga begitu! Ini perbuatan atas kehendak kami berdua! Kalian tidak bisa melaporkan kami! Secara hukum, Zaflan bukanlah milik siapa-siapa! Dia bebas mau tidur dengan siapa pun! Mereka hanya berpacaran! Perempuan itu tidak punya hak apa-apa melarang Zaflan tidur dengan siapa pun! Begitu pula kalian! Lagi pula kamar ini dipesan oleh salah satu brand kosmetik ternama nomor satu di dunia! Jika kabar ini sampai menyebar keluar, kalian pasti akan mencoreng nama baik dan reputasi hotel ini. Layanan kalian pasti akan dicap tidak profesioanl dan rendahan! Pikirkan baik-baik sebelum memanggil keamanan dan melakukan kesalahan fatal!"

Manajer tersebut seperti tersambar petir di siang bolong.

Memang benar hotel mereka sedang menerima tamu-tamu spesial untuk Gala Dinner malam ini, dan salah satunya dari pihak perusahaan kosmetik ternama dunia dari Amerika. Namun, ia tak menyangka bahwa mereka berdua menyalahgunakan layanan perusahaan itu dengan cara memalukan.

"Kalian‒! Kalian‒!" sang manajer kehabisan kata-kata. Pandangan matanya silih berganti menatap bellboy, Zaflan, dan Jena. Kebingungan entah harus berbuat apa.

"Pak Ardi?" tegur bellboy takut-takut.

Sang manajer menelan ludah berat, menggeleng cepat dan berkata dengan nada putus asa,

"TERSERAH KALIAN SAJA! CEPAT BERESKAN MASALAH KALIAN DAN PERGI DARI SINI BESOK PAGI! KALIAN BERTIGA DI-BLACK LIST DARI HOTEL INI SELAMANYA!"

Raut wajah Zaflan mengeras, kedua tangannya memeluk Lia dengan kuat yang masih menangis dalam diam. Terlihat jelas Lia sudah tak peduli dengan keadaan sekitarnya dan hanya tenggelam dalam kesedihannya semata.

Bellboy yang salah tingkah itu mengikuti manajernya yang kini uring-uringan sendiri, mengomel masalah tamu yang diperketat dan beberapa peraturan hotel yang harus diubah mengikuti perkembangan zaman.

"Aku...." Jena hendak beringsut maju mendekati Zaflan, tapi lelaki itu menggeleng cepat.

"Terima kasih atas bantuan besarmu hari ini, tanpamu aku mungkin akan terlihat seperti orang tolol di sana. Maaf karena sudah merenggut keperawananmu dan melibatkanmu dalam masalah ini. Aku tak tahu harus bagaimana mengucapkan rasa terima kasihku. Aku benar-benar berhutang budi padamu. Tapi, kita berdua tahu, ini terjadi karena terpaksa."

"Zaflan..." Jena terdengar sedih, wajahnya tampak terluka seolah diperlukan tissue sekali pakai.

"Aku tak bisa mengembalikan keperawananmu yang sudah ternoda. Aku sungguh menyesal. Dan aku lebih menyesal lagi harus mengatakan kalau kita sebaiknya tak pernah bertemu lagi. Aku hanya mencinta Lia. Hanya Lia yang ada dalam daftar masa depanku. Apa yang kita lakukan tadi, bahkan tak bisa disebut cinta satu malam."

"Aku tahu. Aku paham, Zaflan..." kedua bahu Jena merosot, keningnya bertaut sedih.

"Maafkan aku... Aku memang berengs*k, Jena. Carilah pria yang lebih baik dariku."

"Boleh aku tanya satu hal?"

Zaflan tak segera menjawabnya, ia diam memandang Jena penuh kewaspadaan tinggi.

"Aku tidak akan menyulitkanmu ke depannya. Aku hanya ingin bertanya, apa ini pertama kalinya

bagimu? Melakukan ini bersama seorang perempuan?" jantung Jena berdetak kencang menanyakan hal itu.

Zaflan lagi-lagi tak segera menjawabnya, ia memandang sedih dengan sorot mata penuh penyesalan dan rasa bersalah pada Lia yang kini seperti orang pesakitan dengan tatapan hampa dalam rengkuhannya.

"Zaflan...?"

"Iya. Ini pertama kalinya bagiku, sama sepertimu. Itu sebabnya aku tak bisa menahan efek obat itu sebelumnya."

"Begitu..." Jena tersenyum lemah.

"Aku benar-benar minta maaf sebesar-besarnya karena sudah memanfaatkan tubuhmu demi keegoisanku sendiri. Kau pasti merasa tidak nyaman melakukannya dengan pria yang terus menyebut nama perempuan lain alih-alih namamu."

Jena menggeleng lemah.

"Jangan berkata begitu. Kau tahu aku menyukaimu dan tulus ingin membantumu. Aku tidak menyesal melakukannya denganmu, Zaflan."

Zaflan memeluk erat tubuh Lia ketika mendengar pengakuan blak-blakan itu.

"Aku tidak tahu kau adalah teman kerja Lia selama ini. Kenapa kau tak pernah mengatakannya?" Zaflan menatapnya dengan mata menyipit curiga.

"Aku-aku tidak tahu kalau kalian pacaran!" sanggahnya cepat.

"Benarkah itu?"

"Sungguh!" ujar Jena berbohong, dalam hati ia bersorak gembira mengetahui dialah wanita pertama untuk lelaki itu yang telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama sampai tak bisa tidur berhari-hari.

"Baiklah. Aku percaya padamu, Jena. Perempuan baik yang suka menolong anak-anak, tak mungkin berbuat jahat, kan?"

Deg!

Jantung Jena serasa berhenti berdetak melihat senyuman tulus Zaflan yang disertai pujian membanggakan itu. Walaupun rasa bersalah sempat menyerang hatinya sesaat, ia kembali pada kekerasan hatinya yang bertekad untuk merebut lelaki itu dari tangan Lia bagaimana pun caranya!

"Bicaraku tadi terlalu kasar pada penolong hidupku. Maaf. Aku harap bisa membantumu dengan hal yang setimpal meski aku tahu keperawanan hanya bisa dimiliki sekali seumur hidup. Beritahu aku jika kau mendapat masalah pelik. Mungkin aku bisa membayar hutang budiku yang tak senilai pengorbananmu malam ini," mata Zaflan berubah sedih.

"Tidak! Jangan bicara begitu! Ini adalah sama-sama pengalaman pertama kita. Aku menganggapnya istimewa. Kau tak memiliki hutang budi apa pun padaku. Izinkan aku berteman saja denganmu. Apakah boleh?"

"Maaf, Jena. Kau sudah tahu itu mustahil, kan? Sudah cukup perbuatanku ini menyakiti Lia."

"Aku tahu. Maafkan aku... Aku hanya berusah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Benar-benar pikiran buruk dan picik..." Jena duduk terpuruk ke lantai.

"Jangan bersikap begini. Kau hanya akan menambah beban di hatiku. Aku mungkin seharusnya tak menerima bantuanmu tadi."

"TIDAK!" pekiknya cepat. "Jika kau berkata demikian. Kau sama saja tidak menghargai pengorbananku, Zaflan! Dan, lagi! Aku yang mengajakmu ke Gala Dinner ini! Ini salahku! Tanggung jawabku! Biar aku yang menanggung semuanya!"

"Meski kau berkata begitu, kita tahu bahwa itu hanya separuh benar, kan? Kau sudah membantuku memenangkan proyek penting, dan aku hanya membalas kebaikanmu dengan menemanimu ke acara itu. Apa yang terjadi selanjutnya hanyalah kecelakaan. Takdir buruk yang mengikat kita pada kejadian yang tak seharusnya terjadi."

"Zaflan..." Jena menatap nanar pada lelaki itu, berharap segala perkataannya hanyalah candaan semata.

"Aku akan segera memesan kamar lain. Kau pasti lelah, istirahatlah." Zaflan meletakkan Lia dengan hati-hati di kursi panjang dan menghubungi layanan kamar.

Jena yang melihat perlakuan Zaflan pada Lia layaknya pasangan romantis Romeo dan Juliet di matanya, kini merasakan kecemburuan dahsyat di dadanya. Ia masih bisa tahan lelaki itu menyebut nama Lia sepanjang mereka bercinta dan menjadi media pelampiasan nafsunya, tapi melihat secara langsung seluruh perhatian lelaki itu pada perempuan yang dianggapnya sok suci, sok baik, dan naif membuat hatinya terbakar hebat.

Zaflan harus menjadi miliknya! Harus!

Jena memicingkan kedua matanya, ekspresinya mengeras.

Kecantikan bak bidadari dan ketidak-berdayaan yang semula ada di wajah Jena telah sirna tergantikan oleh rasa dengki, iri, dan kecemburuan yang memuncak. Semua perasaan negatif itu melahap habis setiap inci dan setitik kebaikan dari dirinya.

Detik ini, perempuan itu telah memutuskan akan menjadi orang paling jahat demi merebut perhatian sang pujaan hati. Tak peduli apa pun dan siapa pun! Segala cara akan ia tempuh bagaimana pun juga demi memenuhi ambisi cintanya!

***

Terima kasih telah membaca! :)

NatsuHikacreators' thoughts