webnovel

Kau kan istriku.

" Baiklah" kata Kasih sedikit galau, karna mendengar pernikahan ini tak bisa di batalkan. Karna sepertinya kakek tak mengizinkannya.

.......

Esok harinya Randi telah membawa Kasih untuk pindah ke rumah mereka, mulai hari ini, mereka akan tinggal berdua saja tanpa kakek dan Randa. Liburan Kasih masih tinggal seminggu lebih lagi, dan tahun ajaran baru ini dia akan duduk di kelas XII, kelas terakhir di SMA ini, tapi dia sedikit khawatir jika tema -teman dan gurunya tau kalau dia sudah menikah, bisa-bisa sekolahnya bermasalah.

Hari ini mereka bersih-bersih rumah, dibantu oleh Randa dan beberapa orang pembantu yang memang diminta kakek untuk menjaga rumah itu agar tetap terawat selama belum ada yang menghuni.

Pembantu itu biasanya datang pagi hari

dan kembali pada malam harinya, karna mereka tinggal di sekitar daerah itu.

Setelah malam menjelang, mereka hanya tinggal berdua, kasih sempat berharap agar Randa tinggal juga bersama mereka, tapi Randa ingin agar Kakaknya bisa lebih dekat dengan adek sepersusuannya ini.

Setelah makan malam, Kasih tak menonton acara kesukaannya, karna dia terlalu takut hanya berduaan dengan Randi, jadi dia memutuskan untuk mengunci dirinya di kamarnya meskipun matanya belum mengantuk.

Randi mengetuk pintu kamar Kasih agar gadis itu keluar, dia ingin mengobrol dengan gadis itu, agar gadis itu tidak terlalu canggung padanya.

Akhirnya, Kasih keluar juga.

"Kamu tidak menonton acara kesukaanmu? " Tanya Randi mencari bahan pembicaraan.

Jujur.. dia tidak terlalu bisa mencari bahan pembicaraan, karna sikap cueknya selama ini sehingga membuat dia agak sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.

"Iya.. " Jawab Kasih singkat dan langsung keluar .

Dia langsung duduk di depan televisi, berselonjor di Kasur santai itu.

Randi hanya memperhatikan dari jauh, jika dia terlalu dekat dia takut kasih akan kabur.

" Mas Randi nggak suka sama filmnya? " Tanya kasih ketika melihat Randi yang duduk jauh di belakang.

"Apa cerita nya menarik? " Tanya Randi, dia mulai duduk mendekat.

" Iya.. " Jawab Kasih, kemudian menceritakan kisah film itu. Randi tak tau apa yang di katakan Kasih, dia hanya tersenyum dan fokus memandang wajah imut itu yang dengan semangat menceritakan film yang di tontonnya.

" Bagus kan? " Kata kasih tiba-tiba dan membuat dia tersadar.

"Iya.. Bagus" Jawabnya sambil mengucek rambut Kasih. Kasih sedikit malu karna perlakuan Randi itu. lalu dia kembali fokus menonton acaranya.

Randi pergi ke kamarnya untuk mengambil batal agar mereka bisa lebih santai menonton TV itu dan memberikan pada kasih. Kasih sedikit takut jika di akan tertidur lagi. dan Randi akan tidur di sebelahnya lagi.

Melihat kasih yang sedikit Ragu Randi berkata.

" Kenapa gak tiduran? " Tanya nya.

"Hehe.. " Jawabnya singkat.

"Kau takut ketiduran lagi? trus aku tidur di sampingmu? apa salahnya? " Katanya cuek.

Mendengar itu Kasih sedikit merinding.

"Baiklah jika kau tak mau tidur" Kata Randi sambil berdiri, kemudian dia duduk ngangkang di belakang Kasih,sehingga gadis itu berada di depannya dan memeluk gadis itu dari belakang. Kasih kaget dan hampir berdiri, tapi Randi memeluknya lebih erat.

"Udah... santai saja, gak ada yang liat, lagi pula kau kan istriku" Kata Randi.

Sebenar nya dia mengumpulkan seluruh keberaniaanya untuk berbuat sedemikian rupa.

Kasih terpaksa diam, dia takut kalau dia menolaknya maka Randi akan bertindak lebih lagi.

Randi menyandarkan badan Kasih ke dadanya, dan dia bersandar pada kursi sofa yang ada di belakangnya. tangannya sekali-kali mengusap kepala kasih dengan lembut. Terus terang, lama kelamaan, kasih merasa nyaman dalam pelukan Randi. Dan ranpa sadar gadis itu tertidur lelap, bahkan dia tak tak tau kalau Randi menggendongnya ke kamarnya dan mendaratkan ciumannya di kening gadis itu, lalu menyelimutinya.

.....

Pagi itu, Randi sudah mulai bekerja, Kakek akan memperkenalkannya pada kariawan-kariawan perusahaan ayahnya dulu, sebagai pimpinan perusahaa mereka yang baru, sehingga kakek bisa fokus pada perusahaannya.

Karna Kasih tau kalau Randi akan masuk kerja hari ini, dia bangun subuh-subuh sekali untuk membuatkan sarapan meskipun dia tak sekolah. Kasih memang telah terbiasa melakukan hal ini, karna dia selalu melihat ibunya hampir setiap hari melakukan rutinitas itu, sehingga itu juga menjadi kebiasaannya setelah ibunya meninggalkan rumah itu , meskipun kakek sudah melarangnya karena sudah ada orang lain yang melakukan hal itu.

Kasih tak menghiraukan nya, dia selalu saja membuat makanan sebisanya semenjak dia berusia dua belas tahun. Tapi saat ini, dia memang sudah jago memasak.

Kasih melihat pintu kamar Randi yang masih tertutup, dia mengetuk pintu kamar itu, tapi tak ada jawaban. Kasih memberanikan diri membuka pintu kamar Randi, ternyata cowok itu baru keluar dari kamar mandi pas di saat Kasih membuka pintu kamar itu. Kasih hampir saja berteriak karna melihat cowok itu hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya. Kasih langsung menutup pintu, tapi tertahan ketika Kasih mendengar suara Randi.

"Bisa tolong pilihkan baju ku? " Pintanya.

"Baiklah.. " Kata kasih dan kembali masuk dengan ragu.

Dia membuka lemari pakaian Randi dan memilih baju yang akan di pakai oleh suaminya itu . Kasih menghindari agar matanya tak melihat tubuh setengah telanjang itu.

Sebenarnya Randi ingin memeluk tubuh itu dari belakang, tapi dia sadar, usia istrinya ini belum pantas untuk merasakan itu semua.

Kasih baru menginjak usia 17 tahun bulan lalu, gadyia itu memang belum wakrunya untuk menerima perlakuan itu.

" Ini.. " Kata Kasih dan meletakkan pakaian Randi di atas tempat tidur dan langsung lari keluar, Randi tak bisa menahan senyuman nya.

Setelah selesai berpakaian dan bersiap-siap , Randi bermaksud akan membawa kasih sarapan di luar, karna dia mengira gadis itu belum memasak, tapi kasih mengatakan kalau dia sudah membuatkan sarapan untuk mereka.

"Terima kasih banyak " Kata Randi tersenyum. Dia kembali mengucek ranbut gadis itu.

"Mas Randi.. boleh aku ketempat kakek nanti? aku bosan jika tinggal sendirian di sini, kalau di sana kan Rame, ada Randa juga" Pintanya.

" Baiklah akan ku antar". Jawa Randi.

"gak usah.. ntar telat." Jawab Kasih.

"Nggak juga masih pagi, lagi pula rumah kakek tak jauh kok" jawab Randi.

"Makasih.. " kata Kasih gembira.

Randi mengantarkan Kasih ke rumah kakeknya, Randa terlihat amat gembira karna Kasih dititipkan di sana.

" Kak.. kami nanti akan membeli perlengkapan sekolah. Jadi aku akan membawa Kasih ke mall nantik ya." kata Randa.

" Baiklah, gunakan ini" Kata Randi sambil memberikan kartu kredit nya pada Kasih.

Kasih sedikit segan menerima, dia masih mempunyai uang saku, dari dulu kakek selalu memberinya uang saku yang cukup banyak setiap bulannya, Kasih hanya membelanjakan uang itu seperlunya, jadi dia masih punya cukup tabungan untuk membeli semua itu. Tapi jika dia tak menerima itu, dia takut akan membuat Randi kecewa.

"Terima kasih banyak " Jawab Kasih.

"Ku boleh ikutan di sini? " Kata Randa nyengir.

"Iya, boleh " Jawab Randi tersenyum sambil mengusap kepala adiknya itu.

.....

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan siang itu, ternyata Alya melihat mereka, dengan senyum licik dia mengambil beberapa foto Randa dan Kasih, lalu mengirimkan foto itu pada Randi, beserta sebuah pesan singkat.

'Lihat... Istrimu berselingkuh'

Waktu Alya ke rumah kakek kemarin dia tidak memperhatikan Randa karna dia langsung meninggalkan mereka itu dengan marah.

Setelah menerima pesan itu, Randi tersenyum sinis.

Next chapter