Renjana
|Tolong jemput gue di bandara. Ada yang mau gue sampein.
Satu pesan itu mampu membuat Ethan langsung meninggalkan restorannya dengan terburu-buru. Padahal saat itu restoran sedang ramai-ramainya. Namun semua itu tidak penting, karena yang paling penting saat ini adalah menemui Renjana.
Jantung Ethan berdegup kencang. Pria itu memakai pakaian yang bersih dan menyemprotkan parfum, berharap agar tidak ada bau dapur yang ikut dengannya.
Ethan berkali-kali mencoba menghirup aromanya sendiri ketika berada di dalam perjalanan menuju bandara. "Apa harusnya aku mandi aja? Masih bau nggak, ya?" Ethan kelihatan begitu resah dan panik.
Hingga tak terasa ia sudah tiba di bandara. Tidak ada waktu lagi, pikirnya. Pasti Renjana sudah menunggu di dalam.