"Gimana kalau Raka ternyata tulus cinta sama Renjana?"
Jujur saja, Naraya tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari bibir Sakha. Dia tidak tahu harus berbuat apa kalau hal itu sudah benar-benar terjadi. Dan mungkin saja, bahwa hal itu sudah benar-benar terjadi karena dari apa yang ia lihat dengan kedua matanya bahwa Renjana dan Raka tampak sudah saling memiliki ketertarikan kepada masing-masing individu.
Naraya kembali mengusap kepala Sakha. "Biarlah itu jadi urusan mereka. Kita cukup menonton aja. Semuanya udah terlanjur begini, Mas."
Naraya berucap demikian, karena dia tidak tahu harus berkata seperti apa lagi. Dia jujur saja tidak tahu. Mungkin saja dia akan mendukung kedua orang itu, atau mungkin saja dia hanya akan menonton.
"Kita tidur aja dulu, ya. Udah jam segini. Aku capek." Naraya mengeratkan pelukannya pada kepala Sakha. Sakha mengangguk dan memejamkan matanya dengan erat. Dia pun lelah, tenaganya sudah terlanjur habis menghajar Raka tadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com