webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

80. Perkenalan

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 80 : Perkenalan

Lin Hua rasanya ingin sekali memukul kepala Lin Xiao agar adiknya itu benar-benar amnesia. Namun, tindakannya langsung dicegah oleh Lin Tian. Mata gadis ayu itu membulat.

"Jangan Lin Hua, kasihan dia. Kata-katanya itu jangan diambil hati," tutur Lin Tian lembut, dengan tatapan penuh perasaan.

Lin Hua mengelah napas, dia menarik tangannya kembali, "Siapa juga yang mau memukul dia? Lagi pula di sini ada Ayah, aku tidak ingin Ayah marah karena aku menyakiti Lin Xiao," balasnya dengan pandangan yang dibuang ke sembarang arah.

Lin Xiao yang berdiri tidak jauh itu, tersenyum penuh kemenangan karena Lin Tian membelanya di depan Lin Hua, sekaligus merasa bahagia karena nyatanya Lin Hua tidak benar-benar berniat melukainya.