webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

43. Kepulangan Lin Pan

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 43 : Kepulangan Lin Pan

"Ada apa dengan ekspresi wajahmu? Kenapa kau datang sendiri untuk menyambut ayah? Di mana Lin Tian dan Lin Hua?" tanya seorang pria dewasa, dengan tatapan serius.

Lin Xiao pun menelan ludahnya sendiri, "A-yah ... Ayah sudah kembali?" gugupnya terbata-bata.

Kehadiran Lin Pan yang secara mendadak itu sontak membuat Lin Xiao gelagapan. Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, matanya terus berputar dan berusaha untuk meraih ketenangannya.

"Ayah, kapan sampainya?" Mendadak suara pelan terdengar dari lantai dua. Sosok pemilik suara lembut tapi penuh penekanan itu tidak lain adalah Lin Hua.

Gadis ayu bersurai panjang itu tampak berjalan santai, dia membawa kakinya untuk menapaki setiap anak-anak tangga. Lin Xiao seketika membulatkan matanya, dia memutar tubuhnya, lirikan mata yang begitu cepat coba dia perlihatkan, sebagai isyarat tentang keberadaan Lin Tian yang masih tidak sadarkan diri itu.