webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

39. Kekonyolan Lin Xiao

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 39 : Kekonyolan Lin Xiao

"Sebaiknya tadi aku terbang saja, setidaknya itu akan menghemat waktu dan tenagaku."

Tentu saja Lin Tian mengatakan itu di dalam hatinya. Dia tidak ingin kalimat ambigu itu membuat Lin Hua dan orang-orang di sana mencurigainya.

Lin Hua pun menatap Lin Tian dengan lekat, "Kamu berkata sesuatu?" selidiknya, sembari mendekatkan wajahnya, sedekat mungkin sehingga Lin Tian pun merasa tidak nyaman.

Lin Hua pun mendengus kan napasnya secara cepat, lalu sepasang alis itu naik turun, semakin membuat Lin Tian dilanda kecemasan. Bagaimana tidak dilema, jika terus dicecar dengan tatapan yang mengintimidasi seperti ini?

"Sebaiknya kita makan saja bagaimana? Aku sudah lapar, cacing-cacing di perut mulai mengamuk dan meminta untuk segera diisi," ungkapnya sebagai cara untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com