webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

162. Lapar

"Hai, tuan. Tunggu!" panggil Sese mengejar di belakang.

"Ada apa lagi?" ujar pria itu malas.

Dibuntuti terasa sangat tidak nyaman. Terutama Sese adalah jiwa yang tidak bisa mau diam. Mulutnya itu tidak bisa dijaga, sehingga selalu saja mengoceh sesuka hatinya.

"Aku lapar," tutur Sese, mengelus perutnya yang sedari tadi terus meminta diisi itu.

"Tidak mungkin kau lapar. Jiwa tidak mungkin lapar," balas pria itu tidak menduga.

"Entahlah, aku juga tidak mengerti, tetapi sekarang perutku terasa lapar. Biasanya aku makan pizza, roti bakar, daging guling dan semacamnya," beber Sese.

Membayangkan kelezatan setiap makanan itu, membuat air liur Sese terus keluar. Itu menimbulkan rasa jijik bagi pria bernama Jing Tian tersebut.

"Payah!"

Pluk! Mengetuk dahi Sese dengan jari telunjuknya.

"Au, tuan!" bentak Sese tidak suka.

Jelas itu sangatlah tidak sopan. Mengganggu seseorang adalah hal yang buruk. Terutama sedang memikirkan makanan.