webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

160. Ingin Perubahan

"Ini untukmu," ujar Xiao Feng memberi.

Pemuda keren dengan jas putih kebesaran seorang dokter, namanya adalah Xiao Feng.

"Apa ini?" balas Sese ragu.

"Kopi dingin kesukaanmu," ujar Xiao Feng kembali.

"Terima kasih." Sese menerimanya. Segelas kopi dingin yang menjadi kesukaannya disaat tengah hari bolong.

Mendinginkan pikiran yang penuh beban dengan rumitnya kehidupan, memang enak dengan secangkir kopi dingin. Xiao Feng sangat mengerti adiknya.

"Sepertinya hari ini perasaanmu sedang tidak baik," ujar Xiao Feng duduk menemani Sese.

Meneguk kopinya, seraya memandang hamparan hijau rumah sakit. Sese menjawab, "Ya. Aku merasa lelah dengan kesibukan yang membosankan ini."

"Mengapa tidak pergi liburan saja," usul Xiao Feng ringan.

Sese memandang kakak laki-lakinya itu. Memang terbesit dalam benaknya untuk pergi liburan seorang diri, tetapi itu tidak mungkin.

"Aku tidak bisa pergi. Walaupun aku menginginkannya, tetap saja aku tidak akan bisa pergi."