Sepagi ini Niek sudah disibukkan dengan berbagai macam persiapan untuk menghadapi mos di sekolah pilihannya...bukan hal yang sulit baginya meski saat ini ia melakukannya sendiri karna memang tak ada yg bisa membantunya,bukan hal baru baginya,karna sejak kecil dia terbiasa melakukannya sendiri.Keadaan dimana ia merupakan anak tertua dari keluarga yang berpenghasilan pas-pasan,membuatnya terbiasa dan akrab dengan keadaan2 yg sulit,sehingga membentuk pribadi yang tangguh,mandiri,dan memiliki bermacam ide untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri meski usianya masih terbilang anak baru gede. Semenjak di bangu sekolah menengah pertama Niek sudah terbiasa membantu kedua orangtuanya,kekurangan materi menjadi elemen tersendiri membentuk pribadi yang tangguh,semangat,dan pantang menyerah bahwa segala sesuatu itu butuh kerja keras dan perjuangan.Setiap manusia memiliki mimpi,begitu juga Niek,tak ada yang tau termasuk kedua orang tuanya atau bahkan sahabat- sahabatnya tentang mimpi dan cita-cita Niek, dia memendamnya sendiri dengan semangat dan keyakinan yang tinggi suatu saat nanti mimpinya akan terwujud. Sekelumit gambaran tentang sosok Niek.
Bersama ke ketiga temannya ivy,tari dan lika saat ini mereka tengah berdiri dipinggir jalan menanti bus langganan mereka untuk mengantar kesekolah mereka yg jaraknya lumayan. Tak lama keempatnya sampai tepat waktu dan hari itu mereka lewati dengan sukses, seminggu sudah dan acara mos disekolah mereka selesai, mereka menjalani hari-hari indah disekolah mereka sesuai jurusan yang mereka ambil, akutansi.
Pagi ini seperti biasa,Niek sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya, postur tak terlalu tinggi, dengan 155cm dan berat 48 kg menjadikan Niek terlihat proporsional, "semua sudah, tinggal berangkat", sambil berjalan keluar Niek berpamitan kepada yangti nya dan berangkat seperti biasanya."Dimana ivy,tari dan lika, tumben mereka belum kelihatan" gerutunya sambil celingak celinguk mencari ketiga sahabatnya. Setelah menunggu sesaat dan ketiganya tak kunjung datang,Niek berinisiatif berangkat sendiri dan tanpa menunggu lagi dia sudah berada ditepi jalan menunggu bus langgananya datang.10 menit sudah,dan yang ditunggu tak kunjung datang,gelisah dan was-was,tiba-tiba..." mau berangkat bareng?", seketika Niek mengalihkan pandangannya kepada suara yg menyapanya,"a ap pa bo boleeh" gugupnya. Betapa kagetnya Niek saat ternyata makhluk didepannya adalah sesosok manusia tampan dengan jaket jeans robek- robek dan duduk manis diatas motor GL 100 yg telah dimodifikasinya."Ayo,cepat naik" dan seperti tersihir, masih dengan mulut melongo dan mata melotot Niek segera naik dengan gugup,"ss su sudah", motor melaju dengan santai begitu juga sang pengendara tampan itu tersenyum dengan manisnya,sementara Niek, seperti tersengat aliran listrik,darahnya berdesir, jantungnya bekerja sangat keras pagi ini.Sepuluh menit kemudian keduanya sampai di sekolah Niek, "ma makasih ma mas" dengan tertunduk dan gugup Niek turun dari motor itu,tiba-tiba tangannya terulur "james" katanya ,aku pun menyambutnya dengan masih tertunduk,"Niek" seketika itu jantungku berdetak lebih kencang,bahkan aku sampai takut dia akan mendengarnya. "Ehemmm", suara ivy mengagetkan kami dan aku buru-buru melepas jabat tangannya, dia berpamitan pada kami dan motornya melaju meninggalkan kami."Ciyeee Niek,,," goda ivy "apaan sih" kataku malu-malu dan kutinggalkan ivy masuk kelas karna bel telah ber bunyi.Lima menit sebelum istirahat tiba aku sudah berada di kantin sekolah karna hari ini aku piket jaga kantin sekolah,karna Aku salah satu pengurus koperasi sekolah maka aku dapat bagian piket setiap seminggu sekali."Dia itu masih saudara denganku", tiba-tiba ivy sudah berada di sebelahku dan duduk menemaniku."oh" aku hanya ber oh ria. "Tidak mau tau tentangnya?" ivy melanjutkan kalimatnya, "untuk apa" sahutku cepat sambil aku melayani siswa siswi yg sedang jajan di kantin, "dia mahasiswa akutansi perbankan di universitas xx semester akhir yg sedang mengerjakan skripsinya,dia itu dingin dan tertutup pada perempuan,pendiam dan arogan menurutku,makanya aku heran kenapa kau bisa berangkat sekolah bersamanya,sedangkan aku yang masih saudara saja tak pernah disapanya" ivy bicara panjang x lebar, dan aku pun juga tak mengerti karena kejadian pagi tagi begitu tiba-tiba. Bel pun berbunyi tanda istirahat sudah berakhir, aku segera pamit kepada mbk yg jaga koperasi dan segera kembali ke kelas.