webnovel

prolog

Dalam kehidupan, keluarga adalah pelindung terkuat,dan Rumah adalah tempat paling aman.tapi, apakah semua itu benar?jika iya,lantas mengapa aku tak pernah merasakan nya?

Apa aku tak berhak menikmati sentuhan keluarga ku sendiri?apa aku di takdir kan untuk hidup tanpa kasih sayang?

Hey tuhan,mengapa keluarga ku berbeda dari yang lain?mengapa ayah bahkan tak pernah memelukku?mengapa bunda tak pernah memanggil ku dengan kata "sayang"?

Dad,mom,Do you love me? Do you still need me?

I love you Daddy, I love you mom,But why don't you love me? Why do you have to leave me?I'm lonely here.

perlu kalian tau,Aku menyayangi kalian semua,selamanya.

***

Anna POV

Plakk

"DASAR LAKI-LAKI TIDAK TAU MALU,TUKANG SELINGKUH, PENGHIANAT"di awali dengan tamparan,bunda berteriak dengan nyaring.

Aku yakin,saat ini ayah pasti tengah meringis kesakitan akibat tamparan di wajah nya, suara tamparan yang  kuat dan melengking itu terdengar

Begitu menyayat hati.

Yah,semua ini berawal dari ayah yang dengan tidak tau malu nya berselingkuh di belakang bunda,dan yang paling memalukan,ayah malah membawa selingkuhan nya itu kerumah kami,di saat bunda tengah pergi keluar kota,untuk mengurus perusahaan nya.

Menjijikkan.

Memalukan.

Tapi,aku tak bisa sepenuhnya menyalahkan ayah.karna aku tau,ia punya alasan tersendiri di balik semua ini.

"DAN KAMU.CIH,DASAR WANITA MURAHAN, BISA-BISANYA KAMU MEREBUT SUAMI SAYA!!"dari lantai dua,aku berdiri di atas tangga.melihat bunda memaki

Wanita itu--selingkuhan ayahku--sambil menunjuk-nunjuk wajah nya penuh dengki.

Saat Bunda akan melayangkan tamparan nya pada angel,ayah dengan sigap menahan tangan bunda,lalu  menghempaskan nya dengan kasar.

Dan,di momen ini lah,aku dapat melihat segala penderitaan itu di mata ayah ku.perasaan marah,sedih,kecewa,hancur,semuanya bercampur larut dari dalam sorot matanya.

"Kamu yang seharusnya sadar diri Kania,kamu harus nya tau kenapa aku bisa jadi seperti ini.kalau bukan karna sifat mu yang egois dan gila kerja,SEMUA INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI!"ayah menatap bunda dengan perasaan terluka, nafas nya memburu, bibir nya tampak bergetar."karna sikap mu itu, mereka jadi kehilangan sosok ibu.di saat teman-temannya sibuk bersenang senang dengan ibunya,Anna dan Aska hanya berdiam diri di kamar berharap kau mau menemani mereka walau hanya sebentar saja.MEREKA HANCUR KANIA!KELUARGA INI BENAR-BENAR TELAH HANCUR!!"

Bersamaan dengan teriakan ayah,air mata ku luruh begitu saja.tenggorokan ku tercekat,hatiku terasa sakit.benar apa kata ayah,kini semuanya telah hancur.

Ayah,bunda,Kak Aska,dan aku,telah terpisah oleh jalan yang berbeda.

Bunda terdiam,pandangan nya terlihat kosong, mulutnya terbuka ingin mengatakan sesuatu,namun kembali terkatup.aku tau,bunda pasti mulai menyadari kenyataan pahit itu,tapi egonya terlalu tinggi untuk memaksakan dirinya berlari lalu memeluk ku dan juga kak Aska.

"Kenapa kamu diam saja Kania?kenapa kamu tidak membantah seperti tadi,huh?"ayah bertanya sinis.

"Tapi buktinya,sampai sekarang mereka terlihat baik-baik saja kan,jadi tidak ada yang perlu di cemaskan"kata Bunda sambil mengangkat dagu nya angkuh

"Masih tidak sadar diri rupanya, benar-benar seorang ibu yang tidak berguna"

Aku sudah tak tahan lagi,dengan langkah lebar,aku melangkah menuju kamarku,membanting pintunya kuat,lalu terduduk lemas di pinggir ranjang.

Di situ aku menangis sejadi jadinya.air mata ku tak pernah mau berhenti mengalir,dada ku terasa terhimpit,begitu sesak dan menyakitkan.

Aku tak tau kenapa semuanya bisa jadi seperti ini,apa tuhan harus sejahat ini padaku?!kenapa ia menciptakan takdir yang begitu buruk untuk ku?! KENAPA?!KENAPA TUHANN?!!

"ARGHH"aku berteriak frustasi.suara ayah dan ibu yang bertengkar di bawah sana masih terus saja terdengar.

"AKU CAPEK KANIA,AKU CAPEK"

Air mata ku semakin deras,Lika liku kehidupan ini terasa begitu berat.

"Ayah,bunda.Anna juga capek"gumam ku lirih

Ini menyakitkan.

Sakit,sakit,dan sakit

Tiba-tiba,aku merasakan ada  sosok tubuh mungil yang memeluk ku.itu Aska,ia mendekap ku dengan erat yang kubalas tak kalah erat nya,rasanya begitu menenangkan.

"Ngak usah di dengerin,nanti tambah sakit"ucap nya parau.

Aku mengangguk, berusaha untuk tidak mendengar kan teriakan-teriakan itu.

"Terserah mas,terserah.aku mau kita pisah saat ini juga"

"Memang nya siapa yang bakal betah tinggal serumah dengan orang seperti mu"

Setelah itu tak ada lagi suara ataupun teriakan.

Ceklekk

Aku dan kak Aska kompak mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar ku yang terbuka.

Disana terlihat ayah yang tengah membawah satu koper besar, dengan wajah memerah,ia menarik kami berdua.

"Anna,Aska,kita pergi dari rumah ini"ini bukan ajakan,melainkan terdengar seperti perintah.

Jadi mereka serius ingin berpisah?

"Tapi ayah..."aku menahan pergelangan tangannya,wajah ku terlihat sembab"terus bunda bagaimana?ngak mungkin bunda harus tinggal sendiri an di rumah ini"

"Tak usah perdulikan bunda mu itu.sekali-kali cobalah melihat betapa buruk nya perlakuan dia kepada kalian"

Dengan tangan yang di tarik paksa,Aku,kak Aska,dan ayah sampai di lantai bawah.

Baru akan keluar dari rumah ini,Bunda sudah berjalan dengan tergesa-gesa menuruni tangga.

"Mau kamu bawah kemana anak-anaku mas?!"tanya ibu marah.

Ayah terkekeh sinis"kau sebut mereka anakmu?sejak kapan huh?beri tau padaku Kania,sejak kapan mereka menjadi anak-anakmu?"tanya nya mengejek.

"Jangan gila mas!mereka juga anakku,kamu tidak berhak membawa mereka pergi!"sekali lagi,bunda menghentikan kami yang akan segera meninggalkan rumah.

Ayah membalik badannya,menatap bunda dengan sangat tajam"Aku berhak.bukan cuman karna mereka adalah anakku,tapi juga karna mereka tidak pantas tinggal serumah dengan seorang ibu seperti mu!"ucap nya penuh penekanan"besok juga,akan ku kirim pengacara ku ke pengadilan untuk mengurus perceraian kita dan hak asuh anak-anak."

Setelahnya kami benar benar pergi dari rumah itu.

Bunda berusaha mengejar,namun di halang oleh para bodyguard ayah.

Dalam perjalanan,aku masih menangis sesenggukan di dalam pelukan kak Aska.dan Ayah terlihat menelpon seseorang.

"Halo tuan,apakah anda memerlukan sesuatu?"

"Tolong siapkan tiket pesawat untuk ku dan juga anak-anakku.besok lusa, kami akan segera  berangkat ke new York"

"Baik lah tuan"

"Dan satu lagi, berbohong lah  pada media Indonesia bahwa aku berserta anak-anakku untuk sementara akan tinggal di Berlin,tapi katakan juga,kami akan kembali disaat umur Anna sudah menginjak tujuh belas tahun"

TBC...