webnovel

Kebenaran

Di tengah kekosongan dan kegelapan luas galaksi, jauh melampaui bintang-bintang yang bersinar, duduklah sosok seorang lelaki yang tampak sangat berbeda. Ia duduk dengan tenang, seolah-olah tidak terpengaruh oleh waktu yang terus berjalan. Rambutnya panjang, putih bersih, mengalir seperti cahaya bulan yang jatuh di atas lautan malam, dan matanya—sepasang bola mata kuning menyala—terlihat seperti dua bintang yang memancarkan cahaya misterius dari kedalamannya. Ia tersenyum, bahkan tertawa pelan, seolah menonton sebuah pemandangan yang hanya ia pahami, sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa pun yang ada di alam semesta ini.

Di belakang kursinya, tujuh makhluk yang luar biasa kuat berdiri membungkuk. Masing-masing dari mereka memiliki bentuk yang sangat berbeda, masing-masing mewakili kekuatan dan sifat yang unik. Mereka bukan sekadar penjaga, tetapi juga teman setia yang telah melayani sosok ini selama eons.

Makhluk pertama, besar dan kekar, menyerupai gabungan antara manusia dan binatang purba, dengan cakar-cakar tajam yang tampak bisa mencabik apapun yang menghalangi jalannya. Tubuhnya dipenuhi dengan tato bercahaya, simbol-simbol kekuatan yang telah diwarisi sejak zaman kuno. Sifatnya keras, namun setia, berperan sebagai pelindung fisik dari sang pemimpin.

Makhluk kedua lebih kecil, namun tubuhnya dipenuhi dengan energi bercahaya yang tak terhingga. Seperti bola energi raksasa yang bisa mengubah bentuk sesuka hati. Dengan sifat yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, ia adalah makhluk dengan pengetahuan tak terbatas tentang alam semesta dan segala isinya. sering kali merenung dan memecahkan masalah yang tak bisa dilihat oleh mata biasa.

Makhluk ketiga adalah sosok yang lebih mirip dengan naga, tubuhnya panjang dan berkilau seperti metal yang memantulkan cahaya dari bintang terdekat. Dengan sayap besar yang bisa meluncur di ruang angkasa tanpa batas, ia adalah makhluk yang penuh dengan kebijaksanaan, pemimpin yang bijak dalam strategi dan pertempuran.

Makhluk keempat memiliki penampilan seperti manusia berkulit hitam legam, dengan aura yang bergetar dan dapat mengendalikan elemen-elemen alam. Ia dikenal sebagai pengendali kekuatan alam dan mampu memanipulasi gravitasi dan waktu. Sifatnya sangat berbeda—ia sangat tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh apapun.

Makhluk kelima berbentuk seperti manusia setengah mekanis, dengan tubuh yang terdiri dari logam dan teknologi tinggi. Ia tidak memiliki emosi seperti makhluk lainnya, lebih seperti mesin yang dirancang untuk menjaga keseimbangan. Sifatnya dingin.

Makhluk keenam tampak seperti entitas berbentuk bayangan, tidak terlihat jelas namun bisa hadir di mana saja. Tidak ada bentuk fisiknya yang pasti—hanya bayangannya yang bergerak di ruang kosong. Ia memiliki kemampuan untuk memasuki dimensi lain, berinteraksi dengan alam semesta di luar jangkauan manusia biasa. Sifatnya penuh misteri, karena ia lebih banyak bekerja dalam bayang-bayang dan tidak banyak diketahui oleh orang lain.

Makhluk ketujuh adalah yang paling aneh dari semuanya. Berbentuk seperti entitas berbentuk cahaya, tubuhnya selalu berubah-ubah dan penuh dengan warna yang tak bisa dijelaskan. Makhluk ini bisa memanipulasi energi murni dan menyerap kekuatan dari tempat-tempat tertentu di alam semesta. Sifatnya lincah dan selalu berubah, mengikuti arus kehidupan.

Ketujuh makhluk ini semuanya berdiri di belakang sosok yang bernama Ashurion, dengan penuh rasa hormat dan pengabdian yang mendalam. Mereka adalah makhluk yang dilahirkan untuk melayani, namun juga menjadi pelindung bagi Ashurion, sosok yang sangat misterius, bahkan bagi mereka sendiri.

Sambil menikmati pemandangan yang hanya bisa dilihatnya, Ashurion tiba-tiba berhenti tertawa. Ia memandangi kekosongan ruang yang tak berujung di depannya, sesaat tenggelam dalam perenungannya. Tiba-tiba, ia membuka mulutnya dengan suara yang penuh keheningan, seolah-olah bertanya pada dirinya sendiri.

"Namaku Ashurion, kah?" Ia bertanya dengan nada yang rendah, seakan-akan mencoba mengingat kembali jati dirinya, atau mungkin meragukan keberadaannya sendiri.

Seketika itu juga, seluruh ruang di sekitar Ashurion terasa bergema dengan sebuah kekuatan misterius. Waktu seakan berhenti sejenak, dan ketujuh makhluk itu tidak bergerak, hanya menyaksikan dengan penuh perhatian. Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan itu, karena mereka tahu bahwa pertanyaan itu bukan untuk dijawab, tetapi lebih kepada pencarian diri yang lebih dalam.

Ashurion duduk diam, matanya yang kuning menyala berkilau dengan cahaya bintang, tetapi ia merasa seperti ada sesuatu yang hilang. Mungkin itu adalah ingatan tentang siapa dirinya yang sebenarnya, atau tujuan yang lebih besar yang harus ia capai. Ketujuh makhluk itu tidak tahu pasti, tetapi mereka tahu bahwa Ashurion adalah keberadaan yang absolut dan mungkin hanya ia yang bisa menemukan jawabannya.

"Tidak ada yang tahu asal usulku," bisiknya pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. "baiklah saatnya menonton acara kesukaan ku lagi, ayo hibur aku aris cean." ucapnya sambil tertawa tipis.

Dengan senyum tipis yang kembali menghiasi wajahnya, Ashurion memandangi galaksi-galaksi yang terbentang jauh di depannya. Dalam diam, ia tahu bahwa perjalanan besar akan segera dimulai.dia yang tak hanya mengatur keseimbangan antara kegelapan dan cahaya tapi juga ruang dan waktu.