Langkah kakinya kuat. Penampilan berantakan itulah yang menjadi dominan hawa membunuh mulai bertebaran.
Delice, mendatangi tempat di mana ada salah satu orang yang bersembunyi dibalik gedung yang besar.
Delice datang tidak bersenjata. Senjatanya adalah amarah yang tidak terkira.
Dor… Dor… Dor…
"Penyusup!"
Suara tembakan, teriakan, mulai kalang-kabut tapi Delice tetap berdiri kokoh meski dihujani peluru.
Peluru itu seakan tidak dapat menyentuh kulit Delice. Taringnya muncul bersamaan dengan tanda naga yang memenuhi punggungnya.
Greppp!
Delice mencekik salah satu orang hingga tidak berdaya. Orang itu akan dijadikan tameng supaya tidak ada lagi yang mulai menembaknya.
"Hansel! Keluar kau bangsat! Bajingan sialan! Jangan sembunyi dibalik ketiak Hamid Gul! Hadapi aku, pengecut!" teriak Delice.
Jangankan Hansel, Ken atau Loid bahkan Sam saja bukan tandingan Delice ketika amukannya sudah memuncak.
Tap… Tap… Tap…
Support your favorite authors and translators in webnovel.com