Sejam, dua jam, tiga jam, semuanya menunggu Loid membuka matanya. Terutama Delice yang terlihat sangat cemas sembari memegang tangan Loid.
"Kapan dia akan sadar? Apa operasinya berjalan lancar? Kenapa susah sekali untuknya membuka mata? Apa aku harus mencolok matanya lebih dulu?" tanya Delice.
Delice merasakan pergerakan dari jari Loid. Delice memperhatikan mata Loid dan membuat jarak wajah mereka sangat dekat.
"Tuan ingin memberikannya nafas buatan? Bukankah dia sudah pakai oksigen?" tanya Gerald.
Delice langsung menjauhkan dirinya dari Loid. "Apa kau cemburu, Gerald?" tebak Delice.
"Si--siapa? Pria buruk rupa seperti itu, tidak akan membuatku cemburu."
"Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya melihat matanya saja. Aku merasa tangannya sedikit bertenaga," kata Delice.
"Mungkin dia memang sudah bangun!" celetuk River.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com