webnovel

Naura, Tawanan Sang Psychopath

21+ Naura, gadis berumur 21 tahun yang harus menjadi tawanan seorang pria bernama Delice. Delice adalah seorang psychopath gila, yang menggunakan segala macam cara untuk membuat Naura berada di sisinya. Rasa cinta Delice untuk Naura, sudah berubah menjadi obsesi yang membuat kehidupan Naura di penuhi duka. Delice selalu menemui Naura dan terus memaksa Naura untuk menuruti keinginannya. Delice akan menggunakan orang lain untuk mengancam Naura jika Naura menolaknya. Lambat laun, Naura yang sudah terbiasa dengan kehadiran Delice, merasa kehilangan saat Delice melepaskannya ke dunia bebas tanpa syarat. "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Aku tidak akan memiliki kebaikan lagi lain kali!"

Sabrina_Angelitta · Teen
Not enough ratings
430 Chs

31. Makan Malam Terbaik!

Delice mencium bibir Naura tanpa melepaskan tanganny dari dada Naura. Naura yang sudah terbuai, tidak lagi menolak ataupun mendorongnya.

KRUCUKKK...

KRUCUKKK...

KRUCUKKK...

"PFFFFTTTTTT...,"

Delice melepaskan pagutan bibirnya dan menahan tawa ketika suara perut Naura terdengar di telinganya dengan sangat jelas.

Naura menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang semakin hari semkin kecil.

"Hei perut, bisakah jangan membuatku malu seperti ini?" batin Naura.

"Buka tangannya! Kita sudah sampai!" ucap Delice.

Naura membuka tangan yang menutupi wajahnya. Delice sudah mengembalikan kursinya di posisi semula.

"Bagaimana bisa kau duduk di atas pahaku? Berat!" protes Naura.

"Aku ingin membantumu untuk memakai kembali branya. Aku yang melepaskan, sudah pasti aku juga yang akan memasangnya," ujar Delice.

Naura pasrah, meskipun melawan belum tentu bisa mengalahkan Delice. Delice begitu lihai jika berdebat, sehingga Naura hanya bisa mengalah.

Delice menelan ludahnya, ketika menaikan atasan Naura di atas dadanya, dan terlihat jelas dada yang sedari tadi ada di dalam genggamannya. Delice berniat untuk memakaikan kembali bra yang sudah berantakan tapi setelah melihatnya secara langsung, Delice mengubah niat.

"Delice!" pekik Naura.

Awalnya Delice hanya berniat untuk mengecupnya tapi semua itu hanya niatan awal. BagI Delice, merubah niat setelah berada di pertengahan jalan adalah hal biasa.

"Delice, uhhhhh...," Naura menahan gejolak gairahnya, ketika bibir Delice menjelajah dadanya.

TOK... TOK... TOK...

Seorang penjaga resto mengetuk kaca mobil Naura dan Delice. Delice dengan cepat merapikan pakaian Naura lalu keluar dari mobil.

"Iya, kenapa?" tanya Delice.

"Malam, Tuan besar!"

"Ganggu!" ujar Delice kesal.

Naura menahan malu dan juga menutupi wajahnya yang memerah dengan tangannya.

"Jangan di tutup. Cantikmu tidak akan terlihat kalau kau menutupnya," ucap Delice.

Delice melepaskan tangan Naura dari wajahnya, lalu menggandengnya supaya berjalan berdampingan layaknya pasangan yang lain.

Penjaga yang mengetuk kaca mobil karena pemilik tidak kunjung keluar, di tambah lagi, tidak mengetahui bahwa itu adalah mobil Delice, merasakan tubuhnya tersetrum oleh tatapan Delice yang mematikan.

"Tuan besar bisa bersikap semanis itu? Buat merinding saja," batin penjaga.

***

Delice sudah memesan ruangan privat untuk mereka merasakan makan malam tanpa adanya sebuah gangguan. Menu makan spesial malam ini, makanan sederhana kesukaan Naura. Steak dengan tingkat kematangan madium dan juga cake keju. Tidak ada wine, hanya ada air putih karena Naura tidak menyukai wine.

Menu makan malam yang Delice siapkan khusus semua yang di sukai Naura. Delice hanya ingin membuat Naura terkesan dan tidak memiliki pikiran untuk membatalkan niatnya menikah.

"Duduklah, Istriku!" ucap Delice dengan lembut.

"Terimakasih!" jawab Naura.

"Cih... Siapa juga yang sudah menjadi istrimu?" batin Naura.

Delice terus menatap Naura hingga Naura menjadi salah tingkah di buatnya. Naura tidak bisa menyembunyikan wajah malunya.

"Naura, bisakah kau tersenyum untukku?" tanya Delice.

"Bisa!" Naura senyum seperti di paksa dan hanya menunjukan giginya.

"Kau sedang memamerkan gigimu?" celetuk Delice.

"Hahahaha... Kau bisa juga melawak!" ujar Naura.

"Naura, bisakah kau terus tersenyum seperti ini sepanjnag waktu?"

"Asal kau tidak menyakitiku, aku tidak akan menangis!" jawab Naura.

Delice tersenyum mendengar respon Naura. Perlahan, mereka mulai menikmati makan malam yang sudah tersaji. Suara garpu dan pisau saling beradu, menciptkan nada yang merdu.

Tidak ada suara lain kecuali debaran jantung mereka yang begitu hebat. Dua manusia yang belum pernah jatuh hati sebelumnya, dan sekarang saling melabuhkan cinta.

Delice maupun Naura mengusap bibirnya dengan sapu tangan sebagai tanda bahwa mereka sudah selesai makan. Delice diam beberapa saat, lalu menjentikkan kedua jarinya, dan munculah 5 orang violonist.

Mereka datang seperti sudah di persiapkan dengan matang. Naura menikmati alunan nada yang keluar dari biola. Delice berdiri dan datang pada Naura, lalu mengulurkan satu tanganya.

"Maukah berdansa denganku?" ajak Delice.

"Tentu saja!" jawab Naura dengan menerima uluran tangan Delice.

Mereka seperti pasangan paling bahagia tanpa adanya sebuah ujian. Mereka bergerak ke kanan, ke kiri, depan dan belakang, sesekali tubuh Naura berputar mengikuti irama.

Naura sangat menikmati apa yang sudah Delice siapkan. Hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Naura sebelumnya. Seorang Psychopath bisa membuatnya jatuh cinta. Psychopath gila yang berulang kali hampir merenggut nyawanya.

"Pria yang ada di hadapanku ini, bisa menjadi selembut ini. Apa kau akan berubah suatu hari nanti kalau kau sudah merasa bosan padaku?" batin Naura.

Mereka berdansa dengan begitu lincah seperti sudah terlatih. Irama yang di hasilkan dari gesekan biola, terus berjalan hingga Naura mulai terengah-engah mengikuti gerakan Delice yang semakin cepat.

"Naura, mulai malam ini, kau akan menjadi wanitaku satu-satunya," batin Delice.

Gerakan mereka berhenti tepat bersamaan dengan alunan nada. Di bawah sinar bulan yang terang, bintang juga bertaburan. Ruangan privat outdoor yang Delice pesan, bisa membuat kesan indah yang tak terlupakan.

Hembusan angin malam, seakan menyapa, ikut menyaksikan Delice yang hendak mengatakan sesuatu.

"Bulannya sangat indah bukan?" tanya Delice berbasa-basi.

"Iya! Sangat indah. Apalagi kalau di nikmati bersama denganmu," jawab Naura tidak kalah puitis.

"Apa kau menyukai kejutan malam ini?" tanya Delice.

"Aku menyukainya. Semua yang kau berikan, aku pasti menyukainya," jawab Naura.

"Apa kau juga akan menyukainya kalau aku serahkan tubuhku padamu?" goda Delice.

Posisi mereka tidak berubah. Tangan Delice ada di pinggang Naura dan tangan Naura melingkar di leher Delice. Delice menundukkan wajahnya supaya bisa menatap wajah Naura yang selalu bisa membuat hatinya meledak-ledak.

"Aku akan memastikan sekali lagi. Naura, apa kau mencintaiku?"

"Iya, aku sangat mencintaimu," jawab Naura tanpa ragu.

"Apa kau siap menikah denganku? Siap hidup menua denganku? Siap menerimaku dengan segenap hati?"

"Apa kau juga siap hanya mencintaiku seorang? Bukankah kau terbiasa hidup di kelilingin wanita? Aku pencemburu. AKu tidak bisa melihat pria dekat dengan wanita lain," ucap Naura.

"Aku akan menjaga kesetiaanku untukmu!"

Delice berlutut dan mengeluarkan cincin dari sakunya. Cincin yang terbuat dari intan tifany, di design dengan sangat rumit dan khusus.

"Naura, jadilah Istriku!"

Naura menangis haru. Bagaimana mungkin seorang paranoid bisa bersikap selembut dan semanis ini?

"Aku tidak akan memikirkan appaun, kecuali aku harus bahagia bersamamu," batin Naura.

"Iya, aku mau!" jawab Naura.

Delice kembali berdiri dan menyematkan cincin lamaran itu ke jari manis Naura. Cincin itu semakin terlihat bersinar setelah di pakai oleh pemiliknya.

"Kau belajar dari siapa bisa melakukan hal ini?" tanya Naura.

"Ini real dari pikiranku!" jawab Delice sembari menghapus airmata Naura.

"Sekarang, kau milikku!"

Delice mencium bibir Naura lalu melepaskan pagutan bibirnya. Ciuman yang begitu lembut membuat Delice tidak bisa menahan diri jika di lakukan terlalu lama.

"AYO, KITA PINDAH KE HOTEL!"