Delice mengangkat tubuh Naura, memaksanya masuk ke dalam kamar. Meski Naura meronta, semuanya seperti tidak ada gunanya karena tenaga Delice jauh lebih besar dari tenaganya.
Brakkk!
Delice menutup pintu kasar. Delice menurunkan Naura tepat di atas meja. Delice menatap Naura dengan lekat sebelum bibirnya terbuka untuk bicara.
"Aku mengijinkanmu untuk marah. Sebelum kau memutuskan untuk lanjut marah padaku, tolong dengarkan aku!" pinta Delice dengan suara selembut mungkin.
"Aku lelah. Aku ingin tidur," elak Naura.
Delice mencium bibir Naura. Naura berusaha mendorong Delice tapi tangannya ditahan oleh Delice.
Ciuman yang terjadi karena Delice berharap, Naura tidak lagi keras kepala dan mendengarkannya.
"Apa kau sudah tenang?" tanya Delice lirih.
Plakkk!
Delice mengusap pipinya yang terkena tamparan luar biasa dari tangan mungil Naura.
"Aku sedang tidak ingin melihat wajahmu!" ucap Naura geram.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com