webnovel

Naruto Namikaze sang Jenius Konoha

Naruto Lahir 5 tahun sebelum Kyubi menyerang Konoha, kemudian Bijuu itu di segel pada tubuh adik perempuannya. Orang tua Naruto tidak memiliki waktu untuk mengajarinya, sehingga Naruto mencari orang lain untuk mengajarinya menjadi Shinobi yang hebat. Alternatif Universe, Naruto pengguna Mokuton yang hebat. Minato dan Kushina masih hidup *fanfic ini bukan punya saya, saya cuma mentraslate dari fanfiction.com

Denny_mai · Anime & Comics
Not enough ratings
39 Chs

Naruto Namikaze Chapter 10

"Hei Asuma-san," kata naruto memberi Jonnin muda itu lambaian tangan sambil menjilati es krimnya.

"Hei Naruto, hei Shizune." dia berkata mengangguk padanya dan dia mengisap rokoknya.

"Halo Asuma-san. Baru saja kembali dari misi?" Shizune bertanya karena dia terlihat sedikit lelah.

Dia mengangguk. "Ya, hanya beberapa menit yang lalu sebenarnya. Gai sedang memberikan laporan misi kepada Hokage."

Shizune mengangguk meskipun merasa agak tidak enak untuk Asuma. Meskipun shizune menyukai Gai dan dia adalah teman baik, pria itu sedikit berlebihan dan bisa sedikit merepotkan.

"Asuma-san kamu tahu kamu tidak boleh merokok. Nee-chan bilang itu buruk untuk kesehatanmu." Naruto mencaci lembut membuat Asuma mengangkat alisnya sementara Shizune terkikik sedikit ke tangannya.

"Benar, tapi aku memanggil sedikit chakra di sekitar paru-paruku supaya tidak terlalu menyebabkan banyak kerusakan. Ditambah aku sehat seperti kuda."

"Ya tapi Nee-chan bilang kalau kuda harus dipensiunkan ketika kakinya patah. Apa itu artinya kamu juga harus pensiun ketika mereka membuat paru-parumu memburuk?" Naruto bertanya dengan sangat polos dalam suaranya.

Asuma memandang Naruto dengan sedikit tak percaya sementara Shizune hanya tertawa terbahak-bahak.

"Kamu harus mengakui Asuma, dia menganimu di sana." kata Shizune mencoba mendapatkan kembali kendali atas dirinya.

Asuma menggumamkan sesuatu di bawah nafasnya sebelum menggelengkan kepalanya dan mencoba keluar dari situasi memalukan ini karena dikalahkan oleh seorang anak berusia enam tahun.

"Ngomong-ngomong, aku akan pulang dan kembali ke rumah Sarutobi. Jika kalian berdua selesai dengan sesi hari ini, kenapa kalian tidak ikut saja? Ayahku seharusnya ada di sana dan aku yakin dia ingin melihat Naruto." Asuma merekomendasikan.

Naruto terlihat senang pada prospek bisa melihat jiji-nya dan menatap Shizune dengan tatapan memohon. "Bisakah kita Nee-chan? Kumohon?" Naruto bertanya memberinya tatapan seperti anak anjing.

Itu membuat Shizune ingin memeluknya sampai mati meskipun Shizune berhasil membuat dirinya tetap tenang. "Tentu Naruto, kenapa tidak. Ditambah siapa yang tahu mungkin jijimu akan memiliki beberapa nasehat shinobi untuk diberikan padamu." katanya membuat Naruto semakin tersenyum.

"Jika ada sesuatu yang ayahku miliki pastinya ia memiliki ribuan nasehat." Asuma berkata sebelum dia mulai berjalan pulang ke rumah dengan Shizune dan Naruto sekarang mengikuti di belakangnya.

Ketika mereka berjalan ke rumah Sarutobi, Asuma berbicara tentang misi yang dia miliki, yaitu untuk mengurus perkemahan bandit yang telah muncul dua hari di luar desa konoha yang meneror desa terdekat.

Naruto mencoba untuk mendengarkan meskipun dua remaja yang lebih tua memastikan Naruto tidak mendengar bagian yang berdarah karena dia masih anak-anak dan mereka tidak ingin mengeksposnya ke bagian pembunuhan dari tugas shinobi sampai dia sedikit lebih tua.

Mereka tiba di sebuah rumah bangsawan besar dengan tiga lantai tinggi dan sangat luas yang memiliki kebun bunga segar yang menghiasi bagian luar.

Mereka berjalan dan melepas sandalnya sebelum Asuma berseru, "Ayah, aku kembali dan kita mendapat tamu."

"Aku di ruang makan." mereka mendengar, mengenalinya sebagai suara Sarutobi dan mulai berjalan ke arahnya.

Ketika mereka berjalan lebih jauh ke rumah dan tiba di ruang makan, mereka melihat Sarutobi duduk di meja rendah, sedang duduk di atas bantal dengan tinta, kuas dan kertas tergeletak di depannya dan sedang menulis huruf kanji raksasa yang tampak elegan di kertas itu.

"Jiji," panggil Naruto sambil berlari menuju Sarutobi. Mantan Hokage menyadari Naruto dan tersenyum pada si pirang muda.

"Naruto-kun ini kejutan yang menyenangkan," ucapnya sambil memeluk si pirang dan meletakkannya di bantal yang ditempatkan di sampingnya. "Dan Shizune-chan, senang bertemu denganmu lagi."

"Halo Sarutobi-sama," katanya membungkuk sedikit sebelum duduk di samping Naruto.

"Bagaimana misimu Asuma?" Sarutobi bertanya ketika dia melihat putranya yang berdiri di ambang pintu ketika dia menyelesaikan rokok di mulutnya.

"Itu berjalan dengan baik tetapi saya merasa sedikit lelah jadi saya akan pergi tidur untuk beristirahat." katanya ketika Hiruzen mengangguk pada putranya dan mengawasinya pergi sebelum dia berbalik ke Naruto.

"Jadi Naruto-kun aku senang kamu ada di sini hari ini. Jika aku tahu aku akan menyiapkan teh dan permen." dia berkata.

"Tidak apa-apa, Jiji. Nee-chan bilang aku melakukan yang baik hari ini di latihanku jadi kami pergi untuk membeli es krim."

"Dan bagaimana latihanmu, aku yakin orang tuamu sangat senang melihatmu dalam perjalananmu untuk menjadi shinobi yang hebat."

Naruto setengah tersenyum lagi seperti yang dia lakukan sebelumnya, meskipun Hiruzen memperhatikan kilasan kesedihan muncul di matanya yang sedikit membuatnya khawatir. Hiruzen memandang Shizune yang baru saja memberinya tatapan yang mengatakan 'aku ceritakan nanti.'

"Nee-chan mengajariku latihan menyeimbangkan daun untuk kontrol chakra. Aku sudah bisa menyeimbangkan lima daun di satu tangan sekarang." katanya merasa bangga pada dirinya sendiri.

"Well, itu sangat bagus Naruto-kun. Kamu sudah tepat dalam perjalanan untuk menjadi shinobi yang hebat. Semua orang mulai dari bawah dan aku senang kamu tahu itu dan tidak mencoba apa pun yang saat ini diluar jangkauanmu."

"Apa jiji ingin melihatnya?" Naruto bertanya ketika Hiruzen menganggukkan kepalanya, mengindikasikan dia ingin melihatnya. Naruto melompat dari kursinya dan membuka salah satu pintu ke taman raksasa dan tempat latihan di belakang rumah.

Saat dia keluar pintu, Sarutobi melihat ke arah Shizune yang sedikit menghela nafas. "Kamu juga melihatnya, kan?" Shizune bertanya dengan sedikit sedih.

"Kenapa dia terlihat sedikit sedih ketika aku menyebutkan Kushina dan Minato? Semuanya baik-baik saja di rumah bukan?" Dia bertanya.

"Semuanya baik-baik saja dari apa yang bisa kulihat tapi kupikir Naruto mengalami kesulitan karena si kembar." dia berkata. Sarutobi memintanya untuk menguraikan maksudnya.

"Aku tidak bisa tidak memperhatikan bahwa selama beberapa bulan terakhir perhatian Kushina-sama dan Minato-sama telah terpusat terutama pada si kembar belakangan ini, dan mereka tampaknya menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka dengan mereka. Aku pikir Naruto telah merasa sedikit tersisih karena kurangnya perhatian yang mereka berikan akhir-akhir ini. "

"Juga ketika dia meminta mereka untuk membantunya dalam sesi latihannya atau hanya bermain sedikit, mereka biasanya sibuk."

"Yah, hal seperti ini akan selalu terjadi." Hiruzen menyarankan. "Lagipula dengan si kembar yang masih sangat muda, wajar saja kalau perhatian mereka lebih terfokus pada mereka."

"Oh, aku tahu dan aku mungkin hanya terlalu memikirkannya, tetapi pada hari ulang tahun Naruto beberapa minggu yang lalu, aku memperhatikan bahwa perhatian mereka lagi-lagi terfokus pada si kembar dan bukan pada Naruto. Tidakkah kau pikir itu sedikit aneh?" katanya ketika Hiruzen menghela nafas sedikit.

"Aku mengerti maksudmu Shizune tapi sayangnya kadang-kadang hal-hal ini terjadi ketika keluarga memiliki lebih dari satu anak. Ditambah lagi karena Mito adalah seorang jinchuuriki, selalu ada kemungkinan kecil bahwa sesuatu dapat terjadi dengan segelnya. Mereka mungkin hanya berhati-hati . "

Shizune yang sedikit menghela nafas sekarang. "Ya, kurasa kamu benar, aku yakin ini hanya sementara." katanya menggelengkan kepalanya. Tepat ketika dia hendak berbicara, Naruto kembali, menghentikan pembicaraan mereka. Meskipun Shizune sedikit terkejut ketika dia melihat Tsunade berjalan di belakang Naruto.

"Nyonya Tsunade apa yang kamu lakukan di sini?" Shizune bertanya ketika Hiruzen menyapa murid lamanya.

"Aku pikir aku akan mengunjungi sensei sementara aku punya waktu longgar di rumah sakit. Ini bonus tambahan yang aku dapat, bisa melihat Naru-chan kecil, aku belum melihatnya sejak ulang tahunnya," katanya sambil memeluk Naruto dari belakang dan membuat Naruto tersenyum padanya.

Mereka semua duduk di sekitar meja ketika mereka menyaksikan Naruto menunjukkan kepada mereka apa yang dia bisa lakukan pada latihan daun. Ketika dia berhasil, Sarutobi dan Tsunade bertepuk tangan sementara Shizune menepuk punggungnya.

Ketika Shizune pindah untuk berbicara dengan Tsunade, Naruto fokus pada hal-hal di atas meja.

"Jiji, untuk apa semua coretan dan kanji ini?" Naruto bertanya ketika dia melihat peralatan di atas meja dan kertas dengan huruf kanji tertulis di atasnya. Dia tampak sedikit tertarik pada mereka.

"Ahh well, ini adalah perlengkapan kaligrafiku, Naruto-kun. Ini membantu menjaga kemampuan menulisku tetap rapi dan mudah dibaca. Ditambah lagi, ini adalah latihan yang bagus untuk berlatih menulis segel fūinjutsu," jelasnya sambil mengamil kuas dengan sedikit tinta di ujung dan membuat kanji untuk api di salah satu lembar kertas.

Naruto memperhatikan dengan penuh minat. "Fu-Fūinjutsu?" ucapnya lantang dengan pose seperti berpikir di wajahnya. "Apakah itu tempat kamu membuat sesuatu menjadi poof dan memasukkan sesuatu di objek lain?" Naruto bertanya pada Sarutobi ketika Shizune terkikik karena penjelasannya.

--------------

Terima kasih buat pembaca semua, terima kasih atas masukannya, Karena naruto 5 tahun lebih tua, pastinya dia akan satu kelas dan berteman dengan Itachi, Anko, dll. Dan soal jutsu apa yang bisa naruto pakai di masa depan, silahkan baca terus fanfic ini. fufufufu.

Untuk hari ini saya cuma bisa update 2 chapter.