Chapter 7
.
.
.
.
Keesokan pagi nya.
Menyantap ramen di meja makan ditemani suasana yang canggung. Naruto melirik gadis yang ada di hadapan nya. Gadis yang juga menyantap ramen, adalah Namikaze Naruko yang telah reinkarnasi ke dunia Shinobi, dan kehidupan nya berubah drastis karena tidak lama lagi mereka berdua akan menikah. Walaupun mereka akan menikah ada masalah dalam benak Naruko ketika mengingat kejadian kemarin mengenai Haruno Sakura.
"Naruto, kamu suka Sakura tidak?"
Naruto terkejut ketika sedang asik menyantap ramen. "Uhuk!" Dia sampai tersedak karena pertanyaan Naruko begitu mendadak. "Ehem...kalau boleh jujur ya aku suka Sakura dari dulu..."
"Maaf ya," kata Naruko.
"Kenapa minta maaf? Itu kan masalah pribadi ku, kita akan menikah jadi anggap saja hanya masalalu ku..."
"Naruto?"
"Iya?"
"Tidak jadi..."
"Hah?"
Naruko ingin memberi tahu kalau Sakura menyukai Naruto. Namun Naruko tak ingin nantinya Naruto akan menjadi bingung. Perasaan yang mulai egois dan ingin menyimpan kebenaran itu sendiri dan takut semua akan menjadi buruk diakhiri nya. "Begini..." Naruto mengerutkan kening karena perkataannya Naruko menggantung.
"Aku menyukaimu," kata Naruko.
"Be-begitu ya," kata Naruto menjawab.
"... Aku serius loh..." Naruko buru-buru membereskan mangkuk yang ada di meja dan pergi ke arah dapur. "Responnya Naruto cuma begitu," kata Naruko ketika meletakan mangkuk dan mencuci mangkuk. Dada berdebar dan kebingungannya semakin kuat karena ia takut kelak pernikahan mereka berdua tak akan harmonis. "Dasar bodoh harusnya aku sadar kalau kami tidak begitu dekat dan mana mungkin Naruto menyukai ku...aku ini bodoh sekali."
"Naruko, aku keluar sebentar ya?!"
"Ah, iya. Hati-hati di jalan ya, Naruto."
"Iya!"
Seperti kehidupan sebelumnya setiap berada di rumah, Naruko selalu bersih-bersih dan menikmatinya dengan senyuman yang menunjukkan rasa puas. "Sudah selesai." Melihat skill di layar transparan sambil menunggu Naruto pulang adalah hal yang menyenangkan bagi Naruko.
Tok...tok..tok... Ketukan pintu terdengar jelas di telinganya, ia menuju pintu keluar rumah. Naruko membuka pintu dan bingung dengan sosok seorang gadis remaja yang begitu asing baginya. Hyuga Hinata seorang gadis remaja dari klan Hyuga, yang sedang berdiri di hadapannya Naruko.
"Maaf...Naruto sedang tidak ada di rumah."
"A-ano ... Be-begitu ya, Naru tidak ada di rumah."
"Iya, kamu masuk saja dulu sambil nunggu Naruto pulang," kata Naruko, dan mempersilakan masuk. Hinata begitu gugup ketika masuk ke dalam rumah Naruto. Hinata baru pertama kali melihat dalam rumah Naruto. Naruko tersenyum dan merasa lucu dengan tingkah gadis asing yang tak ia kenal.
"Kamu gugup sekali. Santai saja jangan malu-malu begitu."
"I-iya," kata Hinata menjawab.
Menuju dapur untuk mengambil cemilan biskuit dan dua gelas jus jeruk. Hinata tertunduk ketika Naruko meletakan yang ia bawa dan ikut duduk di hadapannya Hinata. "Ano...aku boleh tanya."
"Tanya? Oh iya nama mu siapa ya, aku belum tau nama kamu."
"Ah, saya Hyuga Hinata...salam kenal."
"Salam kenal juga. Aku Namikaze Naruko."
Naruko memiringkan kepala ke arah kiri sambil menunggu respon Hinata yang tiba-tiba terdiam tak merespon.
"Dari klan Namikaze..."
'Dia aneh sekali malah ngomong sendiri,' kata batin Naruko.
"Bukan...aku bukan dari klan Namikaze." Naruko membalas gumaman Hinata.
Obrolan ringan agar suasananya tak begitu canggung, Naruko berhasil merubah suasana yang akhirnya lebih nyaman ketika saling membalas obrolan.
"Ano, Naruko...apa benar nanti kamu dan Naru akan menikah."
"Eh? Aku dan Naruto akan menikah, ya tidak lama lagi sih, hehe..." Raut wajah yang teramat sedih Hinata tunjukkan ketika Naruko yang sedang asik membicarakan tentang masa depannya bersama Naruto.
"Se-selamat, aku ikut senang mendengarnya...aku tidak menyangka kalau Naru akan menikah denganmu, hiks...aku kira akan dengan Sakura."
"He-hey, kenapa kamu menangis..."
Perkataan dan linang air mata membuat Naruko terlihat panik. Hinata mengusap air mata yang membasahi pipi nya dan menahan isak tangisnya yang lolos dari bibir nya.
"Aku mencintai Naruto, aku tidak percaya kalau Naruto akan menikah secepat ini...hiks...hiks..."
"Aa..."
'Jadi begitu ya....dia juga menyukai Naruto, bahkan ia sampai bilang cinta sambil menangis,' kata batin Naruko.
Kedua tangan menyentuh pipi Hinata. Naruko tersenyum dan meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja. "Kamu tenang saja...berhentilah menangis, aku akan membantumu..." Hinata menatap sendu ketika Naruko bicara. "Aku dan Naruto akan menikah karena kesalahpahaman, kami tidak saling mencintai."
'Ya, ini lebih baik karena Naruto sepertinya tidak menyukai ku...'
Sementara Naruto yang sedang dibicarakan, ia sedang berlari untuk keliling desa Konoha. Suasana hati nya begitu tak menentu sampai terlihat tak begitu tidak meyakinkan ketika membalas perkataannya Naruko. "Gawat...aku bodoh sekali malah bertingkah seperti Sasuke, parah! Bodoh sekali aku, kenapa tidak bilang aku juga menyukaimu, aku mencintaimu!" Ketika sampai di lapangan tempat tim 7 latihan. Naruto berbaring di tanah sambil senyum-senyum tidak jelas. "Aku akan jadi seorang suami hehe...habis itu aku akan jadi seorang ayah, hehe..."
[ Kantor Hokage ]
Tsunade membulatkan mata ketika Naruko berkata tegas kalau rencana pernikahan antara dia dan Naruto lebih baik dibatalkan.
"Maaf, Nona Tsunade."
"Kamu tidak perlu minta maaf karena semua ini salahku karena aku terlalu egois." Naruko sebelumnya menjelaskan kalau Hinata menyukai Naruto, begitu juga Sakura memilik perasaan yang sama. "Aku tidak mungkin merebut seseorang yang di cinta orang lain. Aku hanya orang asing hehe..."
"Ha...sekali lagi aku minta maaf..."
"Hehe, iya..."
Naruko dan Tsunade saling mengobrol, obrolan yang menceritakan kehidupan Naruko di kehidupan sebelum nya. Tsunade hanya tersenyum ketika mendengar kehidupannya Naruko yang begitu monoton karena lebih suka belajar dari pada bergaul dengan teman-teman sekelasnya. "Kamu mirip sekali dengannya, aku sampai menganggap kalian begitu cocok sebagai pasangan kekasih bahkan suami-istri."
"Hehe, iya sih kami mirip sekali, hehe..." Mereka berdua melihat keluar jendela ketika Matahari mulai terbenam, Naruko memikirkan masa lalu nya ketika bersama kedua orangtua nya. "Nona, aku ingin keluar dari desa, aku ingin keliling dunia hehe..." Naruko terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.
"Hah!" Tsunade menoleh dan disambut senyuman dari Naruko. "Kamu bicara apa?! Keliling dunia? Jangan mengatakan hal yang bodoh, kamu lebih baik disini saja untuk menikmati hidupmu!"
"Hehe, Nona Tsunade terlalu serius. Aku hanya bercanda."
"Ya ampun, aku kira kamu serius," kata Tsunade, dan tersenyum. Naruko pamit untuk pulang ketika Matahari sudah terbenam. Tsunade mengantar Naruko sampai keluar pintu kantor. Naruko membungkuk menunjukkan rasa hormatnya dan berbalik untuk pergi.
"Dia gadis yang sangat kuat, aku kalah banyak dan harus belajar dari sifatnya," gumam Tsunade. Naruko hanya tertunduk lesu dan mengusap air mata nya, langkah kaki nya begitu berat untuk melangkah. "Aku harus memutuskan yang terbaik untuk semuanya, aku tidak boleh egois..." Naruko menatap lurus ke arah depan dan mempercepat langkah kaki nya ketika menyusuri jalan utama desa.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author Note - baru ada waktu senggang ni, sorry kalau up nya lama ya, hehe... Cerita makin absurd ya kwkwkwk....