webnovel

Bab. 10. Mba Viana Viral

Tok....tok.....tok ..

"Mba....Mba....Mba Viana...." ucap Rahima sambil mengetuk pintu kamarku "Mbaaaaa....buruan di buka pintunya ...!!!" Ia pun semakin tak sabaran. "Ngapain sih Mba di dalam kamar???" Rahima semakin sewot.

"Apaan si Dek..????" tanyaku saat pintu kamar ku buka.

"Mba...Mba...sini deh!!!" pinta Rahima sambil menarik-narik tanganku untuk duduk di kursi ruang TV. "Mba Jadi viral lho....!!! lihat ni Mba..!! " ucap Rahima memberikan benda pipih miliknya dan memperlihatkan Vidio yang membuatnya rame pagi ini

"Lho....ini kan kejadian di kafe Kemarin Dek!!! Ko bisa ada di Ytbe..!!!???" tanyaku pada Rahima. Aku sangat terkejut, kenapa bisa pertengkaran saat si kafe Melati bisa tersebar. Namaun stelah beberapa saat memperhatikan Vidio tersebut, akupun mulai berfikir, 'biarkan saja Vidio itu ditonton semua orang, biar Mas Fatir dan pelakor itu Malu' batinku.

" Mba kok senyum-senyum aja...!!! ngga merasa was-was gitu???" tanya Rahima yang sedikit takut jika Vidio itu berimbas padaku.

"Ngga papa Dek, justru itu bagus. Dengan begitu masyarakat bisa menilai mana yang bener dan mana yang tidak. Biar keluarga Mas Fatir bisa belajar bagaimana memperlakukan menantu. Dan si pelakor Rani itu bisa tau diri bahwa sangat tak pantas merebut suami orang". jelasku dengan semangat pada Rahima.

"Bener juga sih Mba....lagian Mas Fatir ko sampai tergila-gila banget sama tu Pelakor...di pelet kali Mba...!!! soalnya Mas Fatir yang Rahima kenal dulu tu ngga seperti itu Mba..??!?!!" jelas Rahima yang membenarkan ucapku dan juga merasa tak percaya jika suamiku itu berubah.

"Ya sudah ngga usah di pikirin...!!! Oh ya anak-anak Kamu yang anterin ke sekolah ya!!! Soalnya Mba mau ngurusin pesanan pelanggan Kripik, dan ada pesanan besar-besaran dari pemilik Toko makanan yang minta Mba buat nyetok Kripik pisang sebanyak seribu bungkus." Jelasku pada Rahima.

" Waaahhhhh..., Alhamdulillah ya Mba...Rahima doakan semoga bisnis Mba semakin maju...Amiiiiin.!!!" ucap Rahima bersyukur mendengar bisnis keripik pisang milikku semakin maju. "Oh ya udah Mba, Aku anterin anak-anak ke sekolah dulu ya Mba...tapi Mba yang jemput ya...soalnya Rahima mau ke kampus ni ada jadwal pengumuman untuk Koas Mba..!!!" jelas Rahima.

"Ok Dek...siap...!!!" jawabku.

Akhirnya Rahima mengantar anak-anak ke sekolah. Sedangkan Aku, sibuk untuk mempersiapkan pesanan dari para pelanggan. Seperti kata Bapak untuk memindahkan usahaku. Dan saat ini pabrik usaha kripik pisang milikku tepat berada di samping rumah Bapak dan Ibu. Jarak rumah Ibu dan rumahku hanya berbeda kompleks. Rumah Bapak berada di Kompleks A, sedangkan Rumah Aku di kompleks C.

Sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk kripik. Tiba-tiba para ibu datang ke rumah.

"Assalamualaikum. Bundanya Widya....!! " ucap salam salah seorang tetangga Bapakku

"Wa'alaikum salam Bu Retno...." jawabku. Aku sedikit terkejut saat melihat beberapa ibu-ibu tetangga Bapak datang bertamu. "ada apa Bu...???" tanyaku lagi.

"Bundanya Widya tau kabar hari ini ngga???" tanya Bu Retno, tetangga yang tinggal berhadapan langsung dengan rumah bapak.

"Kabar apa ya Bu????" tanyaku dengan wajah yangng sedikit heran.

"Lhooo Bundanya Widya kan sekarang terkenal... kita-kita baru aja nonton di TV mengenai berita Bundanya Widya..!!! yang sedang bertengkar dengan Ayahnya Widya di restoran itu Lho Bun....!!"

"Haaah...??! 'Astagfirullah...apakah beritanya seheboh itu???' Batinku. Tiba-tiba ibu datang menghampiri.

"Neng...emang bener ya berita itu??? baru aja ibu nonton di salah satu acara gosip Neng...Ko bisa sampai bertengkar di tempat umum gitu Neng????" Ibu terlihat minta penjelasan padaku. Aduuuuuuh ko jadi ribet gini sih.

Tiba-tiba mereka di kejutkan oleh dua orang pria yang membawa kamera.

"Assalamualaikum. Maaf....benar ini dengan Mba Viana??" Tanya salah seorang pemuda yang membawa Mic di tangannya.

"Iya bener Nak, ada apa ya????" tanya Ibuku pada Pria itu.

" Kami reporter dari berita XX, ingin mewawancarai Mba Viana, terkait masalah Vidio yang viral saat ini Bu.." Jawab pria itu.

"Ada apa ini Bu...Neng?" Tiba-tiba Bapak datang dan menghampiri kami.

"Ini loh pak, wartawan dari berita XX, mau wawancara katanya.." Jawab Ibuku

" Maaf Pak, Bu dan juga Mba Viana...kami hanya ingin tahu sedikit saja masalah Vidio itu Mba." ucap pria itu lagi.

"Maaf ya Mas...saya sangat menghargai pekerjaan Mas berdua, Tapi ini masalah rumah tangga saya. Saya tak ingin masalah ini menjadi konsumsi publik seperti para artis-artis. Mengenai Vidio yang beredar, sungguh itu di luar kuasa saya. Entah siapa yang menyebarkan dan memanfaatkannya. Saya minta maaf sekali lagi." ucapku pada ke dua pria itu. Sebenarnya aku seneng dengan beredarnya video tersebut, orang-orang bisa tau bagaimana perilaku Mas Fatir. Tetapi ada hal yang paling aku pikirkan, yaitu Widya dan Kifli. Terutama mental dan psikologis kedua anakku. Aku tak mau kedua anakku menjadi bahan perbincangan teman-teman mereka di sekolah.

"Kalau begitu, kami minta maaf ya Mba Viana..Maaf sudah mengganggu aktivitas MB ya....!!!! Kami pamit... Assalamualaikum." kedua wartawan itu pun pergi meninggalkan tempat Bapak.

"Wa'alaikum salam.." jawab kami semua.

"Bundanya Widya ko ngga mau di wawancara...??? Lagian Mba Widya pasti bisa terkenal Loh.... bakal jadi artis Loh Bun..." ucap Bu Retno.

" Sudahlah ibu-ibu...lebih baik kalian pulang terus masak..jangan suka ngegosip...ngga baik buat kesehatan..." Sarkas Bapak. Aku tau, Bapak juga setuju dengan penjelasan ku pada kedua wartawan itu.

"Iiiiiiiiihhhjhh....Pak Bagus ko gitu sih...Ya udah kita balik dulu ya Bu Mila, Pak Bagus.... Assalamualaikum.." Ibu-ibu itu pun bubar dan pulang ke rumah masing-masing.

Lain Viana, lain pula dengan Fatir dan kawan-kawan nya. Setelah Vidio pertengkaran tersebut rilis. Perusahaan sawit tempat mereka bekerja menjadi heboh. Terutama dengan enam orang yang menjadi pelaku di dalamnya.

"Apa kalian sadar apa yang kalian lakukan???!! Vidio yang tersebar itu bisa membuat citra buruk bagi perusahaan...!!! nama Perusahaan saya bisa tercoreng karena ulah kalian..!!bentak sang CEO kepada ke enam orang yang sedang Ia sidang di depannya.

"Kami...minta maaf Pak...tolong jangan pecat kami....kami tidak tau masalah ini sampai serumit ini Pak!!!!" jelas salah satu pria yang juga ikut terseret dengan vidio itu. Sedangkan Mas Fatir, wajahnya terlihat pucat pasih sama seperti kertas. Begitupun dengan Rani.

" Kalian berempat silahkan keluar..!!!" perintah sang bos. " Pak Fatir dan Bu Rani silahkan tinggal untuk menjawab beberapa pertanyaan dari saya." ucap Bos itu pada kedua orang yang menjadi biang masalah di dalam Vidio itu.

Setelah keempat kariawan itu keluar. Tinggallah Fatir dan Rani yang siap untuk disidang oleh Bos mereka yang tidak lain adalah Pak Zulfikar. Saat itu mereka tidak menyadari keberadaan Zulfikar, ketika Viana mengamuk.

"Kalian tahukan konsekuensi dari perbuatan kalian itu???" tanya pak Zulfikar pada Fatir dan Rani.

"iya Pak.." jawab keduanya bersamaan

"Pak Fatir, sebenarnya sebagai seorang suami, anda seharusnya melindungi dan menjaga Aib istri Bapak, bukan malah di sebar dan menjadi bahan olokan untuk teman-teman bapak. " jelas Pak Zulfikar.

"Dan kamu Rani...., apa kamu sadar jika perbuatan kamu yang merebut suami orang itu adalah dosa besar???? tega sekali kamu mau merebut suami orang dan merusak kebahagiaan mereka. Apalagi Pak Fatir sudah memiliki dua orang anak....Coba kamu yang ada di posisi Istri pak Fatir...???" Jelas Pak Zulfikar lagi pada Rani.

"Tapi Pak, saya mencintai Mas Fatir..." Ucapnya tak tau malu.

"Haaaaaa...terserah kalian. Tapi saya harap, ini yang pertama dan terakhir." ucap Pak Zulfikar memperingatkan keduanya.

"Iya Pak..."Jawab keduanya bersamaan

"Saya pegang kata-kata kalian...Jika terjadi lagi maka Kalian saya pecat...!!!! masih bagus kalian saya ijinkan untuk bekerja disini.... Tapi sekarang saya turunkan jabatan kalian, hanya sebagai karyawan biasa saja. Itu sudah jadi keputusan saya. Apa kalian paham??" ucap Pak Zulfikar sedikit membentak.

"Baik Pak.." jawab keduanya bersamaan.

" Sekarang kalian keluar..."!!! ucap Pak Zulfikar dengan raut wajah datar dan dingin. Akhirnya Mas Fatir dan Rani keluar dari ruangan Bos mereka.

"Mas...jadi gimana dong...???" ucap Rani dengan manja.

"Kamu tenang saja sayang, yang penting kita tidak sampai dipecat. Saya perlu mengambil hati Pak Zulfikar saja nanti, agar bisa kembali ke posisi semula". jelasnya sambil membelai rambut Rani.

Ternyata kelakuan kedua sejoli itu tak luput dari pandangan Zulfikar. "Hem...dasar pasangan tak tau diri. tunggu saja Pak Fatir anda akan menyesal sudah membuang berlian seindah Mba Viana. Dan lebih memilih sampah yang tak berguna." Ucap pak Zulfikar kemudian berlalu masuk ke ruangannya.