"Permisi ... Assalamualaikum," teriak Bayu di depan pagar gerbang sebuah rumah besar berlantai dua.
Sudah berkali-kali Bayu mengucap salam sembari mengadukan tembok dengan besi gerbang agar menimbulkan suara hingga ada orang ke luar.
Sebelumnya ia menekan bel, namun ternyata bel rusak dan tak berfungsi.
Hampir setengah jam Bayu menunggu seseorang untuk keluar rumah, namun tak ada satu orangpun yang datang.
Padahal gerbang tak di kunci, tapi pantang bagi Bayu untuk masuk sebelum mendapatkan izin sang punya rumah, meski itu hanya sekedar memasuki pagarnya saja. Almarhum ibunya mengajarkan ia sopan santun yang sangat tinggi.
Berkali-kali-kali ia menelpon pelanggan bernama Thariq yang memesan makanan melaluinya, namun tak juga di angkat.
[Mas di mana? Ayo buruan, nanti aku telat]
Support your favorite authors and translators in webnovel.com