webnovel

CHAPTER 14: Saat Tenang di Malam Hari

Alur Cerita:

Setelah tugas sehari penuh, Kaito kembali ke rumahnya, tetapi adik-adiknya sedang tidak ada karena sedang mengikuti perkemahan di sekolah. Kaito pun sendirian bersama Luna, kucingnya yang memiliki kekuatan supernatural.

Di dalam rumah yang sepi, Kaito dan Luna bersama-sama menghabiskan waktu. Luna, yang memiliki kekuatan magis, memberikan kode melalui tingkah laku lucunya, seolah-olah sedang bercanda dengan Kaito. Kaito, yang tahu akan keistimewaan Luna, tersenyum melihat tingkah kucingnya.

Tiba-tiba, wanita misterius yang sebelumnya pernah bertemu dengan Kaito muncul. Nama wanita itu adalah Mei. Mei melihat Kaito dan Luna sedang bercanda, dan ekspresi gemas terpancar di wajahnya. Dia merasa tergoda untuk mencubit pipi Kaito yang terlihat sangat manis saat bersama Luna.

Mei: (berpikir) "Apa aku boleh mencubit pipinya sekali saja?"

Namun, Mei menyadari bahwa Kaito belum mengetahui identitas sejatinya. Dengan kekuatan magic, Mei menghilang seketika, membuat Kaito kembali ke dalam rumahnya dan tidur bersama Luna di bangku.

Percakapan:

Kaito memasuki rumah yang sepi: Kaito: "Hmmm, adik-adik sedang mengikuti perkemahan, ya?"

Luna memberikan kode melalui tingkah lakunya yang lucu: Kaito: "Hehe, apa yang kamu lakukan, Luna?"

Wanita misterius Mei muncul secara tiba-tiba: Mei: "Apa yang sedang kamu lakukan, Kaito-kun?"

Kaito tersenyum melihat Luna: Kaito: "Luna sedang bercanda, sepertinya."

Mei melihat tingkah laku Luna dan merasa gemas: Mei: (berpikir) "Dia terlihat sangat manis... mungkin aku boleh mencubit pipinya sekali saja?"

Mei menyadari Kaito belum mengetahui identitasnya: Mei: "Tapi belum saatnya."

Mei menghilang dengan kekuatan magic: Kaito: "Apa tadi ada yang aneh?"

Kaito dan Luna tidur bersama di bangku: Kaito: "Selamat malam, Luna. Esok hari akan lebih seru lagi, ya?"

Ekspresi Karakter: Kaito menunjukkan ekspresi yang campuran antara kebahagiaan melihat tingkah laku lucu Luna dan keheranan saat merasa ada yang aneh. Mei, wanita misterius, menunjukkan ekspresi gemas dan keinginan untuk mencubit pipi Kaito, tetapi akhirnya menghilang dengan kekuatan magis, meninggalkan Kaito dengan rasa penasaran yang belum terpecahkan.