webnovel

Mystic Boy

(50% horror/thriller, 50% romance) Sadewa Pamungkas, laki-laki tampan dengan penampilan urakan, serta suaranya yang keren. Namun, dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki indera keenam yang tak pernah ia inginkan.

Roy_Kiyowo · Horror
Not enough ratings
84 Chs

Sadewa (Chapter 4)

Benny dalam perjalanan mengantar Amor pulang. Laki-laki itu terlihat masih ketakutan meskipun sudah meninggalkan warung itu. Sedangkan Amor masih memikirkan kejadian tadi. Ia masih tak habis pikir, apa kejadian tadi itu adalah sesuatu yang masuk akal?

"Sebenarnya apa sih yang terjadi?" tanya Amor. Gadis itu terlihat mengerutkan alisnya, ia benar-benar dibuat bingung dengan semua yang terjadi. Benny terdengar menarik napas panjang.

"Babe, gue kasih tahu ya. Tempat tadi tuh nggak beres banget! Gue nggak tahu sih apa yang tadi dilihat sama Dewa. Tapi, gara-gara warung tadi, mukanya Dewa jadi kelihatan pucat banget. Itu berarti, yang menghuni tempat itu tuh makhluk yang jahat. Tapi, dia nggak mau ngomong sama kita," ujar Benny. Tapi, Amor masih bingung. Gadis itu masih menyimpan banyak pertanyaan.

"Maksud lo, Dewa bisa ngeliat hantu? Kok selama langganan di sana, gue nggak ngerasa ada apa-apa?" tanya Amor. Benny pun menjawab.

"Dia tuh nggak cuma bisa ngeliat hantu. Tapi, dia itu indigo. I to the N to the D to the I to the G to the O, INDIGO! Selain bisa ngeliat hantu, dia tuh bisa ngeliat masa depan, masa lalu, baca pikiran, terus apa lagi ya? Yah, pokoknya banyak deh! Tapi, dia nggak mau gembar-gembor ke orang lain soal kemampuannya itu. Soalnya, orang banyak yang nggak percaya sama yang begituan. Dia bakalan dianggap gila, dan udah pasti bakalan dikucilin. Bahkan, bisa jadi dia bakal dibully,"

"Dan alasan lo nggak bisa ngerasa apapun, itu karena lo tuh orang awam. Lo nggak bisa ngeliat hantu, dan mungkin lo juga nggak percaya sama yang begituan," lanjut Benny. Amor mulai memahami. Mungkin semua yang dikatakan oleh Benny itu benar. Semuanya menjadi jelas, mulai dari Dewa yang menolong Amor, hingga kejadian di warung, sangat jelas bahwa Dewa memiliki kemampuan yang sangat spesial.

Sesungguhnya, Amor memang tak bisa melihat hantu. Dia bahkan tidak bisa merasakan kehadiran makhluk-makhluk seperti itu. Tapi, dia percaya bahwa hal-hal ghaib itu memang ada.

Mengingat sosok Dewa, Amor jadi tersenyum. Entah kenapa, ia jadi sangat kagum dengan sosok laki-laki itu. Terlepas dari sikapnya yang terkadang menyebalkan, Amor bisa merasakan sifat asli Dewa yang 'sesungguhnya' hangat. Hanya saja, kehangatan itu tertutupi oleh sikap dinginnya. Gadis itu juga teringat dengan senyuman Dewa yang begitu manis, meskipun wajah Dewa tadi terlihat sangat pucat. Tapi, Amor merasakan bahwa senyum yang dipancarkan oleh Dewa itu tulus.

"Ehm ... kayaknya ada yang lagi senyum-senyum sendiri nih," goda Benny. Gadis bertubuh mungil dan bermata besar itu terlihat malu sekali. Lagi-lagi, ia ketahuan oleh Benny.

*****

Hujan turun begitu deras di malam hari, petir menyambar, udara terasa begitu dingin sekali. Dewa mengambil gitar di samping meja belajarnya. Akhir-akhir ini, dia sangat menyukai sebuah lagu milik Ariana Grande yang berjudul Into You. Di hadapannya, ada sosok Belle. Namun, Dewa tak peduli. Pasti makhluk itu hendak mencari-cari perhatiannya lagi. Dewa pun memulai menyanyikan lagu itu. Selama laki-laki itu menyanyi, Belle mencoba untuk mengganggu. Mulai dari memainkan pintu kamar Dewa, sampai memainkan manik-manik yang menggantung di kamar laki-laki itu. Semua itu ia lakukan, hanya untuk mendapatkan perhatian Dewa. Namun, laki-laki itu tetap saja bertahan dengan sikap dinginnya.

Dewa pun selesai menyanyikan lagu itu. Belle terlihat menatap laki-laki itu dengan kesal, bagaimana mungkin Dewa mengabaikannya begitu saja? Hantu itu sangat jengkel melihat tingkah laki-laki itu.

Tapi, setiap malam, ketika Dewa telah tertidur, Belle selalu merebahkan tubuhnya di samping Dewa hanya untuk melihat laki-laki itu dalam waktu yang lama. Belle tidak tahu kenapa dirinya merasa bahagia ketika melihat Dewa dalam waktu yang lama. Dia tidak bisa melakukan itu jika Dewa telah bangun. Maka dari itu, Belle sangat berharap bahwa dirinya bisa mendapatkan perhatian Dewa.

"Oh ya, besok gue bakalan pulang telat. Jadi, lo nggak usah khawatir," ujar Dewa.

"Sama siapa?" tanya Belle. Makhluk itu melihat sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, Dewa tersenyum meskipun sangat tipis. Namun, membuat ketampanan laki-laki semakin menjadi. Selama ini, Belle tidak pernah melihat Dewa tersenyum.

"Sama teman," sahut Dewa dengan singkat. Namun, senyuman tipis itu masih terlihat. Belle jadi sangat penasaran, kenapa laki-laki itu tersenyum? Siapa orang yang berhasil membuat Dewa seperti itu? Belle sangat senang melihat senyuman itu. Namun, ia juga merasa sedih. Kenapa laki-laki itu memancarkan senyumnya ketika membicarakan temannya?

Tapi, meskipun hatinya terasa sakit, Belle merasa bahwa dirinya tidak berhak untuk melarang Dewa. Karena, ia sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk yang tak kasat mata. Ia hanyalah hantu yang seringkali membuat orang lain ketakutan.

Cinta? Mungkin memang benar bahwa Belle mencintai Dewa. Namun, tidak dengan Dewa. Laki-laki itu hanyalah menganggap Belle sebagai penghuni asli rumahnya, tidak lebih.

***** TBC *****