webnovel

Nama Dia

Langkahnya terus cepat dan Cesa tidak bisa kehilangan cowo itu sebelum ia berterimakasih. Cowo itu menaiki tangga yang di mana menuju kelas XII. Ketika ia berhenti, Cesa pun ikut berhenti secara tiba-tiba hingga dirinya menabrak punggung atletis cowo itu.

"Aww ~" Ringis Cesa kala itu.

"Ma~maaf aku gak sengaja," ucap Cesa memundurkan dirinya sambil memegang keningnya yang sakit akibat terbentur. Napasnya juga sudah tidak teratur.

Cowo di hadapannya masih memunggunginya. Cesa melihat jelas cowo di hadapannya sangat tinggi dan berbadan atletis. Baju seragam yang sudah basah hingga mengenai celananya juga. Cesa merasa tidak enak dan saat itu ia bingung.

"Terimakasih, terimakasih sudah menyelamatkan aku," ucap Cesa gugup.

Cowo itu hendak pergi tapi Cesa reflek memegang baju cowo itu hingga cowo itu tidak jadi jalan. Cesa melihat di bed kelas seragam cowo itu, ternyata cowo itu kelas XII yang berarti kakak kelasnya.

"Maaf udah bikin baju ka-kakak basah, terimakasih," ucap Cesa.

Cowo itu menyingkirkan tangan Cesa. Ia langsung membuka baju seragamnya yang basah dan membuat Cesa langsung menutup matanya.

"Kenapa kakak buka baju di sini?!" panik Cesa.

"Gak ada orang," ucapnya.

Lalu cowo itu melempar bajunya ke arah lapangan dari lantai atas tempat mereka berada. Cesa mengintip, cowo itu ternyata memakai dalam baju kaos lagi. Cesa pun cukup kaget karena baju cowo itu dilempar ke arah lapangan.

"Kenapa bajunya dibuang?!" ucap Cesa yang tidak percaya.

"Kenapa? Bukan urusan lo," ucap cowo itu pergi.

Cesa melihat cowo itu pergi. Ia tidak tau siapa cowo itu atau apa karena dirinya yang memang tidak peduli siapapun yang ada di sekolah ini hingga dirinya tidak tau siapa cowo itu. Cesa buru-buru menuju lapangan dan mengambil baju basah itu.

"Kenapa dibuang, ini kan baju masih dipakai," ucap Cesa.

Cesa membawa baju itu bersamanya. Ia membersihkan baju itu yang terkena pasir-pasir. Cesa benar-benar tidak tau mengapa mengambil baju cowo itu. Tapi Ia tidak bisa membiarkan baju cowo itu terbuang saja dan pasti baju itu masih dipakai saat sekolah.

Bahu Cesa tersenggol seseorang. Ketika ia melihat ternyata mereka. Mereka yang mengganggunya, ada di depannya.

"Bukannya gue udah bilang kalau gue lewat jangan berdiri di tengah, bego."

Ia yang meneriaki Cesa, namanya Nesly Jergoe yang saat ini menatapnya penuh amarah. Nesly menyudutkan Cesa ke tembok.

"Seneng ya lo tadi gak kena, mungkin lo lagi beruntung aja," ucap Nesly lalu mereka pergi meninggalkan Cesa.

Cesa diam cukup lama ketika Nesly sudah pergi lalu menyadarkan dirinya. Ia kembali melihat baju yang basah itu.

"L A Surya?" ucap Cesa membaca bed nama pada seragam itu.

° ° ° °

Laksamana Arshaka Surya seorang cowo SMA yang memiliki sifat dingin. CEO dari perusahaan gamers terkenal di dunia. Ada sepuluh gamers online yang dibuat oleh perusahaan itu. Ia cowo yang tidak terkenal di sekolahnya tapi bila cewe-cewe melihatnya pasti akan langsung tidak percaya kalau dirinya bersekolah di sana.

Surya sedang berolahraga menggunakan alat pull up gym yang berada di ruangannya. Memang sengaja alat gym itu ia letakkan di ruangan kantornya karena dirinya memang menyukai olahraga.

Tubuh yang berkeringat dan roti sobek untuk anak SMA sangatlah nyata ia buat. Surya menghentikan pull up nya lalu mengambil minum dan meneguk minum itu. Ia mengelap keringatnya dengan handuk kecil.

"Sayang," Suara itu berhasil membuatnya menoleh cepat.

Nakela Lauren Osfor datang dengan semangat menemui kekasihnya. Kekasih Surya yang sudah satu tahun dan ia selalu manja dengan Surya tapi sifat Surya yang dingin dan sebenarnya tidak suka hal-hal yang selalu cewe ia lakukan membuat Lauren tetap mencintai kekasihnya itu.

"Sayang aku kangen kamu," ucap Lauren di depan Surya.

Surya hanya menatap dengan diam.

"Sayang aku boleh peluk kamu?" tanya Lauren.

"Gak," ucap Surya lalu menuju kaca besar yang mengarah luar perusahaan itu.

"Ihh sayang aku kan mau peluk kamu."

Surya mengambil baju kaosnya lalu memakainya.

"Yaudah deh kalau gak boleh. Sayang, kita udah lama gak jalan-jalan, hari ini jalan-jalan yuk," ucap Lauren.

"Gue sibuk," ucap Surya.

"Jadi waktu kamu gak sibuk kapan?"

"Sibuk terus," ucap Surya.

Lauren langsung memasang wajah tak suka saat mendengarnya "Jadi kapan kamu punya waktu buat aku?"

"Pergi sendiri," ucap Surya.

"Sayang ihh tapikan aku mau nya sama kamu, kamu gak kangen tah sama aku," ucap Lauren.

Surya memilih tidak menjawab dan tetap melihat kaca ke arah luar. Suara ketukan pintu membuat mereka menoleh. Ternyata itu sekretaris Lois - yang bekerja untuknya. Lois yang hanya berbeda tiga tahun dari umur Surya yang berarti sekitar 21 tahun umur Lois. Surya memang memilih sekretaris cowo dan usia lebih tua darinya karena ia butuh kinerja dan kreativitas pemikiran karena ini perusahaan gamers bukan perusahaan yang seperti lainnya.

"Maaf, saya mengganggu, nanti saya akan kembali lagi," ucap Lois.

"Masuk aja, kak," ucap Surya.

Lois mengangguk lalu masuk. Ia memberikan berkas pada Surya.

"Gue lagi sibuk," ucap Surya menatap Lauren.

"Iya aku tau, yaudah aku pergi. Tapi, besok atau lusa kita jalan-jalan ya," ucap Lauren.

"Aku pergi ya sayang," ucap Lauren lalu pergi dari ruangan itu.

"Gue kira tadi ganggu lo, jadi ini yang harus lo tanda tangan," ucap Lois.

Surya langsung menanda tangani berkas itu.

"Bagian perencanaan ingin membuat kolaborasi dengan gamers dari perusahaan Zy, masih pembicaraan aja, tapi lo setuju kalau jadi ?" tanya Lois.

"Liat dulu gimana hasilnya, kalau bagus bisa aja gue setuju," ucap Surya.

Lois mengangguk paham.

"Kak, siapa tadi yang suruh Lauren masuk?" tanya Surya.

"Dia masuk sendiri. Tadi sudah disuruh gak boleh masuk tapi tetap aja dia mau masuk," ucap Lois.

Surya melihat jam di tangannya "Hari ini gak ada jadwal meeting kan?" tanya Surya.

"Kosong hari ini," ucap Lois.

"Kak, kalau keluar tutup pintu. Gue mau tidur di sini dan jangan ada yang masuk selama gue tidur," ucap Surya.

"Nanti gue bangunin pas jam pulang semua karyawan," ucap Lois.

Surya menuju sofa lebar itu lalu tidur di sana. Lois pun langsung pergi dari ruangan Surya.

Surya memang suka tidur di ruangannya. Tempat kedua setelah rumahnya. Ia juga suka tidur di sekolah walaupun begitu dirinya tidak pernah mencolok di sekolahnya. Ia hanya malas untuk menjadi pusat perhatian banyak orang. Orang tuanya yang sudah dikenal banyak orang. Menurutnya cukup orang tuanya menjadi pusat perhatian, tidak untuk dirinya.