Rebecca semakin panik. Sudah lusinan kunci yang ia masukan ke lubang pintu itu tidak ada satu pun yang cocok, sedangkan kunci yang belum dicobanya hanya tinggal tiga buah.
Sambil berdoa dalam hati Rebecca mulai memasukan lagi anak kunci yang pertama. Bahkan tangannya sampai gemetar karena takut kalau dua anak kunci yang tersisa bukanlah duplikat dari kunci kamar Kensky.
"Tuhan, semoga saja ini yang terakhir."
Rebecca tidak yakin Tuhan akan mengabulkan doa dari sosok penjahat seperti dirinya, tapi dengan penuh keyakinan Rebecca yakin kalau pintu itu akan terbuka di saat ia memasukan anak kunci yang terakhir.
Zet!
Rebecca ternganga. Saking kecewanya bahkan ia ingin menangis karena waktunya terbuang hanya karena anak kunci sialan itu.
"Jika kunci-kunci tadi tidak ada yang cocok, lantas di mana kunci duplikat kamar ini?"
Dengan emosi tak tertahankan wanita itu membuka pegangan pintu secara kasar dan melakukannya berulang-ulang.
"Dasar pintu sialan."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com