Di sepanjang perjalanan menuju ke kota Masadora, Killua, Gon dan Kaname banyak menemui berbagai macam monster aneh dan unik. Biscuit yang sejak tadi hanya mengikuti mereka dari belakang dalam keadaan diam merasa sangat kesal dan geram.
Kesabarannya teruji dan terkikis sedikit demi sedikit ketika melihat aksi Killua, Gon dan Kaname melawan para monster. Meskipun monsternya lemah tapi mereka tetap saja gagal untuk mengalahkan kartu dari monster itu.
Biscuit : (Kenapa mereka menyia-nyiakannya?! Padahal mereka seperti biji mentah yang akan bersinar terang segera jika dipoles sedikit saja! Tapi jika begini terus, mereka akan langsung game over saat mereka bertemu lawan yang lebih kuat dari mereka. Itu akan sangat disayangkan!)
Sekarang Gon, Killua dan Kaname sedang berhadapan dengan sebuah ksatria besi. Ksatria besi itu berjalan sangat lambat dengan gerakan kaku dan aneh ke arah Gon, Killua dan Kaname.
Gon : Kali ini yang muncul sepertinya terlihat lebih sulit untuk dilawan ya (sweatdrop)
Kaname : Tapi jalannya cukup aneh dan sangat lambat.
Killua : Bukankah itu hal yang bagus? Dengan begini mungkin kali ini kita bisa mengalahkannya! Kaname dengar ya! Pada saat aku dan Gon mengalihkan pandangan dan menahan serangan ksatria itu, kau gunakan Nen tranaparanmu dan serang dia dari belakang!
Kaname : Me-mengerti! (Sasuga Killua-kun! (Kau luar biasa Killua-kun!)) *terpana*
Pada akhirnya tali kesabaran Biscuit pun terputus. Dia yang tidak bisa menahan emosinya lagi pun marah lalu meneriakkan sesuatu dengan cukup keras.
Biscuit : (Aku sudah tidak tahan lagi!) GYOUUUU!
Gon, Killua dan Kaname langsung tersentak kaget lalu menoleh ke arah sumber suara dan terlihat Biscuit berdiri di atas batu besar dengan tatapan marah sambil berkacak pinggang.
Killua : Dia...
Kaname : Huh?
Gon : Eh?
Biscuit : Hei, jangan alihkan pandangan kalian dari musuh! Dan gunakan Gyou! Kalian bisa atau tidak?! Cepat lakukan apa yang kusuruh! Ksatria itu semakin mendekat, bukan?!
Killua : Ck. Kita bisa, tapi kita hanya lupa... (bergumam)
Gon : Dia kok sepertinya berbeda ya dari beberapa saat yang lalu? (bergumam)
Kaname : Apa ini sifat aslinya telah muncul? (bergumam)
Gon, Killua dan Kaname saling bergumam. Gumaman yang hanya bisa didengar oleh mereka bertiga saja. Setelah itu mereka langsung menuruti perkataan Biscuit dan menggunakan Gyou. Mereka sedikit terkejut ketika melihat ada aura Nen yang mengelilingi ksatria besi itu.
Biscuit : Kalian melihatnya, kan? Armor besi dari ksatria itu kosong jadi percuma saja jika kalian menyerangnya. Itu tidak akan berpengaruh padanya.
Gon : Oh, ternyata begitu! Ternyata ada yang mengendalikannya dari suatu tempat.
Killua : Kaname, kau diam disini saja ya. Biar aku dan Gon yang mengurusinya.
Kaname : Iya, berhati-hatilah, Gon-kun, Killua-kun.
Gon dan Killua saling pandang sejenak, lalu mengangguk. Mereka berdua berjalan perlahan ke depan mendekati ksatria besi itu. Ksatria besi itu langsung menyerang Killua. Killua menghindarinya dengan mudah dan mencoba menahan pedang ksatria besi itu.
Kemudian Gon langsung mencari dan mengikuti ke arah mana aura Nen itu tersambungkan. Gon menemukan seekor monster tikus yang sedang menyalurkan Nennya pada ksatria besi itu.
Gon sedikit terkejut saat mengetahui fakta yang tidak terduga. Dia tidak menyangka hanya seekor monster tikus kecil yang imut itu sanggup mengendalikan barang besar dan berat.
Monster tikus yang ketahuan pun terkejut dan langsung berubah menjadi kartu. Seketika itu juga semua amor dan tubuh ksatria besi langsung hancur berantakan dan berserakan di atas tanah bebatuan ketika Nen yang mengendalikannya sudah tidak ada.
Gon : Kartu "remote kontrol tikus"? Dapat menggunakan kemampuan Nen untuk mengendalikan hal-hal untuk melindungi dirinya. Penakut dan akan langsung pingsan jika bertemu dengan suatu bentuk kehidupan yang berbeda. Oh, tenyata begitu ya...
Gon tersenyum lebar. Dia kembali ke tempat Killua dan Kaname berada.
Gon : Aku mendapatkannya!
Killua dan Kaname tidak merespon Gon. Mereka terpaku diam saat melihat Biscuit melompat turun ke bawah dari atas bebatuan.
Biscuit : Ternyata kalian bisa menggunakan Gyou!
Biscuit masih menunjukkan wajah marahnya sambil berkacak pinggang dihadapan Gon, Killua dan Kaname.
Biscuit : Lalu kenapa tidak menggunakannya sejak awal sampai aku menyuruh kalian?! Biar kuberitahu ya, aku sudah mengamati kalian sejak awal, tapi kalian bahkan tidak menggunakannya sekali pun, kan?!
Biscuit menatap tajam ke arah mereka bertiga. Killua langsung mengalihkan pandangnya ke arah lain. Sedangkan Gon mengaruk kepalanya yang tidak terasa gatal itu lalu melihat ke arah Killua. Kaname hanya diam dan sedikit menundukkan kepalanya.
Killua : Hm, ya... Begitulah...
Gon : Ya...
Kaname : . . . . .
Biscuit : Ternyata kalian melupakannya ya?
Gon, Killua dan Kaname hanya cengegesan dan tersenyum kaku. Tiba-tiba Biscuit mengangkat satu jarinya ke atas. Melihat tidak ada respon dari Gon, Killua dan Kaname, Biscuit langsung berteriak marah.
Biscuit : Kenapa kalian diam saja?! GYOUUUU!
Gon, Killua dan Kaname terkejut dengan teriakan kuat Biscuit karena suara teriak itu sampai menusuk masuk ke telinga mereka. Killua yang tidak mengerti pun hanya bisa mengeluh.
Killua : Apaan sih dia?! (bergumam)
Tapi karena rasa penasaran yang tinggi, mau tidak mau mereka juga langsung melakukan apa yang disuruh oleh Biscuit. Terlihat angka "satu" pada jari yang ditunjukkan Biscuit.
Biscuit : Apa yang kalian lihat?
Gon, Killua dan Kaname : Angka satu.
Biscuit : Bagus. Mulai sekarang, setiap kali aku mengangkat satu jariku ini, gunakan Gyou! Lalu katakan dengan suara keras apa yang kalian lihat. Dan itu sangat berguna setiap kali kalian merasakan ada sesuatu yang aneh, maka selalu gunakan Gyou! Mengerti?!
Gon, Killua dan Kaname hanya diam. Mereka berpikir keras dan masih mencerna setiap perkataan yang diucapkan oleh Biscuit.
Biscuit : Gunakan Gyou secara alami dan cepat untuk melihat hal jauh, itu sangat berguna dan salah satu dasar untuk pertempuran. Tetapi jika kau menempatkan banyak tenaga ke dalamnya, kau tidak akan dapat mengunakannya dengan baik.
Gon : Ya, itu benar.
Killua : Hei, Gon!
Biscuit : Mulai sekarang, aku akan menjadi guru kalian! Kalian tidak perlu membayarku uang, tapi sebagai gantinya aku akan mengajari dan melatihmu dengan sangat keras. Kalian harus menjadi lebih kuat dan hebat. Jadi bersiaplah!
Killua : Apa?! Berhenti bercanda!
Biscuit tiba-tiba kembali mengangkat satu jarinya dan mengarahkannya ke arah Killua. Gon dan Kaname langsung berteriak secara serentak.
Gon dan Kaname : Angka lima!
Biscuit : Tepat! Dan kau yang tidak menjawab, segera push up 200 kali sana!
Killua : Eh?!
Biscuit : Itu hukumanmu! (tersenyum meremehkan) Siapapun yang lambat akan dihukum. Ayo cepat!
Biscuit tersenyum jahat meremehkan. Dia menekan-nekan dan mendorong dahi Killua dengan perlahan-lahan dan dilakukan secara berulang kali, lalu memaksa Killua untuk melakukan hukumannya. Killua langsung menepis kasar tangan Biscuit. Pada saat Killua hendak mau meledak, tiba-tiba Kaname menyela dengan cepat.
Kaname : Anu...
Gon, Killua dan Biscuit menoleh ke arah Kaname.
Kaname : Ku-kumohon jangan marahi Killua-kun. Bi-biar aku saja yang menggantikan Killua-kun untuk push up.
Killua : Haa?! Oi, apa-apaan kau Kaname! Kau seharusnya tidak usah mendengarkan wanita ini! (sambil menunjuk Biscuit)
Tiba-tiba Biscuit yang marah langsung menghantam kuat batu besar yang ada di sampingnya dengan satu tangan kosongnya yang mungil itu. Sekitaran pada batu itu langsung retak dan hancur. Tanah bebatuan di sekitaran mereka pun juga ikut sedikit bergetar.
Gon, Killua dan Kaname langsung sedikit melompat kaget. Mereka merasa sedikit ngeri. Seketika itu, mereka langsung merasa tegang dan bercucuran keringat pada wajah mereka.
Biscuit berusaha tenang dan mengontrol emosinya. Dia langsung menatap tajam dan dingin juga menunjukkan ekspresi serius ke arah Gon, Killua dan Kaname.
Biscuit : Dengar ya kalian! Aku adalah pro Hunter lama yang sangat berpengalaman banyak bahkan sebelum kalian lahir!
Gon : Sebelum kita dilahirkan?
Killua : Be-berapa umurmu?
Biscuit : 57 tahun.
Gon, Killua dan Kaname terkejut bukan main. Mereka tidak dapat mempercayai perkataan Biscuit karena melihat penampilan luar Biscuit yang terlihat seperti seorang anak perempuan imut yang seumuran dengan mereka bahkan lebih mudah dari mereka.
Gon : 57 tahun itu...
Kaname : Bu-bukannya itu...
Killua : Kau itu wanita tua?!
Tanpa aba-aba, Biscuit langsung meninju keras wajah Killua. Killua langsung terpental sedikit ke belakang dan memegangi wajahnya yang barusan ditonjok Biscuit.
Killua : Ugh...
Kaname langsung sedikit panik karena melihat hidung Killua mengeluarkan darah. Buru-buru dia langsung mencari sapu tangan dari dalam tas selempangnya dan berlari ke tempat Killua lalu memberikan sapu tangannya kepada Killua.
Kaname : Killua-kun, kau tidak apa-apa?!
Gon yang kaget masih tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa tercengang dan menunjukkan ekspresi kaku dan ngeri.
Biscuit : Dengar ya! Aku sudah sekitar 40 tahun sejak aku belajar Nen. Aku lebih kuat dan berpengalaman dari pada kalian! Seharusnya kalian berterima kasih dan bersyukur karena aku mau menerima kalian sebagai muridku!
Kaname : Ah!
Gon : Ada apa, Kaname-san?
Kaname : Bukannya ini seperti yang dikatakan Lucia-san?
Tiba-tiba Killua dan Gon langsung teringat dengan perkataan Lucia mengenai seseorang yang akan mengajari mereka. Gon tersenyum.
Gon : Oh, tentang pembayaran hutang kita ya?
Killua hanya tersenyum kecut.
Biscuit : Tunggu dulu. Lucia itu... Ah! Anak perempuan yang sejak tadi bersama kalian tapi kalian pergi meninggalkan dia demi bisa menghindari seekor kadal itu?
Gon : Ya, tapi kami tidak bermaksud meninggalkannya!
Killua : Itu benar, kita serahkan dia karena dia cocok sebagai umpan!
Kaname : Lucia-san itu kuat!
Biscuit : Hah! Kalau dia kuat lalu kenapa dia lari ketakutan ketika seekor kadal datang menyerang tadi? (tersenyum remeh)
Killua : Jangan asal menunduh Luci ya! Lagipula tadi kau sendiri juga bersembunyikan?!
Biscuit yang tidak bisa menerima hinaan Killua pun langsung mengeluarkan bindernya. Dia mengambil satu kartu kadal yang dia kalahkan tadi dan menunjukkannya ke hadapan mereka.
Gon : Eh?
Killua : Itu kadal yang tadi?!
Biscuit : Lihat baik-baik, kau tadi mengatakan kalau peringkatnya itu A, tapi nyatanya hanya E! (tersenyum remeh)
Killua : Terserah! Lagian, kau itu sebenarnya siapa sampai ingin mengajari kita?!
Biscuit : Lho? Bukannya sebelumnya aku sudah memperkenalkan diriku pada kalian? Baiklah, aku akan memperkenalkan sekali lagi diriku ini. Namaku Biscuit Krueger. Aku tidak suka panggilan formal, jadi panggil aku Biske saja. Lalu, sebagai ganti melatihmu, kalian akan melakukan semua hal yang kukatakan!
Meskipun Killua tahu dan masih mengingat saran Lucia yang menyuruhnya untuk belajar Nen dari seseorang yang akan melatih dirinya, Gon dan Kaname, akan tetapi dia yang sangat berjiwa gengsi dan nakal. Tentunya juga tidak begitu menyukai Biscuit pun tidak bisa menerima Biscuit sebagai tutor mereka begitu saja.
Killua : Bukan itu yang kumaksud! Aku tidak perduli dengan nama panggilanmu itu. Aku tidak mau menerimamu sebagai tutor kami! Kami juga tidak akan sampai merasa putus asa ataupun menyesal jika tidak mendapatkan ajaran dari orang yang tidak jelas sepertimu! Gon, Kaname coba kalian juga katakan sesuatu padanya dong!
Kaname : Aku hanya mengikuti apapun yang akan Killua-kun lakukan dan katakan saja (bergumam)
Killua : Kau bergumam apa sih?
Kaname : Ti-tidak! Um, kata kakekku, aku tidak boleh sembarangan mengikuti orang yang tidak dikenal dengan baik! (sedikit berteriak sambil menundukkan kepala)
Gon sekilas melirik Kaname lalu melihat Killua.
Gon : Hm. Ya, lagian kita punya Wing-san juga...
Killua : Oh, iya! Itu benar, kita memiliki instruktur yang tepat, jadi tidak ada kau juga tidak apa-apa!
Biscuit : Hm, sebentar. Kau bilang Wing? Mungkinkah Wing yang itu? Bocah berkacamata dengan poni belah tengah, lalu rambut dan bajunya selalu berantakan. Dia tidak perduli dan tidak akan merapikannya meskipun beberapa kali kau mengatakan padanya, kan?
Gon : Biske-san mengenalnya?!
Biscuit : Tentu saja kenal! Dia kan salah satu dari sekian banyaknya muridku (tersenyum bangga)
Killua : (Ugh. Maji?! (Serius?!))
Gon langsung merasa kagum. Killua langsung tercengang dan sedikit terkejut. Dia yang tidak dapat mempercayainya pun menjadi terdiam seribu bahasa dan tidak dapat berkata apapun lagi. Sedangkan Kaname yang tidak tahu apapun hanya bisa diam mendengarkan.
Biscuit : Lalu Gon-kun, jangan menggunakan kata "-san," jika kau sulit memanggilku dengan sebutan "Biske," kau boleh pakai kata "-chama" kok (bersikap layaknya wanita imut)
Killua : Cuih. Bagusan panggil nenek tua saja.
Biscuit yang kesal langsung meninju wajah Killua kembali. Killua kembali terpental beberapa meter ke belakang. Kaname kembali panik dan berlari ke arah Killua dan membantunya berdiri. Gon hanya bisa tersenyum kaku.
Kemudian Biscuit berkata bahwa dia sedikit terkejut karena salah satu muridnya, Wing yang sedikit ceroboh itu telah menjadi instrukturnya Gon dan Killua.
Tapi Biscuit percaya jika Wing sanggup mengajari orang dengan kemampuannya itu, meskipun Wing itu orangnya sedikit ceroboh dan lemah, tapi Wing adalah muridnya yang paling rajin belajar dan punya potensi yang bagus.
Biscuit : Itu berarti kalian berdua itu pro Hunter juga?
Killua : Aku tidak.
Gon : Aku sih iya.
Biscuit melihat ke arah Kaname.
Kaname : A-aku tidak...
Biscuit tersenyum lebar dan memegangi dagunya.
Biscuit : (Hm, aku jadi rindu masa-masa sebelumnya. Rasanya aku ingin menjadi pengawas ujian Hunter lagi.) Jadi bagaimana? Karena aku ini adalah gurunya guru kalian. Apa sekarang kalian sudah bisa mempercayaiku sebagai tutor kalian? (tersenyum percaya diri)
Killua : Ya, memang sih... Tapi meski Gon dan Kaname menerimamu, tidak denganku!
Biscuit sedikit tertegun lalu menghela nafas ringan dan tersenyum kecil.
Biscuit : Kau cukup keras kepala ya. Tapi, untungnya aku cukup menyukai anak sepertimu.
Biscuit kembali mendorong dahi Killua dengan pelan. Killua yang tidak suka diperlakukan sebagai anak kecil pun langsung melotot. Biscuit hanya tersenyum menanggapi sikap Killua.
Lalu tiba-tiba Biscuit kembali mengeluarkan bindernya lalu untuk membuktinya kemampuannya supaya Killua mau mengakui dan menerimanya sebagai tutor. Dia mengambil sebuah kartu. Kartu monster yang tidak berhasil didapatkan oleh Gon, Killua dan Kaname.
Killua : Itu...
Biscuit : Perhatikan dengan teliti dan dengarkan baik-baik, kartu ini peringkatnya hanya D dan hanya kartu biasa yang bahkan tidak termasuk dalam kartu terbatas. Fakta bahwa kalian tidak bisa mendapatkan kartu ini, bukan itu masalah utamanya. Masalahnya adalah ada banyak pemain yang bisa mendapatkannya dengan mudah tanpa usaha, tapi berbeda dengan kalian.
Gon, Killua dan Kaname memasangkan ekspresi serius dan mendengarkan perkataan Biscuit dengan seksama.
Biscuit : Pasti banyak pemain yang jauh lebih hebat dari kalian dalam pertempuran. Jika mereka adalah pemain jahat dan tanpa sengaja kalian menemui mereka sekarang, kalian pasti akan mati. Meski ada satu rekanmu yang kuat dan bisa bertarung melawan musuh, tapi tidak mungkin kan kalian terus bergantung padanya? Apa kalian mau terus menjadi beban dan lemah?
Biscuit sengaja sedikit menyindir dan memancing emosi Gon, Killua dan Kaname dengan perkataannya. Dia mempertaruhkan hal yang dia cukup yakin jika salah satu dari mereka pasti akan ada yang terpancing.
Tiba-tiba Killua menggertakkan giginya tanpa suara dan mengepal erat kedua tangannya. Meskipun dia berusaha tenang dan menahan emosinya tapi dia merasa sangat kesal karena diremehkan oleh Biscuit.
Dan menjadi lebih kesal lagi karena mengetahui fakta bahwa dirinya sangat lemah itu tidak bisa berguna atau melindungi orang terdekatnya. Begitu pula dengan Gon dan Kaname yang menunjukkan ekspresi serius.
Tiba-tiba Biscuit menyadari ada seseorang yang muncul. Orang itu mempunyai niatan jahat dan ingin membunuh mereka. Orang itu adalah seorang blacklist Hunter yang sedang menjadi buronan bernama Binolt.
Binolt selalu membawa beberapa peralatan yang biasanya digunakan di salon kemana-mana yaitu gunting sebagai senjatanya. Gon, Killua dan Kaname sedikit kebingungan karena tiba-tiba melihat Biscuit duduk. Biscuit mengecilkan suaranya dan menyuruh Gon, Killua dan Kaname juga untuk ikut duduk.
Lalu Biscuit mengatakan bahwa ada musuh yang sedang bersembunyi di balik batu besar beberapa meter dibelakangnya. Gon, Killua dan Kaname sedikit terkejut karena tidak menyadari kehadiran musuh.
Biscuit : Kalian jangan mencoba mendeteksinya. Kita berpura-puralah untuk tidak tahu dan ngobrol saja dengan santai, atau musuh itu akan menyadari kalau kita sadar dengan keberadaannya. Coba katakan sesuatu.
Gon : (Aku tidak tahu jika ada musuh...)
Gon langsung mencoba untuk berakting santai.
Gon : Kartu tadi, kau hebat ya bisa mendapatkannya! (tersenyum kaku)
Kaname : Nanti ajarin kita bagaimana cara menangkapnya ya! He he he.. (tersenyum kaku)
Killua pun segera menyesuaikan dirinya dan dengan sengaja tertawa keras meskipun ekspresi sedikit kaku. Lalu langsung memelankan suaranya.
Killua : Hei, bagaimana kau bisa tahu?
Biscuit tersenyum.
Biscuit : Tadi musuh itu mengeluarkan aura membunuh yang cukup kental walaupun sedikit saja. Lalu tiba-tiba aura tersebut menghilang. Kurasa musuh kurang waspada karena dia melihat kita berempat sebagai anak-anak. Tapi berhati-hatilah, musuh ini cukup berpengalaman.
Killua : Kalau dia kurang waspada begitu, bukankah berarti dia itu lemah?
Biscuit : Tapi dia langsung menyembunyikan keberadaannya. Sedikit haus darah dan langsung menyembunyikannya dengan cepat, aku rasa dia lumayan hebat.
Killua sedikit menundukkan kepalanya dan mulai berpikir.
Killua : (Aku dan Gon bahkan Kaname tidak bisa merasakannya atau pun tahu tempatnya.)
Kaname sedikit melirik ke arah Killua dan mengetahui adanya rasa sedikit kepanikan dan kekhawatiran dari dalam diri Killua.
Kaname : (Aku tidak perduli meskipun musuh itu hendak membunuh yang lainnya, asalkan dia tidak melukai Killua-kun. Kalau sampai dia melukai Killua-kun, aku akan membunuhnya!)
Killua : Lalu apa yang harus kita lakukan?
Biscuit tersenyum.
Biscuit : (Dia mengerti dengan cepat. Dia cerdik.)
Biscuit pun mulai menjelaskan rencananya. Gon dan Killua juga ikut saling menyalurkan pendapat mereka masing-masing. Kaname hanya diam mendengarkan saja. Lalu mereka semua sepakat untuk menjalankan rencananya Biscuit.
☆
-Di bagian Ryodan, 30 menit yang lalu, sebelum Biscuit berteriak kata Gyou-
Sebagai Alibi supaya bisa pergi meninggalkan Biscuit, Gon, Killua dan Kaname. Lucia sengaja kabur dari pengejaran monster kadal, setelah berhasil mengalihkan pandangan Biscuit, Lucia langsung menghilangkan hawa keberadaannya dengan menggunakan Zetsu.
Lucia : "Magnetic force on, Shalnark!"
Anggota Ryodan merasakan ada seseorang yang datang dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Refleks mereka melihat ke arah atas. Tampak Lucia mendarat. Shalnark tersenyum lebar.
Shalnark : Okaeri, Zero (Selamat datang kembali, Zero.)
Lucia : Aku kembali! Lho, kalian semua ternyata berkumpul di tempat titik awal ya?
Phinks : Kau lama benar.
Lucia : Apa hanya itu saja yang bisa kau katakan padaku?
Lucia pura-pura sedih lalu tersenyum sinis. Dia bersandar di sebuah pilar besar di antara Feitan dan Shalnark yang menghadap ke arah tangga.
Lucia : Jadi, apa kalian menemukan siapa pembunuhnya?
Shizuku : Tidak.
Lucia : Sudah kuduga.
Feitan : Lalu, apa rencana kita berikutnya?
Shalnark : Zero pastinya tetap ingin menghabisi para bomber itu, kan?
Lucia : Shal, kau sungguh tahu keinginanku ya.
Shalnark hanya tersenyum lebar.
Phinks : Jadi kita biarkan saja pembunuh psycho itu?
Lucia : Tentu tidak. Setelah kita berhasil membunuh para bomber, kita akan mencari pembunuh gila itu (tersenyum licik)
Shizuku : Kalau begitu, kapan kita akan menghabisi mereka?
Feitan : Bagaimana kalau besok siang?
Kortopi : Bukannya lebih efisien pagi hari?
Phinks : Kenapa tidak sekarang saja?
Shalnark : Zero, bagaimana?
Lucia : Hm, karena leadernya selalu dikelilingi oleh pemain lainnya, bakalan repot jika dia memanfaatkan pemain lainnya sebagai tamengnya lalu kabur. Sebaiknya kita mencari kesempatan yang tepat untuk membunuhnya saat dia sendirian.
Shalnark : Benar juga ya. Aku setuju dengan Zero.
Lucia tersenyum.
Lucia : (Seperti biasa, Shalnark lebih pintar dan selalu bisa berpikir panjang.) Lalu...
Feitan : Apa?
Lucia : Siapa dari kalian yang mempunyai kartu "magnetic force"?
Feitan : Kenapa?
Phinks : Aku ada satu.
Shalnark : Aku juga.
Lucia : Fei Fei, pinjamkan aku dong. Sebagai gantinya, kau boleh mengambil bagianku nanti saat kita berhasil mengalahkan para bomber.
Feitan menatap dingin. Lucia langsung membuat mata memelas.
Feitan : Dasar tidak berguna. BOOK. Nih ambil.
Lucia : Terima kasih, Fei Fei. Ah! Tapi aku minta satu saja kartu SS yang ada pada leader mereka nanti ya (tersenyum)
Feitan : Kembalikan kartuku.
Lucia : Tidak mau. Kartu yang sudah ada ditanganku ini tidak bisa dikembalikan lagi!
Lucia langsung bersembunyi di belakang Shalnark dan mengulurkan lidahnya. Shalnark hanya bisa tertawa dan mencoba untuk menenangkan Feitan.
Shalnark : Tenanglah Feitan. Kita bisa mengumpulkannya lagi nanti.
Feitan : Minggir!
Shalnark : Tenanglah, Feitan (tersenyum kaku)
Phinks : (Untung bukan kartuku.)
☆
-Di markas bomber-
Genthru meninju dinding goa. Dia sangat marah karena salah satu anak buahnya telah tewas mengenaskan.
Genthru : Sebenarnya siapa yang telah membunuh satu anak buahku?!
Sub : Sial! Andai saja aku melihat wajah orang yang menguping pembicaraan kita!
Genthru : Bagaimana pun juga, kita harus segera menemukannya. Jika tidak semua rencana kita untuk menguasai semua kartu akan terbongkar!
Bara : Meski tidak melihat wajahnya, tapi dari belakang sepertinya orang itu adalah seorang bocah yang direkrut oleh Nickes baru-baru ini.
Genthru memperbaiki letak kacamatanya.
Genthru : Dari semua anggota baru yang Nickes rekrut, ada berapa bocah?
Sub : Dua orang.
Genthru tersenyum licik.
-Bersambung-