Hisoka : Aku bisa memberitahukanmu kemampuan tiap anggota. Sudah ada 7 anggota yang kuketahui kemampuannya. Selain itu, Zero juga begitu dekat dengan ketua... Tidak inginkah kau bekerja sama denganku?
Kurapika : Zero?
Hisoka tidak menjawab, dia hanya menatap lurus ke arah Kurapika. Tiba-tiba Kurapika seperti menyadari sesuatu.
Kurapika : Masaka... (Jangan-jangan...)
Tiba-tiba Lucia keluar dari persembunyiannya. Kurapika sangat terkejut melihat Lucia berdiri di belakang kuda putih yang Hisoka duduki. Lucia melompat turun dari wahana, dia berjalan sedikit ke depan lalu bersandar pada tiang pagar antrean. Dia membelakangi Hisoka dan menatap lurus ke depan, tepatnya ke arah Kurapika.
Kurapika : Lu-Lucia?!
Lucia tersenyum licik cukup lebar.
Lucia : Konbanwa, Kurapika-san. Hisashiburi da ne. Rushia aa iya, mushiro Zero desu (Selamat malam, Kurapika. Sudah lama tidak berjumpa ya. Aku Lucia ah tidak, atau lebih tepatnya Zero) Begitu biasanya aku di panggil sama laba-laba.
Terlihat sangat jelas, ekspresi kebingungan dan juga amarah dari wajah Kurapika. Kurapika sama sekali tidak menyembunyikan ekspresinya. Dia juga menggertakkan giginya dengan geram. Dia berusaha tenang dan menahan emosinya.
Kurapika : Kenapa kau bisa berada di sini?! Sejak kapan?!
Lucia : Karena Hisoka yang memanggilku (tersenyum)
Kurapika : Apa?!
Lucia : Hm, kau tidak perlu sewaspada itu terhadapku, Kurapika-san.
Meskipun Lucia berkata untuk menyuruh Kurapika untuk tidak perlu waspada terhadapnya, akan tetapi Kurapika yang dikuasai oleh kebencian dan amarah yang teramat besar pun mengabaikan semua perkataan Lucia.
Tanpa membaca pikiran pun, Lucia sudah bisa mengetahui dan menebak apa yang sedang dipikirkan dan sangat ingin diketahui oleh Kurapika. Dengan cepat dan tenang Lucia berkata, "Kami adalah laba-laba."
Kurapika tersentak kaget. Secara otomatis matanya pun langsung berubah menjadi merah. Lucia menatap Kurapika, lalu tersenyum.
Lucia : Bola mata merah yang sangat indah.
Kurapika : Kau! Apa kau yang telah membunuh dan merampas bola mata dari suku klanku?!
Lucia hanya tersenyum.
Kurapika : Jawab!
Kurapika sudah mengeluarkan aura Nen dan rantainya yang tadi dia sembunyikan dengan In.
Lucia : Tidak. Meskipun kujawab begitu, apa kau akan mempercayaiku? Melihat dari ekspresimu itu, sepertinya kau tidak mempercayaiku ya?
Lucia mencoba agar Kurapika tidak membencinya. Dia bisa merasakan rasa benci dan amarah yang sangat kuat. Kurapika membenci Lucia tanpa ada dasar yang kuat hanya karena Lucia adalah seorang laba-laba.
Lucia : Aku ke sini bukan untuk melawanmu, Kurapika-san. Aku hanya ingin mengetahui kabar teman rekanku yang kau culik itu. Bagaimana keadaan Uvo?
Kurapika tidak menjawab.
Lucia : Baiklah, jika kau tidak mau menjawab. Kuharap kau tidak menyiksanya terlalu kejam (tersenyum)
Lucia melirik ke arah Hisoka yang sejak tadi hanya diam dan melempar-lempar kartunya di atas tanah.
Lucia : Ah, mau kuberitahu sesuatu hal yang menarik? Mungkin Uvo sendiri tidak akan mengingatnya, tapi aku melihat dia yang membunuh paling banyak sukumu waktu itu looo. Hihihihi... Katanya itu sangat menyenangkan (tersenyum)
Kurapika : Matilah kalian!!!!
Tiba-tiba Kurapika menggunakan rantainya menghantam ke arah Lucia dan Lucia yang sudah tahu pun langsung menghindar dengan mudahnya. Hisoka juga menghindar. Hisoka dan Lucia mendarat di tempat yang sama.
Wahana merry go round seketika hancur berkeping-keping. Tiba-tiba telepon Kurapika berbunyi. Kurapika mengangkat teleponnya dengan kasar. Pada saat itu juga, Lucia sudah pergi dari sana.
Kurapika : Watashi da (Ini aku.)
Senritsu melaporkan bahwa Uvogin telah lolos dan terbebas karena beberapa anggota Genei Ryodan menyamar sebagai anggota komunitas mafia dan datang menyerang untuk menyelamatkannya. Kurapika tersentak kaget. Setelah itu, Senritsu menyuruh Kurapika untuk segera kembali dan telepon pun terputus.
Kurapika : Kusso!!! (Sialan!!!)
Kurapika langsung membalikkan tubuhnya dan hendak pergi dari sana. Akan tetapi, langkah kakinya terhenti karena perkataan Hisoka.
Hisoka : Saa, dou suru? (Nah, apa yang akan kau lakukan?)
Kurapika menoleh. Ekspresi wajah Kurapika terlihat sangat serius dan sangar, dia menatap Hisoka lekat-lekat bagaikan ingin membunuhnya.
Hisoka : Aku minta kau untuk bersekutu tapi bukan berarti sepihak. Hanya bertukar informasi dalam hubungan jual beli.
Kurapika berpikir keras, dia mencerna semua perkataan Hisoka dengan sesakma. Hisoka tersenyum licik sangat lebar.
Hisoka : Jika salah satu pihak tidak diuntungkan, maka tidak ada lagi persekutuan. Mudah, bukan?Jadi, apa kau mau ikut denganku atau sendirian?
Kurapika mengabaikan Hisoka. Dia kembali membalikkan badannya. Hisoka yang melihat ada sedikit kebimbangan dalam diri Kurapika pun kembali mendesaknya.
Hisoka : Ingatlah satu hal. Laba-laba tidak akan berhenti sampai kepalanya hancur.
Kurapika masih mengabaikan Hisoka. Dia melangkahkan kakinya.
Hisoka : Hentou wa? (Balasannya?)
Kurapika : Ashita, mata onaji jikan ni (Besok, di waktu yang sama lagi.)
Setelah itu, Kurapika pergi begitu saja. Hisoka kembali tersenyum licik.
☆
Sekarang Uvogin, Shalnark dan Lucia berada di sebuah apartemen. Orang yang tinggal di dalamnya telah dibunuh oleh Uvogin. Uvogin sedang mencari keberadaan Kurapika untuk balas dendam. Shalnark membantu Uvogin untuk mencari keberadaan Kurapika melalui situs Hunter.
Lucia berjongkok diam di samping Uvogin. Dia kebingungan melihat Uvogin sudah menghabiskan hampir 50 kaleng bir dengan sangat cepat. Kemudian dia melihat sekaleng bir yang ada di depannya.
Lucia : (Dia minum sebanyak ini tapi tidak terlihat mabuk. Apa dia monster?) Uvo, rasanya seperti apa, ya? Apakah pahit atau manis?
Uvogin melempar kaleng bir yang sudah kosong ke sembarangan tempat lalu mengambil lagi bir yang ada di depan Lucia.
Uvogin : Zero, kau tidak boleh minum ya. Kau makan pudding saja nanti.
Lucia : Kenapa?
Uvogin hanya tertawa mendengar pertanyaan Lucia yang dia anggap polos.
Shalnark : Jadi ini!
Lucia bangkit dan berjalan ke tempat Shalnark yang berada di depan komputer. Dia berdiri di samping Shalnark dan melihat ke arah komputer.
Lucia : Hm. Bangunan tempat penculikan Uvo ternyata adalah sebuah perusahaan milik keluarga Nostrade, ya?
Shalnark : Tepat sekali (tersenyum lebar)
Uvogin : Apa kau bisa tahu di mana letak bangunan keluarga Nostrade di kota Yorknew?
Shalnark : Tentu saja! Aku bahkan juga bisa melihat orang yang keluar masuk menggunakan nama Nostrade.
Lucia : Shalnark sugoi! (Shalnark hebat!)
Shalnark senang mendapat pujian dari Lucia. Dia tersenyum lebar. Tiba-tiba pintu apartemen terbuka, Franklin masuk dengan membawa puluhan bir di tangannya yang besar.
Franklin : Nih, aku bawa bir lagi.
Uvogin : Hoo, sankyuu (Oh, terima kasih) *menyeringai*
Franklin : Nih punyamu...
Franklin mengeluarkan beberapa pudding chocolate kesukaan Lucia dari balik saku celananya. Lucia bagaikan seekor anak anjing yang mengibaskan ekornya di hadapan tuannya, dia tersenyum sangat lebar saat menerimanya.
Lucia : Yay! Frank, kau yang terbaik! (menyeringai)
Lucia sedikit tersentak kaget saat mau menyuapi puddingnya ke Shalnark, tiba-tiba Shalnark berseru karena telah menemukan informasi tentang tempat tinggal keluarga Nostrade.
Shalnark : Mitsuketa! (Aku menemukannya!)
Shalnark mengunyah pudding yang disuapi Lucia sambil menulis alamat keluarga Nostrade di sebuah kertas memo, dia mengambarkan sebuah peta sederhana untuk Uvogin. Dia juga menjelaskan arah dan letaknya.
Setelah Uvogin menerima memo tersebut, dia langsung mencium pipi Shalnark. Shalnark tersentak kaget sambil memegangi pipinya. Uvogin hanya tertawa lalu menyeringai lebar.
Uvogin : Jaa, itte kuru wa (Kalau gitu, aku pergi dulu.)
Franklin : Birnya?
Uvogin : Kalian saja yang habisin sisanya. Aku cukup dengan membawa dua kaleng ini.
Franklin : Pastikan buang mayatnya. Lalu selesaikan dengan cepat.
Uvogin : Ya! (menyeringai)
Lucia : Uvo, boleh aku ikut denganmu? (mata memelas)
Uvogin : Dame da! (Tidak boleh!)
Lucia : Demo... (Tapi...) *memasang ekspresi khawatir dan sedih*
Uvogin : Shinpai sun na! (Jangan khawatir!) Aku akan segera kembali! (tersenyum lebar)
Lucia : Baiklah, aku mengerti (tersenyum)
Uvogin langsung meletakkan tangannya ke kepala Lucia dengan pelan, lalu mengacak-acak rambut Lucia hingga berantakan.
Lucia : Hentikan! Rambutku jadi berantakan, kan! (cemberut)
Uvogin tertawa.
Uvogin : Bye!
Shalnark yang sejak tadi diam dan memerhatikan tiba-tiba memanggilnya. Uvogin yang hendak mau melompat keluar pun kembali menoleh.
Shalnark : Uvo!
Uvogin : Hah?
Shalnark : Jangan ceroboh (memasang wajah serius)
Uvogin : Ee (Ya.)
Lalu setelah itu, Uvogin melompat keluar dari jendela dengan penuh semangat. Shalnark masih terpaku diam di tempatnya. Dia melihat ke arah jendela dengan ekspresinya yang serius.
Lucia : (Shalnark yang biasanya penuh dengan senyuman di wajahnya tiba-tiba menunjukkan ekspresi seperti itu? Pfft. Konyol sekali. Sepertinya firasatnya cukup kuat. Seolah-olah dia mengetahui jika kematian Uvogin sudah terlihat di depan mata) *tersenyum*
Lucia berjalan ke arah pintu keluar. Tepat di ambang pintu, dia menghentikan langkah kakinya, lalu berkata sesuatu tanpa menoleh ke arah belakang.
Lucia : Shal, Frank, aku akan segera kembali.
Pintu pun tertutup. Shalnark yang bisa menebak pun hanya bisa tersenyum. Dia merasa sedikit lega. Franklin hanya diam.
Shalnark : Dasar, dia tidak bisa di cegah. Jelas-jelas Uvo melarangnya, tapi dengan begini, aku bisa sedikit lebih tenang (bergumam)
Franklin tersenyum.
Franklin : Kau benar.
☆
Kurapika mempunyai firasat jika salah satu dari anggota Genei Ryodan akan segera kembali untuk mencari dan membunuh mereka. Dia mengecek data dan informasi tentang keluarga Nostrade melalui situs Hunter dan menunjukkannya langsung kepada Senritsu dan Squala. Mereka terkejut saat melihat informasi tersebut.
Kurapika : Situs ini hanya bisa di akses oleh para Hunter. Dengan informasi ini, mereka (Genei Ryodan) bisa menemukan ruangan ini.
Squala : Kau bilang situs ini hanya untuk para Hunter jadi tidak mungkin pencuri seperti mereka bisa...
Kurapika : Tidak. Satu di antara mereka ada yang mempunyai kartu lisensi Hunter.
Senritsu : Itu berarti...
Kurapika : Kita dalam masalah besar. Cepat segera temukan ruangan pengganti untuk boss (Neon).
Senritsu : Eh? Onaji hoteru de ii no? (Eh? Apa tidak apa-apa di hotel yang sama?)
Kurapika : Lebih cepat lebih baik. Karena menghindar juga percuma, tapi kita tidak bisa menggunakan nama palsu. Kita gunakan nama Senritsu dan Basho. Pastikan semua orang, khususnya boss (Neon) terus berada di dalam kamar.
Squala : Aku mengerti!
Kurapika : Jangan checkout ruangan ini, biar aku yang mengurusi mereka. Aku akan menunggu mereka datang sampai ke sini.
Senritsu : Kurapika, jangan bilang kau akan...
Kurapika menunjukkan tatapan serius dengan penuh percaya diri. Dia mengangguk yakin.
-Bersambung-