webnovel

19 : Vulnerable

Mereka semua berkumpul pada sebuah ruangan dilantai 3. Ruangan itu sangat luas dan hanya ada dinding kaca disekelilingnya.

Hye Jin belum pernah berinisiatif untuk mengelilingi rumah milik suaminya itu karena ia terlalu malas. Rumah itu memang sangat luas.

Jin kembali dengan dua buah batang pohon besar yang membuat Hye Jin terkejut.

"apa yang kalian akan lakukan padaku???".

Jimin mengusap bahu istrinya, "tidak perlu khawatir. Kau harus tahu apa kekuatanmu".

Hye Jin merasa grogi dengan ini. Nam Joon memintanya untuk maju ke tengah dan meminta Seo Yeon untuk ke tengah juga.

Nam Joon meminta Seo Yeon menunjukkan keahliannya dan itu membuat Hye Jin terkejut hingga membuka mulutnya. Seo Yeon dengan mudah membelah kayu pohon besar itu menjadi dua bagian.

Hye Jin menatap ke arah Jimin, ia merasa ini tidak benar. Tapi ia sadar bahwa Jimin sudah tidak bisa membaca fikirannya lagi.

Hye Jin memukul kayu itu dengan sangat pelan. Ia tidak merasakan apapun pada tangannya dan juga ia memejamkan matanya. Semua orang tertawa melihatnya kecuali Jimin.

Nam Joon berusaha mengendalikan diri.

Namun tiba-tiba semua terdiam dan saat Hye Jin lihat kayu itu retak lalu terbelah. Hye Jin mengerutkan alisnya.

"Apa maksudnya itu?", ucap Hye Jin tidak percaya. Semua bertepuk tangan. Mereka jelas melihat bahwa Hye Jin hanya menyentuh kayu tersebut tidak menggunakan tenaga. Namun itu butuh proses.

"Hye Jin... Jika kau gunakan kekuatanmu maka kayu itu bisa hancur", kata Seo Yeon antusias.

Jimin tersenyum dan mengirimkan tatapan meyakinkan.

Hye Jin beralih pada patahan kayu pohon dan mengikuti cara Seo Yeon namun kali ini dengan dorongan full.

Seketika kayu itu patah dan berkeping-keping namun Hye Jin merasa aneh karena ia tidak merasakan apa apa pada tangannya. Semua orang bersorak.

Jung Kook merangkul Jimin yang tertawa melihat ekspresi istrinya.

Lalu Taehyung maju. Ia pun ingin tahu kekuatan yg dimiliki Hye Jin.

"Tae bisa membaca fikiran jika ia ingin dan sejauh ini hanya Jimin yg dapat menghalaunya", ujar Nam Joon.

Hye Jin berusaha percaya diri kali ini.

Mereka berdua saling tatap. Jimin menarik garis bibirnya memperlihatkan smirknya. Ia tahu bahwa kemampuan Tae tidak akan berhasil jika Hye Jin dapat menghalau kekuatan Jimin.

Sudah 10 menit lewat akhirnya Taehyung menyerah. Nam Joon dan yang lain kebingungan.

"Aku bisa melihat bahwa Taehyung sekarang ingin sekali pergi ke daerah dingin dengan membawa selimut merah yang ia taruh dilemarinya disebelah kanan", ujar Hye Jin dengan percaya diri.

Taehyung tersenyum dan tertawa. Ia merasa takjub dan benar-benar merasa bahwa Hye Jin hebat.

"oke bagaimana dengan kekuatan Jung Kook".

"Hyeong! jangan sembarangan begitu".

Jung Kook maju, "ayolah Jimin Hyeong. Kita memiliki Ji Eun yang bisa menyembuhkan. Coba dulu tidak ada salahnyakan?".

Hye Jin tidak mengerti. Jung Kook pergi sebentar lalu kembali membawa pisau.

"Aku bisa menghalau luka jauh lebih baik dari Vampire yang lain. Kita memang bisa sembuh tapi aku tidak akan terluka sama sekali".

Hye Jin kali ini mundur selangkah apalagi saat melihat Jung Kook menyayat dirinya sendiri. Hye Jin memperhatikannya walaupun takut ia merasa sesuati didalam dirinya mempelajari dengan baik.

"Hye Jin kalau kau tidak ingin, tidak apa", ujar Jimin.

Namun Hye Jin dengan cepat mengambil pedang tajam itu dan mulai melakukan apa yang Jung Kook lakukan.

Ia sendiri memejamkan mata namun seperti layaknya diberikan penjaga. Pedang itu sama sekali tidak melukainya sedikit pun.

Nam Joon tersenyum, "Hye Jin. Apa kau mempelajari semua itu?",

"Sepertinya begitu".

Semuanya maju satu persatu untuk menunjukkan pada Hye Jin kelebihan mereka. Dan Hye Jin mengikutinya dengan mudah hanya dengan memandang mereka.

Nam Joon akhirnya menghentikan kegiatan ini.

"Oke kita beri applause untuk Hye Jin karena hari ini dia begitu hebat. Hye Jin memiliki kekuatan untuk mengikuti gerakan dan kemampuan sang lawan. Jadi apapun kekuatan itu, otaknya dan tubuhnya bekerja sedemikian rupa untuk mengikuti apapun yang lawannya lakukan".

Semua orang takjub dengan apa yang Nam Joon katakan karena mereka belum pernah tahu ada kekuatan semacam itu.

"Apa itu mirip dengan bunglon?", ujar Ji Eun dengan polos.

Jung Kook tertawa dan mengacak rambut Ji Eun dengan gemas.

-

-

-

Hye Jin dan Jimin telah selesai mengantar para keluarganya pulang. Rumah pun sudah rapih karena semua orang juga ikut merapihkannya. Hye Jin bernafas lega. Ia sangat menikmati hari ini.

"nae namja", kata Hye Jin.

Jimin memutar matanya mendengar Hye Jin memiliki sebutan berbeda, "Apa aku tidak salah dengar?".

Hye Jin tertawa, "anniya".

"baiklah nae yeona? waeyoo?".

"Aku rindu teman-temanku", suara Hye Jin berubah seperti sedih.

Jimin menggendong Hye Jin seperti anak kecil dan membawanya ke dalam kamar. Hye Jin menurut saja. Semenjak mereka memiliki suhu badan yang sama, Jimin adalah tempat ternyaman bagi Hye Jin untuk bersandar.

Jimin duduk dipinggir kasur dengan Hye Jin yang masih dalam dekapannya.

"kekuatanmu sungguh langka. Tapi aku tidak tahu bagaimana reaksimu dengan manusia. Apalagi kau masih baru. Itu akan berbahaya terutama bagi temanmu".

"begitu ya?".

Jimin mengangguk. Tangannya bermain pada rambut milik Hye Jin.

"akhirnya aku tahu mengapa tidak bisa membaca fikiranmu".

Hye Jin kembali tersenyum mengingat kekuatan miliknya yang langka.

"Apa itu hebat?".

Jimin menggeleng, "tidak. Aku tidak akan tahu keadaanmu jika kita jauh".

Hye Jin menyentil kening suaminya, "kau ini. Itu tandanya kau harus belajar menjadi suami yang baik".

Jimin kembali memeluk Hye Jin, "iya pasti aku akan belajar selamanya aku akan menjadi suami yang baik untukmu", Jimin kembali menatap Hye Jin, "tapi kau juga harus menjadi istri yang baik ya".

Hye Jin mengangguk dengan yakin. Tidak ada alasan lagi baginya untuk menolak. Hatinya sudah terikat hanya untuk Jimin seorang.

"aku mencintaimu Park Hye Jin", kata Jimin.

"aku juga mencintaimu suamiku".

Mereka memagutkan dua bibir mereka dengan pelan dan pasti. Merasakan gelora cinta yang akhirnya dapat dengan mudah mereka utarakan. Hye Jin memang tidak terkalahkan tapi dalam sentuhan permainan Jimin, Hye Jin tidak akan pernah bisa menang.

***

next part siap-siap hmmm 🌚🌚🌚