webnovel

My Twins Lovers

Ice Preechaya Waismay, si gadis pengarang cerita profesional, seorang secret admirer yang ga pernah dianggap oleh Sea Grissham Aidyn, pria berkharisma yang berprestasi di sekolahnya. Sampai suatu saat Ice menerima beasiswa ke Korea dan ia bertemu dengan Aldrich Liflous Moonglade, pria dengan wajah yang sama persis dengan Sea. Dan saat saat di Korea inilah sosok secret admirer yang dulu menghilang. Ice menjalankan hari harinya bersama Aldrich. Tapi, cerita belum berakhir sampai disini. Karena, Sea dan Aldrich, satupun tak ada yang tahu jika mereka memiliki saudara kembar, eh.. kembar? Yakin kembar? Muka sama bukan berarti kembar, kan? Penasaran? Baca dulu dong, kalian yang suka romance dengan baper bapernya wajib baca. Eh, tapi kalo kalian gamau baca, its okay

Leenymk · Teen
Not enough ratings
30 Chs

10. Hah? Sea ada 2?

"Sea, lo tinggal disini?" Tanya Ice dari depan pintu kamarnya.

Pria itu menoleh ke sumber suara, ia baru menyadari ada seseorang tengah memperhatikannya.

"L-lo lagi?" Betapa terkejutnya pria itu melihat Ice. Ice berjalan mendekati pria itu. Ia meneliti wajah pria itu, sangat dekat wajah mereka sekarang.

Mereka terdiam sementara.

"Sea, kepsek ngirim lo kesini? Kenapa lo ga bilangin gue dari pas gue nyari lo ke kelas?" Tanya Ice serius, tanpa senyuman.

"Harus sampai kapan gue bilangin lo kalau gue bukan Sea? Nama gue Aldrich, dan gue bukan Sea yang lo maksud" kata pria yang bernama Aldrich itu.

"Lo pikir gue percaya? Lo pikir orang di dunia ini bisa ga punya muka yang sama persis kalau bukan saudara kembar? Saudara aja ga sesama ini.. dan Sea... dia anak tunggal." Jelas Ice.

"Lo udah pernah ke psikolog? Gue telponin, dia temen gue, gue pikir lo penderita D.I.D," jelas Aldrich sambil mencari handphonenya.

"Sea, lo kok jahat banget sih? Lo bilang gue gila? Lo tau ga? Lo berubah banget sejak pacaran sama Liyenta" Ice memalingkan wajahnya ke bawah.

"Gue gak gila." Kata Ice yang kembali menatap pria didepannya.

"Oke, kasik gue bukti, kenapa lo pikir gue adalah Sea? Dan gue ga akan bilang lo gila lagi."

Ice tak menjawab, ia membalikkan badannya dan masuk ke kamarnya. Ia langsung duduk di ranjangnya.

"Jahat jahat jahattt" kata Ice memandang kosong tembok.

"Kenapa lo kek lupa gitu sih sama gue Sea??"

"A-atau l-lo memang bukan Sea..?"

"Dia minta bukti bahwa kenapa dia itu gue panggil Sea... apalah buktinya?? Dia memang Sea, dari wajahnya udah keliatan dia itu Sea, dia ga mungkin orang lain." Kata Ice sendiri.

"Trus apa gue pake bukti?"

Ice berpikir sejenak, dan

"Ohhh.." Ice tersenyum memandang tembok di depannya.

Ice mengambil hpnya dan membuka galeri, ada beberapa fotonya dan Sea disana. Ia segera keluar dari kamar dan mengetuk pintu kamar sebelah.

Tak butuh waktu lama, pemilik kamar itu pun membukakan pintunya.

"Lo lagi? Ada apa?"

Ice langsung menunjukkan fotonya dan Sea didepan wajah Aldrich. Ice menunjukkan senyum kemenangannya.

Aldrich melebarkan matanya, ia langsung merebut hp Ice dan meng zoom foto Sea.

"A-apaan ni?"

"Si-siapa?" Kata Aldrich kaget.

"Itu gue, sama.. lo, Sea"

"Engga, oke. Yang jelas, gue bukan Sea, dan gue bukan orang yang ada difoto sama lo, dan gue gatau ini siapa." Kata Aldrich mengembalikan hpnya pada Ice.

"Gue ga percaya.. coba buat gue percaya kalo lo beneran bukan Sea."

Aldrich menghembuskan nafasnya "Gue gatau."

"Yaudah, jangan harap gue percaya kalo gitu." Ice mau membalikkan badannya.

"Tunggu" kata Aldrich menahan tangan Ice.

Ice spontan membalikkan badannya menghadap Aldrich. Ketika tersadar, Aldrich langsung melepaskan tangan Ice "Ma-maaf"

"Ada apa?" Tanya Ice.

"Sea tinggal di Indo?"

"Hm"

Aldrich mengambil hpnya dan membuka galerinya. Disana tertera tanggal foto fotonya diambil.

"Sekarang lo liat tanggal dari galeri gue, ini gue di korea, lo bisa liat dari pemandangan dan keadaan tempat gue foto, dan ini baru baru ini." Kata Aldrich menunjukkan foto fotonya.

Ice terus mengscroll. Ia juga tak kalah kaget melihat itu.

"Gak, gak ini ga mungkin, lo pasti boong kan? Ini foto pasti lo cut dan paste disini." Kata Ice berusaha tak percaya.

"Lo bisa liat gak, ga mungkin kalo foto yang di cut bisa serapi itu. Dan liat pakaian gue? Ga mungkin di Indo yang sepanas itu gue pake baju sweater"

Ice terdiam. Ia terlihat berpikir sesuatu.

Tiba tiba senyuman Ice melebar. "Gue tau, Dinary"

Ice seketika langsung mengechat Dinary.

Icepreechaaya:

"P"

"P"

"Maap ganggu"

"Mohon utk dijawab my friend"

"This important"

Laydinary:

"Anjir li ngespam Ice"

"Ini untung gaada guru"

"Ada apa?"

Icepreechaya:

"Lo dikelas?"

Laydinary:

"Iy"

"Knp?"

Icepreechaya:

"Dikelas ada Sea?"

Laydinary:

"Ya ada lah.."

"Cih, lo ngechat gw tapi nanyain Sea"

"Knp beb? Mau nembak Sea kedua kalinya beb?"

"Hahaha"

Icepreechaya:

"Seriusan ada Sea disana?"

"Lo boong kan?"

Laydinary:

"Lah"

"Paan si lo?"

"Ya bener lah"

(Send a photo)

"Tu"

"Bukti"

Icepreechaya:

"Anjir"

"Trus yg didepan gw krg ni siapa?"

Laydinary:

"Hah?"

"Maksud lo?"

Icepreechaya:

"Oke ry"

"Gw jga ga ngerti ini apa"

"Nanti gw telp lo, gw ceritain semua"

"Bye"

Chat End.

"Ngapain si lo daritadi depan kamar gue mencet hp? Tu di kamar lo, ini juga udah malem, kalo ada yang liat kita lagi berduaan gimana? Balik sana!"

"Ald..rich?"

"Ga manggil Sea lagi?"

"Lo siapa sih sebenernya? Gue ga ngerti, lo bukan Sea. Tapi masa Sea ada 2 orang sih?"

"Gue gatau, gue pun gatau Sea yang lo maksud itu kenapa bisa mukanya sama dengan gue."

"Lo tuh hantu ya?" Tanya Ice lagi.

Aldrich seketika terkekeh

"Hantu lagi? Nanti alien, nanti zombie, terserah lo lah, gue pun gatau gue siapa"

Ice menghembuskan nafasnya.

"Maaf ganggu, gue pikir lo temen gue, nyatanya bukan" kata Ice kemudian balik ke kamarnya.

Disisi lainnya Aldrich yang tersenyum memandang kepergian Ice.

Aldrich memasuki kamarnya, ia duduk diatas kasurnya dan berpikir tentang pria yang ada difoto bersama Ice.

"Siapa?"

"Atau gue punya saudara kembar?"

"Tapi kenapa mama ga pernah bilang?"

---

"Tapi kalo dia memang saudara kembar Sea, kenapa Sea ga pernah bilang kalau dia punya saudara kembar? Dia malah bilang kalo dia anak tunggal.. apaan sih?" Kata Ice sendiri.

"Atau gue coba tanya Sea lagi?" Kata Ice.

"Tapi ga guna, Sea pasti ga peduli sama gue, dia pasti sibuk pacaran sama Liyenta"

Ice menghembuskan nafasnya dan tidur di kasur, ia sudah sangat mengantuk.

Baru hari pertama di Korea saja, ia sudah harus mengalami hal seperti ini.

~~~

Tepat pukul 7 pagi, Ice terbangun, Ice sangat kaget karena Adela akan menjemput Ice jam 7.15.

Ia bergegas untuk mandi dan mengikat rambutnya, ikat 1, ia mengenakan pakaian bebas dan rapi, juga tebal, tak lupa ia membawa hpnya.

Ice melihat jam tangannya lagi sekali, waktu menunjukkan pukul 7.41.

Tiba tiba hp Ice berdering, Ice segera mengambilnya, ternyata itu dari Adela.

"Halo kak Adela.." kata Ice.

"Iya, Ice, jadi ini kakak minta maaf banget ya.. kakak hari ini bener bener ada tugas yang mendesak, kakak ga bisa jemput kamu. Tapi, kakak ada cara kok biar kamu bisa sekolah."

"Gi-gimana kak?"

"Jadi di asrama kamu, memang khusus untuk siswa siswa yang sekolah di sekolah baru kamu disini, kamu bisa minta bantuan seseorang anterin kamu ke sekolah.." kata Adela.

"Oh, i-iya kak.. gapapa"

"Sekarang saya tidak lagi di sekolah, tapi mungkin nanti waktu sekitar kamu sampai disini, mungkin saya sudah bisa disekolah.."

"Iya kak.."

"Oke, kakak mau info gini aja.."

"I-iya kak makasi.."

Panggilan terputus.

Ice menghela nafasnya lelah.

Ice berjalan keluar dari kamarnya dan melihat kanan dan kiri, sepi, tak ada siapa siapa.

"Semua pasti udah berangkat.." Kata Ice sendiri.

Ice menggigit bibir bawahnya, ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kamarnya, ia berjalan keluar dari asrama dan mencoba bertanya pada orang orang sekitar sana, tapi mereka pun tak tau dimana letak sekolah Ice.

Ice sudah putus asa, ia sudah berpikir bahwa hari ini pasti ia tak dapat sekolah.