webnovel

Ch. 168

"Ada apa, Hyung?" Baru juga pantat Xukun mendarat mulus di atas kursi, pria itu langsung saja bertanya to the point.

"Tunggu satu orang lagi." Menyeruput coklat panasnya, Chanyeol menyuruh dua manusia itu untuk memesan apapun yang mereka mau. Dan berapa banyak yang mereka ingin. Terserah, intinya sejahterakan saja perut mereka berdua.

"Masih ada lagi?" Dahi Lucas berkerut. Dia pikir hanya mereka berempat saja.

Ting.

Tap.

Tap.

Tap.

"Selamat malam, m... maaf aku terlambat."

Xukun dan Lucas auto mendongakan kepalanya dari buku menu untuk memastikan siapa pemilik suara barusan.

"CHOI YOOJUNG?!" Pekik mereka berdua histeris. Menunjuk Yoojung dari ujung rambut hingga ujung kaki dan yang dapat mereka simpulkan adalah, "kau? Asli?"

"Duduklah." Ujar Baekhyun seraya menuntun Yoojung untuk menetralkan nafasnya yang memburu itu. Kasihan.

"Hyung, hati-hati. Jasper bisa menguliti hyung nanti." Xukun memperingati. "Dia mutlak milik Jasper." Licin sekali mulut saudara Xukun kita ini.

"Apa yang saat ini otakku pikirkan benar?" Tanya Chanyeol seraya menunjuk jaket yang saat ini Yoojung kenakan dan juga gelas yang masih gadis itu genggam.

Wajah Yoojung memerah padam karena malu, menundukan kepalanya seraya mengangguk kecil. Panas sekali udara di dalam Cafe ini.

Chanyeol terkekeh kecil, mengangkat tangannya dan mengusak pelan surai Yoojung yang tergerai melewati bahunya.

"Hyung, milik Jasper itu." Jengah juga jika Xukun mengingatkan terus seperti ini. Tuli sekali dua manusia di depannya ini.

"Heh, diam kau! Dasar Amoeba." Dengus Lucas. Biarkan saja apa salahnya hah?!

"Amoeba matamu petak?!" Sungut Xukun. Sembarangan sekali penerus Wakanda ini. Sekali lagi, lihat saja, akan Xukun sumpal juga mulut lebar tak berguna itu!

Baekhyun menghela nafas lelah, apa salahnya akur? Kali ini saja. Lelah Baekhyun menghadapi dua manusia kelebihan hormon ini.

"He... heh... diam kalian. Berisik!" Sungut Baekhyun. Niat awalnya Baekhyun dan Chanyeol mengumpulkan mereka bertiga untuk berunding tentang Jasper. Bukan untuk membahas hak kepemilikan atas nama Saudari Yoojung ini.

"Kalian satu kampus dengan Jasper bukan?" Tanya Baekhyun dengan mata yang menyipit. Retoris memang, tapi Baekhyun punya tujuan tersendiri.

Biar tiga manusia itu fokus pada tujuan saat ini.

"Ya." Lucas sebagai perwakilan menjawab tenang. Bukan satu kampus lagi mereka. Sudah satu kampus, satu jurusan, satu kelas lagi. Kurang dekat apa mereka?

"Seperti yang tadi Xukun katakan, mungkin ini terencana. Dan ya, tujuan kita saat ini adalah memastikan apa pikiran kita itu benar atau tidak." Sambung Baekhyun. Cara apapun harus mereka lakukan agar bisa membuat Jasper kembali bebas dari penjara besi sialan itu.

"Apa kami akan menjadi mata-mata?" Tanya Xukun memastikan. Tidak buruk memang, hanya saja ya... mereka harus 24 jam berada di sekitar itu manusia Vampir tak jelas, alias Choi Seungcheol.

"Pintar. Tugas kalian hanya perlu memastikan, mengumpulkan bukti sebanyak apapun, dan berikan pada kami. Sisanya akan kami tangani." Jelas Chanyeol.

Semuanya memang sudah terencana, mereka punya bagian masing-masing.

"Kalian hanya menunggu data dari kami?" Protes Xukun. Enak sekali pekerjaan dua manusia dewasa di depan mereka ini.

"Kami tidak hanya menunggu data dari kalian. Kami dan kita juga punya pekerjaan dan bagian masing-masing."

**

"Chanyeol dan Baekhyun beserta tiga teman Jasper akan menyelidiki Choi atau apalah itu namanya. Dan kita, akan menyelidiki si Kutu Beras Bae Irene." Jelas Kris dengan Jiyeon yang sudah terlelap dengan kepala yang bersandar di atas bahunya.

"Hanya perasaanku saja atau memang masalah kali ini lebih rumit dari masalah yang sudah lalu?" Siwon memijat pangkal hidungnya. Heran saja sebenarnya. Kenapa bisa masalah seperti ini menghampiri keluarga kecilnya?

"Kali ini memang lebih rumit, kita tidak hanya menghadapi satu orang. Dan ya, si saat Jiyeon hamil seperti ini fokus yang aku miliki tentu saja terbagi." Jelas Kris. Mengusap kepala Jiyeon yang tak merasa terusik walau tidur dalam keadaan duduk seperti ini.

"Kau bisa fokus pada Jiyeon. Masalah ini biar aku dan yang lain yang menangani." Siwon beranjak dari duduknya dengan niat ingin kembali ke kamar karena ya, tubuh tuanya butuh istirahat.

"Bagaimanapun Jasper tetap keponakanku dan ya, aku akan ikut. Bagaimanapun caranya." Menyelipkan tangannya di bawah tengkuk Jiyeon dan lipatan kaki anak itu agar Kris bisa membawanya menuju kamar. Brydal style.

"Ah ya, Dad. Aku akan menginap. Selamat malam."

"Hmm, terserah. Selamat malam."

**

Jinyoung terbangun tepat saat jam dinding menunjukan pukul satu dini hari. Melirik sisi tempat tidurnya yang lain, Jinyoung mendapati Haowen yang tengah berbaring dengan tangan yang memeluk erat guling kecilnya.

Pikiran Jinyoung berlayar kemana-mana, apa Jasper tidur nyenyak? Apa kakaknya itu mendapat selimut? Apa Jasper di jamin tidak akan kedinginan?

Jinyoung sungguh sangat tidak tenang.

Bruk.

Membaringkan kembali tubuhnya ke ranjang dan memeluk erat Haowen yang sedikit terusik dengan gerakan yang Jinyoung ciptakan.

"Hyung, aku akan membawamu pulang. Tunggu saja." Bisik Jinyoung. Jasper harus pulang dalam waktu dekat, karena apa? Jinyoung tidak rela jika kakaknya itu harus tersiksa di sana. Seandainya saja.

**

Ponsel Lucas bergetar tak tentu jam. Ini masih pagi buta dan siapa yang dengan tega mengganggu waktu istirahat berharganya? Ia baru saja tidur tiga puluh menit yang lalu ngomong-ngomong.

Drrt... drrt...

Kun By.

Kingkong. Sudah sleep?

Kenapa?

Aku penasaran dengan Yoojung dan Jasper.

Aku sedang tidak peduli. Mataku lelah.

Selamat malam.

Yang mono memang suka sensitif dengan status ya.

Berisik!

Lucas mengerang malas saat pikiran tentang Jasper dan Yoojung menyelinap masuk dalam otaknya. Kenapa tiba-tiba? Lucas juga tidak tau.

Setau Lucas, Jasper memang tidak dalam suatu hubungan, terlebih dengan Yoojung. Jasper yang masa bodoh dan Yoojung yang pendiam?

"Sejak kapan mereka mulai dekat?" Gumam Lucas. Jika di pikir-pikir aneh juga, mereka berdua belum pernah terlihat bersama sebelumnya. Dan sekalinya bersama malah saat insiden Jasper kalap di Universitas.

Menolong teman satu angkatan? Omong kosong! Jasper tak akan peduli, belum lagi mereka beda jurusan. Kenal dari mana?

Lucas berani bertaruh, Jasper jika ditanya siapa saja teman satu angkatannya, pria itu akan menjawab tidak tau. Jangankan satu angkatan, satu jurusan saja belum tentu tau itu manusia tanpa emosi.

"Jadi, mereka punya hubungan apa?" Lirih Lucas dalam diam.

**

"Semuanya sudah selesai?"

"Sudah. Tinggal beberapa langkah lagi dan tujuan kita akan tercapai."

"Aku tidak mau tau. Rencana kita harus berjalan lancar. Aku harus mendapatkan apa yang aku mau."

"Tujuan kita sama, jadi jangan khawatir soal itu."

"Aku tidak akan menoleransi kegagalan dalam bentuk apapun."

It's the love shoot.

Naaaa nanananana.

See U Next Chap.

Thank U .

DNDYP