webnovel

Ch. 154

Karena ini adalah weekend, Jesper memiliki keinginan untuk mengajak adiknya pergi berenang. Minimal.

Dan lagi, juga ada dua manusia lain yang tentunya akan setuju-setuju saja dengan idenya. Siapa lagi jika bukan Xukun dan Lucas.

"Jinyoung! Sudah selesai?" Tanya Jesper dengan kunci mobil yang memutar-mutar di jari telunjuknya. Bosan sangat dia menunggu adiknya itu. Lama.

"APA KAU MASIH LAMA, ROTAR?!" Teriak Lucas dengan suara bassnya. Untung saja Jesper dan Xukun sudah sempat menjauh tadi.

"ROTAR KEPALAMU PITAK!" Jinyoung balas berteriak dari dalam kamarnya. Dia sedang ganti baju dan itu butuh konsentrasi tinggi. Si bongsor itu malah berteriak heboh dari bawah sana.

"Jinyoung, apa masih lama?" Tanya Xukun dengan nada keibuannya.

"Sudah selesai."

Lucas sudah terbakar api cemburu. Pilih kasih ini, pilih kasih.

"Ayo." Jinyoung datang dan langsung saja menggait tangan Xukun untuk ia gandeng.

Nah, Jesper saja di lewati. Apa kabar dengan Lucas yang setiap waktu dan kesempatan selalu mencari gara-gara?

Say good bye!

**

Jinyoung jengah, sungguh! Para gadis-gadis liar di ujung sana selalu saja menatap lapar pada para hyung terkutuknya. Padahal, tiga pria dewasa itu sudah mencebur lengkap dengan celana dan bajunya. Apa kabar jika tiga serangkai itu topless?

Iuh, Jinyoung tidak kuat. Sungguh! Membayangkannya membuat Jinyoung mendidih. Masa hanya Jinyoung yang kalah famous di sini. Jinyoung kan tidak terima.

Dengan berlari kecil, Jinyoung mendekat ke tempat dimana para hyungnya itu tengah mencebur-cebur sexy.

Rrrhhh.

"Hyuuuung."

Pluk.

Ya malang di Jinyoung sebenarnya, baru beberapa langkah pantat bulatnya sudah mendarat lagi di dekat kolam tempat Jesper berada.

Jinyoung malu sebenarnya.

"HAHAHAHAHAHA!"

"AAAAAHAHAHAHAHAHAHA."

Dan bertambah malu sekarang. Jesper dan Lucas malah tertawa bahagia karena penderitaannya. Memang hanya Xukun yang hanya setia padanya.

"Kunkun hyuung." Niat mengadu Jinyoung. Menceritakan bagaimana malunya ia sekarang.

"IIAAHAHAHAHAHAHAHAHA."

"Musnah kalian semua! Musnah!" Kesal Jinyoung. Dasar manusia-manusia laknat. Terminta di hujat memang.

"Ku ingin marah, melampiaskan. Tapi, aku hanyalah sendiri di sini. Inginku tunjukan. Pada siapa saja yang ada bahwa nae maeum kecewaaa."

**

Baekhyun dan Chanyeol tengah sibuk dengan rekaman mereka berdua. Iya, rekaman.

Selain menjadi CEO, Chanyeol dan Baekhyun juga sering melakukan rekaman. Untuk mereka berdua saja sebenarnya. Penyaluran hobi kata mereka.

"Apa kau tidak penasaran dengan kehidupan percintaan Jesper, Baek?" Tanya Chanyeol dengan tangan yang masih sibuk mengurusi balok-balok not miliknya.

"Aku? Penasaran sebenarnya." Baekhyun jujur. Walau ia terlihat tidak peduli, percayalah... Baekhyun benar-benar setengah mati penasaran. Tapi, Baekhyun tidak ingin terlalu ikut campur masalah percintaan orang lain. Masalah percintaannya saja masih mengambang di udara.

Hening.

Chanyeol sibuk dengan balok-balok entah apa namanya. Baekhyun juga sibuk dengan latihan vokalnya.

Iya, itu hingga...

"Aku beberapa waktu lalu melihat Jesper dengan seorang wanita." Suara Chanyeol memecah keheningan dan Baekhyun benar-benar termagu tidak percaya akan hal ini.

"What the fu- Jesper bukan tipe-tipe pria yang akan jalan begitu saja dengan seorang wanita." Baekhyun hampir saja mengumpat dan menyumpah-serapahi perkataan Chanyeol barusan. Terguncang jiwa dan raga Baekhyun mendengarnya.

"Nah, itu dia. Apa kau rasa Jesper dalam hubungan dengan seoarang pria sekarang?" Tanya Chanyeol dengan pikiran kosongnya. Entah, Chanyeol tidak sadar sepertinya.

"Aku tid- what the hell are you say?!" Nah, mengumpat juga Baekhyun jadinya. "Kau pikir Jesper penyuka batang?"

Chanyeol yang baru saja di kata-katai oleh Baekhyun hanya melongo tidak mengerti. "Tolong... apa yang Chanyeol lakukan pada Baekhyun itu jahat!" Ujar Chanyeol dengan matanya yang membola besar.

"Heh?"

Plak.

Mendidih darah Baekhyun, mendidih! Apa yang ada di otak kosong sepupunya ini, Ya Tuhan?

"Pertama! Kau mengatakan Jesper si balok es menjalin hubungan dengan pria! Idiot!" Erang Baekhyun kesal. Sungguh, Baekhyun tidak kuat! Dimana kamera? Dimana?! Baekhyun ingin melambaikan tangan.

"Benar apa benar?" Tangan Baekhyun sudah terkepal erat di sisi tubuhnya saat mendengar ucapan Chanyeol barusan.

Plak.

"Aaah... leganya." Akhirnya hasrat Baekhyun untuk menggetok kepala Chanyeol dengan kecepatan halilintar yang menari-menari terwujud juga. Senang tentu saja.

"Aku tidak mengatakan Jesper belok, oke?" Mengusap kepala, hanya itu yang bisa Chanyeol lakukan sekarang. Salah bicara lagi masa depan Chanyeol yang menjadi taruhan nanti.

"AKU TIDAK MENGATAKAN BAHWA KAU MENGATAKAN JESPER PENYUKA SESAMA, IDIOT! AKU MENGATAKAN BAHWA KAU MENGATAKANNYA SECARA TERSIRAT!" Baekhyun erupsi ini. Kesal setengah mati dia. Kenapa Chanyeol bodoh tiba-tiba, Ya Tuhan? Baekhyun sudah lelah dengan semua cobaan ini.

"Oh, oke." Chanyeol ya masa bodoh saja, kata-kata Baekhyun membuatnya makin bingung jujur saja. Berbelit-belit. Kepala Chanyeol yang sedang bergemuruh ya mana paham.

Brak!

Plak.

"Aaarggh."

"Musnah kau!"

**

Setelah sekian lama berenang dengan di temani oleh teriakan gadis-gadis berbikini, Jesper dan ketiga pria lainnya memilih angkat kaki dari sana. Terlebih saat mendengar suara gemuruh dari perut Jinyoung dan Lucas yang sudah duet maut di telinganya. Ingin tertawa saja Jesper rasanya.

Tapi, ya itu. Jesper kasihan.

"Hyung, aku ingin ice cream." Baru saja Jesper akan menanyakan apa pesanan tiga manusia entah berantah itu, Jinyoung sudah lebih dulu menyebutkannya. Hmm, peka memang.

"Kami samakan saja." Ujar Lucas terlalu malas untuk berpikir. Dia masih lelah akibat melayang-layang di air sedari tadi.

"Makanannya terserah padamu." Untung Xukun hanya berulah sesekali, jika sering macam Lucas? Sudah tak berbentuk lagi Xukun nantinya.

Jesper menghela nafas lelah, untuk kali ini saja dia akan mengalah, sungguh! Hanya kali ini saja.

Tap.

"Hyung, hyung, hati-hati dengan penjaga kasirnya. Genit."

"Hati-hati juga dengan dadanya, percayalah, itu silikon."

"Awas, jangan melihat kebawah. Aku yakin pakaiannya terlalu pendek. Jaga mata."

Baru saja Jesper melangkah sekali, suara tiga manusia itu sudah merusuh lagi di telinganya. Tidak bermanfaat sungguh! Yang bermanfaat ya hanya Xukun.

Jaga mata? Bathin Jesper. Jesper sudah menjaga mata untuk si masa depannya nanti. Sudah sangat Jesper jaga malah. Tapi, ya itu... para wanita itu saja yang nafsu pada Jesper hingga menawarkan sendiri barang mereka. Jesper ya tentu tidak menolak juga, walaupun sebenarnya juga tidak Jesper terima.

"Aku tau." Dengus Jesper jengah. Jesper tidak sebrengsek itu untuk main mata dengan para wanita murahan. Maaf saja, mereka bukan berada di level perempuan idaman Jesper.

"Apa Jesper hyung punya pacar, Hyung?" Tanya Jinyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari Jesper yang sibuk melihat papan menu. Bahkan saudaranya itu tidak melirik pada belahan buah melon yang besar itu.

"Kau bertanya padaku dan aku bertanya siapa?" Dengus Lucas. Dia saja juga tidak tau dengan persoalan percintaan Jesper itu. Ingin bertanya sebenarnya. Tapi, bukan jawaban yang ia dapat, malahan getukan ringan pada dahi seksinya.

"Mungkin Xukun ta-"

"Jangan bertanya padaku, aku sedang berpikir." Sela Xukun. Isi dalam kepalanya sedang banyak-banyaknya sekarang. Dan itu tidak bisa di ganggu gugat.

"Apa yang kau pikirkan? Siapa pacar Jesper? Atau apa Jesper sudah pacaran atau belum?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Kenapa..."

"Ya? Cepatlah, Hyung."

"Kenapa Jesper sangat lama? Aku benar-benar lapar."

Hening.

Hening.

Hening.

"Sialan kau memang."

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.