Kepala Jesper sudah panas hingga ke ubun-ubun. Karyawan ayahnya sialan semua. Ingin Jesper hujat, tapi Jesper sadar akan statusnya saat ini. Sabar, hanya tiga bulan. Jesper membathin dengan mata tertutup. Belum saja Jesper jadi Presdirnya mereka nanti. Mati sudah kalian. Dengus Jesper.
Drrt... drrt... drrt...
Merasakan ponselnya bergetar, Jesper merogoh kantong celana kainnya.
'The member of Zoo."
Lucas Kingkong pt.1 : sialan memang, status baru karyawan biasa sudah sok-sok ingin menilaiku.
Xukun Beruk : dasar penghuni Neraka Jahannam! Mati saja mereka!
Lucas Kingkong pt.1 : ingin di hujat, tapi status hanya magang.
Xukun Beruk : berani memerintahku ini-itu, makan gaji buta mereka semua?!
Lucas Kingkong pt.1 : sebentar lagi jam makan siang, di where kita berkumpul?
Jesper Kingkong pt.2 : perbaiki Bahasa Inggrismu bodoh!
Xukun Beruk : tusuk dua.
Xukun Beruk : mati kau!
Xukun Beruk : makan itu where! Hahahahahahaha
Lucas Kingkong pt.1 : sialan kau pendek!
Xukun Beruk : siapa yang kau katakan pendek, bongsor?!
Lucas Kingkong pt.1 : yang pendek the one and only just kau!
Xukun Beruk : habis kau setelah ini sialan!
Jesper ya hanya diam sebagai sider, muncul pun hanya untuk membully dua penghuni kebun binatang yang lain itu.
Xukun yang sabar, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung saja sampai naik darah. Apa kabar dengan Lucas yang paling ceria dengan hati paling sensitif itu?
"Kau, karyawan magang? Tidak bekerja? Kau bukan di bayar untuk bermain ponsel."
Meradang lagi Jesper jika seperti ini ceritanya. Menatap tajam karyawan Oh Sehun itu lalu mendecih kesal. "Kau pikir aku di bayar? Pekerjaanku sudah selesai dan jangan tanyakan itu padaku jika pekerjaanmu masih menumpuk di atas meja, sialan!"
Memucat tentu saja, masih mencoba menatap nyalang pada Jesper yang meski pada kenyataannya kaki sudah lemas menjadi agar-agar. "Berani sekali kau padaku."
"Atas landasan apa aku harus tunduk padamu? Kau hanya karyawan biasa jadi jangan pernah mencoba untuk memancingku." Bisik Jesper berlalu pergi. Ini waktunya jam makan siang dan lebih baik ia pergi dari pada berujung dengan adu kekuatan di ruangan ini.
"Ah, dan lagi. Jangan hanya makan gaji buta di sini, Oh Sehun membayarmu untuk bekerja, bukan untuk duduk-duduk, bermain ponsel, dan menggoda wanita. Dasar cabul!"
Skakmat!
Mati sudah terbakar malu dia, karyawan yang lain hanya meliriknya sekilas tanpa mau peduli karena memang itu kenyataannya.
"Bagaimanapun dia anak Presdir Oh, jangan main-main dengannya." Itu Suho yang memang kebetulan lewat dan dengan sengaja menguping pembicaraan mereka. Ternyata seru.
"Tap-"
"Tidak usah mengelak karena memang kinerjamu seperti itu. Kau hanya tinggal menunggu waktu surat pemecatanmu turun dari Presdir Oh." Suho itu tidak main-main. Ia memang baru saja memprint beberapa surat pemecatan untuk karyawan yang memang hanya makan gaji buta.
**
S
esuai dengan kesepakatan atau lebih tepatnya paksaan dari Lucas si bongsor, mereka berkumpul di Cafe dekat perusahaan Sehun. Makan siang di sana karena memang mereka lebih nyaman di luar dari pada masih berada di lingkungan penuh kemunafikan itu.
"Kalian memesan apa?" Tanya si perekomendasi tempat, alias Lucas.
"Latte. Dingin." Itu si Jesper.
"Ku rasa untuk saat seperti Spagethi dan Rainbow Cake saja. Ah, dan juga Milkshake Strawberry." Xukun itu badan saja yang pendek, porsi makan dia porsi kuli.
"Saja kepalamu, saja kau pesan itu tiga hidangan." Sungut Lucas menahan gemas. "Samakan, hanya saja aku green tea."
Ingin menghujat, tapi sayang. Wajah Lucas itu tampan. Jadi, anggukan saja biar dia tidak berurai air mata.
"Kau bawa bekal?" Tanya Xukun. Tumben-tumbennya si papan telenan daging ini membawa masakan dari rumah.
"Ya. Jinyoung dan Haowen yang bersemangat bangun pagi-pagi buta dan memasak untukku."
Xukun mengangguk dan hendak mencuri sosis goreng dari dalam kotak bekal Jesper, sebelum-
"Swiper jangan mencuri, Swiper jangan mencuri." -si bongsor tak tau diri datang menganggunya.
"Tsk!" Desak Xukun kesal. Padahal sosis goreng Jesper menggoda sekali untuk di curi.
"Itu buatan si Haowen dan Jinyoung?" Tanya Lucas penasaran. Sosis goreng berbentuk gurita, apel dengan bentuk seperti kelinci, dan hidangan Bento lainnya.
Lucu.
Lucas jadi gemas sendiri.
"Baiklah, selamat makan. Aku sudah kelaparan." Badan bongsor macam Lucas ya memang harus seperti itu, makan is everything.
Diam.
Mereka sibuk dengan makanan mereka dan terhayut dalam ponsel masing-masing.
'The member of Zoo.'
Lucas Kingkot pt.1 : kenapa hening sekali?
Jesper Kingkong pt.2 : mulut hanya satu dan itu untuk makan, bodoh!
Xukun Beruk : mati kau!
Xukun Beruk : HAHAHAHAHAHAHA.
Xukun Beruk : makan itu keheningan.
Jesper Kingkong pt.2 : tusuk dua.
Lucas Kingkong pt.1 : apa yang kau tusuk?!
Xukun Beruk : dasar otak cabul!
Jesper Kingkong pt.2 : tusuk dua.
Lucas Kingkong pt.1 : dasar Setan!
Xukun Beruk : tidak memiliki kaca wahai Saudara Lucas yang terhormat?
Jesper Kingkong pt.2 : tusuk dua.
Jesper Kingkong pt.2 : jangan membahas kepemilikan, Bekantan. Lucas suka mengenang masa lalu tentang mantan miliknya yang sudah di hak milikkan orang lain.
Lucas Kingkong pt.1 : makan itu Bekantan wkwkwkwkwk.
L
ucas Kingkong pt.1 : dasar biadap! Hal-hal semacam ini rela-rela saja kau mengetik panjang lebar.
"Hahahahaha." Xukun sudah tidak kuat. Sindiran Jesper ini garis keras.
Tertawa terpingkal-pingkal, Xukun menunjuk Lucas dengan garpu miliknya. "Bwahahahaha. Pfft, miris ya hidupmu hahahahaha."
Iya, itu menjadi kesenangan tersendiri jika membully Lucas yang memang sudah terbully sejak lahir.
"Hahahahaha ingin rasanya haha pfft, aku tertawa bwahahahahaha." Xukun itu jika sudah tertawa ya terima saja, hingga menurutnya kelucuan itu belum hilang, tiga hari tiga malam juga rela tertawa dia.
"Kau sudah tertawa sialan." Sungut Lucas naik darah.
"Sabar." Si terdakwa yang memulai topik hingga ia bisa di bully seperti ini.
"Sabar pantatmu."
**
"Apa ada masalah?" Tanya Sehun.
"Sejauh ini tidak, mereka bertiga aman-aman saja. Di luar sindiran garis keras karyawanmu." Suho mengangkat bahunya acuh. Sejauh ini memang belum ada kontak fisik bukan? Itu sebabnya Suho sibuk berkeliling sejak tadi pagi. Memantau dari jauh tiga Mahasiswa magang yang memang perdana di perusahaan ini.
Sehun menolak keras yang namanya acara magang atau apapun itu di perusahaannya. Entah takut karena data perusahaan yang akan di curi atau takut karena kinerja perusahaan yang tiba-tiba saja menurun.
Tapi itu tidak berlaku dengan tiga manusia di bawah sana. Sehun sudah cukup kenal dan ia rasa tidak masalah, mereka bertiga dapat di percaya.
"Jangan lupa untuk terus kau awasi, akhir masa magang mereka, kita akan mengeluarkan para tikus tak berguna." Itu perintah mutlak dari sang Yang Mulia Oh Sehun dan tak dapat di bantah mau pun di ganggu gugat.
"Laksanakan Yang Mulia." Ujar Suho menunduk kecil lalu berbalik untuk keluar ruangan karena memang, pekerjaannya juga masih sangat banyak.
"Oh ya Jajangmyeon." Panggil Sehun sebelum pintu benar-benar Suho tutup dari luar sana.
"Apa kau?" Tidak ayah tidak anak sama saja. membuat naik darah.
"Pesankan aku makanan. Lapar."
"Kau benar-benar harus menaikan gajiku!"
"Berisik!"
TBC.
SEE U NEXT CHAP.
THANK YOU.
DNDYP.