Selama aku berada dirumahsakit kurang lebih lima hari tidak ada satupun yang datang menjenguk kecuali Christ yang hampir setiap malam menghabiskan malamnya di rumahsakit untuk menjagaku. Sementara di siang hari dia menjalankan tugasny sebagai seorang senator, dia sangat sibuk dan hampir tak banyak waktu untuk dirinya sendiri.
Aku masih ingat betul malam itu Christ menatapku dengan tatapan yang tak bisa kudeskripsikan. "Christ." Aku meraih tangannya.
Kulihat ranangnya mengeras. "Harusnya kau tak keras kepala." Ujarnya lirih.
"Aku baik-baik saja." jawabku.
"Tapi aku tidak baik-baik saja melihatmu seperti ini." Jawabnya, kulihat dia menghela nafas berat. "Jika saja kau menarik diri lebih cepat, tentu ini tidak akan terjadi." Sesalnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com