webnovel

-MY STORY-

"tidak perlu hidup sempurna untuk menjadi bermakna" Ini cerita tentang gue. Iya gue, SHEILA LAUREN PERMANA Anak baik baik dan sederhana dari Panti Asuhan Kasih. Selalu baik dan penurut. Saking penurutnnya, sampai di tindas. Di tinggal kedua orang depan pintu panti. Di buang sama temen temen setiap hari pada umur yang terbilang muda. Tapi tenang, kehidupan gue berubah menjadi 180° lebih "baik". Sekarang fokus gue ke misi di SMA kesayangan semua orang ... SMA Kenangan.

keshiamrtz · Teen
Not enough ratings
28 Chs

I || MY STORY

***

Kehadiran dua orang gadis mengagetkan seantero sekolah. Bukan karena terkenal pintar seperti anak emas lainnya. Karena faktanya, mereka adalah gadis baru di SMA Kenangan. Tapi, karena kecantikan tiada batas yang menggoda seluruh kaum adam.

Suara riuh kaum adam dan bisikan iri para hawa menggema di seluruh lapangan. Sedangkan yang menjadi objek pembicaraan, hanya diam tak berkutik.

Sheila. Dia adalah salah satu dari anak baru yang menjadi pembicaraan sekolah. Dan sebelahnya, sohib nya sejak kecil. Kimberly Malya Kalya. Sama sama berasal dari Panti Asuhan Kasih. Dan di adopsi di keluarga yang sama. Keren bukan.

Sheila menatap Kimberly dengan senyum miring tercetak di mulutnya. Begitu pula Kimberly, yang melihat Sheila dari ujung matanya. Itu sebagai pertanda, keseruan telah dimulai. Keseruan mereka menjadi anak kelas 11 IPS 3 SMA Kenangan, dimulai detik ini.

"Kalau muridnya gini mah, terlalu gampang," remeh Sheila begitu sampai di kelas mereka.

Kimberly menatap keluar jendela tak menggubris perkataan Sheila. Di pikirannya terlalu banyak pertanyaan sekarang. "Kim!" Seruan itu membuat Kimberly berbalik ke Sheila dengan cepat.

"Apa?!" Jutek Kimberly. Dia sedang malas menghadapi sikap ajaib sahabat masa kecilnya itu.

"Lu ngacangin gue?" Protes Sheila dengan tangan di pinggangnya. "Parah lu! Gue aduin ke polisi tau rasa," ancam Sheila yang berakibat toyoran di kepalanya.

Kimberly berdecak kesal melihat Sheila yang mengelus kepalanya dengan dramatis. "Lo emang nggak punya otak!" Heran Kimberly. "Lo aduin gue ke polisi, secara nggak langsung ngaduin lo juga!" Lanjutnya

Sheila hanya memberikan cengiran bodohnya. "Kantin yok!" Ajaknya. Perutnya sudah bergemuruh sejak tadi pagi. Dia tidak sempat sarapan karena terlambat bangun.

"Males!" Ketus Kimberly dan kembali menghadapkan kepalanya ke jendela.

Sedangkan Sheila, dia mengelus dada nya untuk sabar menghadapi sikap jutek sahabat nya itu. Seumur hidup, yang Sheila punya hanya Kimberly. Begitu pula sebaliknya. Jadi, mereka sudah selalu memaklumi sikap mereka yang bertolak belakang. Ibaratnya, bagaikan siang dan malam.

Karena Sheila malas menunggu Kimberly, dia berjalan sendiri ke kantin. Cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta minta makan. Coba saja, semalam dia tidak belajar terlalu keras. Dia kira lawannya kali ini akan super sulit. Tapi, begitu dia menginjakkan kaki di sekolah ini. Semangatnya jadi turun.

Terutama saat dia sudah sampai kantin. Bagaikan hadiah marathon, para kaum adam langsung memperebutkan perhatian Sheila untuk duduk di samping mereka. Sheila memutar bola matanya malas. "Lembek" gumamnya melihat sikap para cowok yang terlalu mudah layu hanya karena tampang.

Dia menjelajahi kantin itu, dan terhenti di meja pojok yang luas. Tapi, orang lebih memilih untuk duduk bersempit-sempitan di meja kecil. Sudah cukup, Sheila tidak tahan lagi dengan kebodohan murid SMA Kenangan.

Sheila berjalan dengan santai ke meja yang sekarang dia klaim adalah favoritnya. Karena tempat teduh, dan berada di pojokan. Tanpa mempedulikan tatapan orang, Sheila duduk di meja itu. Tapi, setelah duduk, Sheila merasa tatapan anak anak SMA Kenangan agak aneh. Seolah mereka melihat hantu di siang bolong.

Dengan suara agak lantang, Sheila bersuara "Kenapa?"

Bukannya menjawab, murid lainnya hanya diam dan bersusah payah meneguk salivannya. Tak lama kemudian, terdengar suara berat yang membuat semua orang merinding.

"Minggir"

Seorang cowok berbadan cukup tinggi menghalangi pemandangan Sheila. Dan seenak jidat, mengusir Sheila begitu saja. Sheila mengangkat wajahnya tanpa keraguan. Dan menatap langsung mata lawannya.

"Nggak mau"

"Minggir atau gue seret lo secara paksa" ancamnya.

Bukannya takut, Sheila malah terkekeh. "Ancaman macam apa itu?"

"Minggir sekarang!" Ujar cowok itu sedikit membentak. Dia sudah geram akan tingkah Sheila.

Tidak menjawab, Sheila malah memiringkan kepalanya dan melihat name tag di baju cowok tersebut. Nicholas Bramantya D. Seketika seringai tercetak di wajahnya.

"Lo tuli atau-" ucapan cowok bernama Nicholas itu terpotong karena Sheila yang langsung menjawab.

"Nicholas Bramantya D. Gue bakal pergi, asalkan lo patuhi permintaan gue kali ini," tawar Sheila sembari memberi senyuman khas nya.

"Males. Bocil kek lo itu biasanya minta yang aneh aneh. Gue udah biasa sama taktik cewek yang mau gue aj-" lagi-lagi ucapan Nicholas terpotong oleh Sheila.

"Pesenin gue batagor,"

Nicholas berdecak pelan melihat kelakuan tidak sopan cewek di depannya ini. Padahal, secara umur dia lebih tua dari Sheila. Karena dia ingin ketenangannya kembali, dengan malas dia meminta tolong ke teman sekelasnya yang kebetulan lewat.

Tak lama kemudian, batagor pesenan Sheila datang. Nicholas meletakan batagor itu di depan Sheila dengan malas. "Udah? Sekarang pergi!" Usirnya

"Nggak mauu," ledek Sheila dan memilih fokus ke batagornya. Nicholas kembali menatap Sheila geram.

"Lo tadi udah janji," peringat Nicholas. Sementara Sheila dengan terburu buru menelan batagornya. "Kan gue nggak bilang janji,"

"Lagian, kalau lo mau duduk, duduk aja sih! Tuh meja panjang,"

Nicholas tidak menggubris perkataan Sheila dan memilih untuk diam di depan Sheila. Sementara yang sedang makan batagor dengan khitmat mulai terganggu. Dengan sebal Sheila menatap keatas dan kembali menatap Nicholas dengan tatapan mengintimidasi.

"Lo bisa duduk nggak sih?" Tanya Sheila

"Gue nggak mau duduk sama orang yang belum gue kenal," balas dingin Nicholas

"Ck! Tinggal kenalan aja, apa susahnya? Gue Sheila, kelas 11 IPS 3," tak ada jawaban dari Nicholas soal pernyataan Sheila

"Udahkan? Duduk!" Titah Sheila. Dan lagi-lagi tak ada jawaban. "Lo bisu ya?" Tanya Sheila. Padahal tadi jelas-jelas Nicholas berdebat dengannya. "Masa sih ni orang beneran bisu mendadak?" Gumam Sheila tapi masih bisa terdengar Nicholas.

"Mana ada bisu mendadak," timpal Nicholas dengan wajah datarnya. Sheila hanya menyengir bodoh. "Tinggal adain apa salahnya,"

"Ini lo masih nggak mau duduk?" Tanya Sheila untuk kesekian kalinya. Tapi masih saja tidak di gubris. "Ck! Selera makan gue udah ilang. Duduk aja tuh!" Titah Sheila dan dia meninggalkan Nicholas sendiri dengan perasaan kesal.

"Selera makan yang udah ilang, apa makanannya yang udah ilang?" Decak Nicholas. Pasalnya piring batagor Sheila telah kosong. "Cewek aneh,"

***

Kimberly berdecak sebal. Sembari terus mengucapkan sumpah serapah, sesekali dia melihat ke jam perak yang terlilit di pergelangan tanganya. Dia menunggu keberadaan seseorang. Tidak perlu di tanya siapa. Karena seumur hidup, Kimberly tidak pernah berdua selain bersama Sheila.

Tak lama kemudian, orang yang dia cari terlihat juga. Kimberly sudah berdecak pinggang dan membuka mulutnya lebar lebar. Ketika ingin mencaci habis sahabatnya itu, Sheila tiba tiba berkata sebuah kalimat yang membuat Kimberly bungkam.

"Kim, itu Karin bukan sih?"

***

Huwaaa akhirnya bab satu jadi juga😁

Vote sama komennya pliss 👉🏻👈🏻

Kalian penasaran siapa karin nggak? Atau mungkin penasaran ada peristiwa apa antara Kimberly dan Sheila? Atau mungkin, ada yang masih penasaran sama kehidupan ganda Sheila? Di tunggu aja buat bab selanjutnya