Catatan Penulis:
Terima kasih. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian, para pembaca yang telah membaca karya ini! Penulis sangat mengapresiasi kalian Semua. Hm, Penulis melihat jika Karya ini akan menuju ke babak akhir, isn't? (atau mungkin saja ini yang terakhir) Ah, kalian juga bisa sampaikan jika kalian menemukan 'plot hole' dengan mengetuk pesan masuk penulis ya. (☆ω☆*)
Karena keterbatasan penulis, sampai saat ini penulis hanya bisa bertahan dengan 1 ch. per-minggu, yang akan tetap diusahakan terbit tiap hari minggu jam 00.00 (UTC+08.00). Jika anda berkenan, Penulis juga terbuka menerima umpan balik atau yang lainnya. (^ v ^)
Ini adalah babak khusus yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan Lanjutan Karya ini. Sampai saat ini, Ini adalah akhir dari MS2MD (pada Volume ke-3 ini). Saat ini sedang dipertimbangkan apakah akan digarap volume keempat untuk Karya ini atau tidak.
....
....
....
"Huhu, aku tak tahu apakah seri ini dilanjutkan atau tidak, mengingat sepertinya sudah 100 ribu kata." Kata Author.
"Lah kenapa kalau 100 ribu kata?" Kata Random Pembaca.
"Ya bukannya kenapa-kenapa sih, tapi mindstone aja." Kata Author.
"Batu pikiran?" Tanya Random Pembaca.
"Eh milestone hehe." Kata Author.
"Terus bagaimana nasib Marie selanjutnya?" Tanya Random Pembaca.
"Ya kan itu udah idup (sudah hidup) anaknya. Semua senang." Kata Author.
(menarik napas dalam-dalam) "ITU KAN LILI." Tanya Random Pembaca.
"Ya... hmm, iya sih, tapi mau bagimana lagi." Kata Author.
"Ya terus Marie bagaimana?" Tanya Random Pembaca.
"Bagaimana gimana? kan dia sudah tenang di alam sana." Kata Author.
"...."
"...."
"Yakin ga mau diterusin ni Novel?" Tanya Random Pembaca.
"Hmm ga tau." Kata Author.
"kalau emang udah selesai ya mau gimana lagi yak." Random Pembaca yang lain.
"Eh emang udah selesai ya?" Kata Random Pembaca.
"Menurutku sih belum." Kata Author.
"Eh beneran loe thor?" Kata Random Pembaca.
"Ya, masih ada yang belum diceritakan, plus mungkin masih ada lah ya." Kata Author.
"Spoiler dong kakak." Kata random pembaca.
"Hm, bagaimana mau spoiler kalau karyanya aja belum dibuat ( -_-')" Kata Author.
"Ya minimal garis besarnya lah, mau dibuat seperti apa." Kata random pembaca.
"Hmm garis besar ya? Kalian emang sebegitu penasarannya sama yang selanjutnya?" Kata Author.
"Penasaran? Nggak juga, Novel satu chapter tayang seminggu sekali boro-boro penasaran, kelamaan kita tunggu." Kata random pembaca.
"Ya kan ane dah minta maap di awal kalau cuman bisa satu chapter satu minggu." Kata Author.
"Tapi thor, Emang beneran ya bikinnya satu minggu satu chapter?" kata Random Pembaca yang lain.
"NAHHH, ya kaga lah, AUTHOR DAH BUAT BANYAK TERUS DIUPLOADNYA SATU-SATU HAHAHA." Kata Author.
"Wah parah lu thor." Kata random pembaca.
"Bukannya gitu, tapi kadang ada, kadang ngga ada waktu buat nulis. Terus Author juga harus kerja." Kata Author.
"lah, kira'in pengangguran elu thor." Kata random pembaca.
"Ya kaga lah. Mau makan apa ane kalau pengangguran." Kata Author.
Segerombol orang yang datang berbincang, keluar meninggalkan Author sendirian di ruangannya. Orang yang disebut author itu akhirnya sendirian. Setelah bertemu dengan banyak orang yang 'mengganggu' waktunya - meskipun orangnya senang diganggu - akhirnya Author dapat waktu untuk sendiri. Ditengah kesendirian itu, Dia termenung menghadap layar komputer jinjing yang menunjukkan warna putih kosong, sebuah kanvas tulisan yang masih kosong.
Malam pun tiba dan orang itu masih saja memandang di layar yang berwarna putih. Jemarinya tidak ada niatan untuk menyentuh tombol-tombol masukan untuk mengetik, tapi matanya masih memandang layar. Kemudian Author mendengar suara yang sangat Ia kenal.
"Assalamualaikum" Suara seorang wanita yang Author kenal.
"Waalaikumsalam, iya sebentar." Kata Author mengenali suara itu.
"Halo om!!" Kata Seorang anak kecil yang berada di gendongan ibunya.
"Eh jangan begitu sama Author, Marie!" Kata Wanita itu.
"Ehehehe maaf om." Kata Marie.
"duh anak ini." Kata Wanita itu.
"Ya nggak papa Bu Rati, silakan masuk ke dalam. Ah saya buatkan teh dulu ya." Kata Author.
Mereka duduk di atas sofa tamu sedangkan Author sibuk di dapur membuat teh.
"Ah omong-omong, dimana Pak Sumi?" Kata Author yang ada di dapur.
"Biasa, Dia sibuk sendiri dengan pekerjaannya." Kata Bu Rati
Kemudian Author datang membawa baki dengan tiga gelas teh.
"Harusnya Bu Rati yang begitu ahahaha." Kata Author.
"iIa, ahaha." Jawab Bu Rati.
"Marie bagaimana? Sudah baikan badannya?" Tanya Author.
"Iya om Marie sudah baikan, akh! Panas." Kata Marie.
Marie ceroboh dan menyakiti lidahnya saat menyeduh teh yang masih panas.
"Hati-hati nak, Ah thor sebenarnya Sumi gak tahu kalau aku kesini." Kata Bu Rati.
"Loh kok tumben nggak izin suami dulu." Kata Author.
"Ada sesuatu yang mau aku bicarakan pada bapak." Kata Bu Rati.
"Bapak? ahaha, jangan formal-formal begitu bu, thor aja gak papa." Kata Author.
"Ya, ini tentang Marie." Kata Bu Rati.
"Eh kenapa aku bu? / Eh kenapa Marie bu?" kata Marie dan Author bersamaan.
Bu Rati diam.
"Aku kenapa om?" Kata Marie ke Author.
"Y-N-T-K-T-S." Kata Author.
"Huh? bagaimana om?" Tanya Marie.
"Ya-ndak-tahu-kok-tanya-saya." Kata Author.
"Ah maksudku nggak gimana-gimana, gimana ya?" Kata Bu Rati.
"Hmm pasti itu ya?" Kata Author.
"Iya itu." Kata Bu Rati.
"Apa?" Tanya Author.
"Ih Author!" Kata Bu Rati.
"Marie, apa Marie disini Marie?" Kata Author ke Marie.
"Ha? Marie ya Marie." Jawab Marie.
"Kemarin Marie apa makan bakso?" Kata Author.
"Enggak." Kata Marie
"Lo kan-" Bu Rati Kaget.
"Sebentar bu, Marie kemarin makan apa?" Kata Author menyela Bu Rati.
"Apa ya, Marie tidak ingat." Jawab Marie.
"Nah jadi begitu Bu Rati, anak ini itu Lili." Kata Author.
"Sudah kuduga, Lili kenapa tidak ngomong ke ibu kalau Lili itu lili?" Tanya Bu Rati ke Lili.
"Lili? ini Marie bu." Kata Lili/Marie.
Bu Rati makin bingung siapa yang benar.
Lalu mereka pulang. Namun sebelum pulang Author telah memberitahu Bu Rati jika anak itu sebenarnya adalah Lili.
Pagi menjelang dan tak diduga Pak Sumi juga datang berkunjung ke rumah Author.
"Assalamualaikum." Kata Pak Sumi.
"Waalaikumsalam, ah masuk Pak." Kata Author membukakan pintu.
"Ah tidak usah pak, saya cuma mau tanya bapak ngomong apa ya ke Rati?" Kata Pak Sumi.
"Loh emangnya kenapa pak?" Kata Author.
"Kok sekarang Rati malah menjauh dari Marie?" Kata Pak Sumi.
(batin author: lah kenapa lagi itu)
"Ya hanya berbincang tentang Marie yang jadi Lili." Kata Author.
"Ee jadi benar ya? yang ada di dalam Marie sekarang itu Lili?" Tanya Pak Sumi.
"Sayangnya iya." Jawab Author.
Mendengar hal itu, Pak Sumi izin pulang ke rumah.
Melihat kedua orang itu yang tampak sakit ketika mengetahui jika Marie adalah Lili membuat Author sadar. Sadar jika kepergian Marie membuat semua orang - minimal Pak Sumi dan Bu Rati - merasa sedih.
*Ya iyalah masa' ada orang yang pengen pemeran utama dalam novel akan mati.
Tapi hei... Marie mati. Nama yang bagus untuk seseorang yang mati bukan? terpeleset saat mengetik nama Marie aja bisa jadi mati ahaha. Tapi, coba lihat kalimat terakhir pada sinopsis Novel ini. Pada Chapter 3 ini masih menunjukkan ending yang kurang. Masih menggantung? Hm, tidak juga.
Tapi seperti masih ada yang kurang.
sungguh hal ini seperti masih ada yang kurang.
Entah apa itu.
...
...
.....
Namun, meskipun begitu, novel ini akan tetap hiatus untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. :(
Thanks to all readers. Stay hidrated!
Cloud_Rain_0369.
Twitter: @rff_rafif
....
"Pst!! Volume 4 (Terakhir) akan terbit pada bulan April dengan 2 chapter per minggu pada haru sabtu dan minggu pada jam 21.00 (WIB atau WITA) InsyaAllah."