webnovel

Pertemuan dengan Kakek

Lee Myungho, kakek dari Yonghwa dan Chanhee. Pemilik dari Hwa Group yang menaungi beberapa perusahan lainnya di bidang it, dan makanan. Salah satunya adalah hotel di mana mereka berada sekarang. Myungho masuk ke dalam sebuah ruangan yang telah disiapkan untuk pertemuan mereka malam ini.

Dari kejauhan terlihat senyuman kakek tujuh puluh delapan tahun itu merekah tatkala keluar dari lift, dia menyapa para pegawai dengan rendah hati. Rasanya kini Haewon dan Seongeun sedang bertanya-tanya dari manakah sifat cuek Yonghwa berasal.

"Hoho, rupanya kalian telah berkumpul di sini," ujarnya tatkala memasuki ruangan itu. Haewon dan Seongeun segera memasang senyuman seindah mungkin dan berusaha bersikap dengan baik.

"Wah, Lee Yonghwa… melihatmu berdiri berdampingan dengan gadis itu rasanya seperti aku diberi kesempatan melihatmu dan keluarga kecilmu," ucapnya saat melihat Yonghwa dan Haewon.

"Ya kan, aku benar kan kek… melihat Yonghwa dengan Haewon rasanya seperti sebuah mimpi," timpal Chanhee.

"Dan gadis ini adalah sekretarismu yang katanya kau perlakukan seperti kekasih itu?" Kini perhatiannya beralih pada Seongeun yang seketika berdiri kaku di sebelah Chanhee.

"Gadis cantik dan baik, kau sungguh pekerja keras hingga bisa tahan bekerja dengan Chanhee," ucap Myungho pada Seongeun, sedangkan gadis itu tersenyum kaku. Rasanya jantungnya berdebar mengalahkan saat dimana dia akan interview atau ujian.

"Perkenalkanlah diri kalian. Bukan sebagai pasangan dari kedua cucuku, melainkan sebagai diri kalian sendiri," titah Myungho sembari duduk di sebuah kursi.

"Nama saya Baek Seongeun, saya adalah sekretaris baru Chanhee," ujar Seongeun.

"Saya Kim Haewon, sebelumnya saya adalah seorang psikiater anak di rumah sakit universitas Seoul," sambung Haewon.

"Tidak tidak, bukan seperti itu nak… perkenalkanlah diri kalian dengan santai. Anggaplah aku sebagai kakek kalian dan bicaralah denganku sebagaimana kalian bicara dengan kakek kalian, aku tak sedang menginterview kalian," ujar Myungho sambil tertawa.

"Kakek, namaku adalah Kim Haewon…"

"Ya, aku tau namamu nak… dan kau adalah mamanya Seunghan, benar?" potong Myungho dengan tawanya.

"Eung, mama…" kata Seunghan sambil memeluk Haewon.

"Lalu kau nak? Seongeun, ah bagaimana kalau aku memanggilmu dengan panggilan? Eun-a…" ujar Myungho.

"Tentu itu lebih baik kakek," sahut Seongeun.

"Bagaimana bisa pria itu menggodamu sampai kau mau menjadi kekasihnya? Aku pikir yang akan menjadi kekasihnya adalah komputer saja," tanya Myungho pada Seongeun, sedangkan Chanhee malah tertawa mendengar pertanyaan kakeknya itu.

"Itu karena Chan tidak seperti yang kakek pikirkan… dia juga bisa meluangkan waktu untuk pergi kencan denganku," jawab Seongeun terkekeh.

"Mulai sekarang lebih perhatikan kekasihmu jika kau tak mau ditinggalkan lagi," tegas Myungho.

"Dan kau nak, aku masih tak habis pikir, bagaimana bisa kau menerima lamaran dari seorang yang terus berkutat pada dokumennya? Dan yang lebih membuatku terkejut adalah bagaimana bisa kau menyingkirkan kedudukan dokumen-dokumen itu? Sekarang banyak dokumen menumpuk di mejanya." Myungho bertanya pada Haewon sambil tergelak.

"Entahlah kek, rasanya aku juga tak tau bagaimana Yonghwa bisa sampai meninggalkan pekerjaannya hanya karena aku," jawab Haewon.

Mereka akhirnya duduk di sebuah meja melingkar sambil berbincang-bincang. Awalnya sempat ada rasa takut akan penolakan dari Myungho pada Haewon dan Seongeun karena perbedaan status sosial keduanya dengan keluarga Myungho.

Namun ternyata, Myungho tak begitu peduli dengan status sosial mereka. Dia lebih mementingkan sifat kedua gadis yang menjadi kekasih dari kedua cucunya itu. Seperti harapannya, dua gadis itu memenuhi standar untuk masuk ke keluarga Lee.

Myungho dapat melihat bagaimana Haewon begitu perhatian pada Seunghan dan Yonghwa, layaknya anak kandungnya Haewon memperlakukan Seunghan, dan dengan sikapnya yang penyayang Myungho tak perlu khawatir lagi pada Yonghwa.

Sedangkan Seongeun, rasanya Myungho bisa merasakan kehangatan hati gadis itu dan bisa merawat Chanhee dengan baik. Gadis yang lebih tua dari Chanhee, cocok dan tepat untuk sifat Chanhee yang sedikit manja.

Kini Myungho berharap tak ada yang mengusik kebahagian kedua cucunya. Jika keadaan terus berlanjut seperti dia tak punya penyesalan lagi dalam hidupnya. Harapannya melihat Yonghwa dan keluarga kecilnya juga Chanhee dan kekasihnya sudah di tercapai.

Setelah makan dan berbincang-bincang, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, terlebih Yonghwa yang memutuskan pulang lebih dulu karena Seunghan sudah tertidur dalam pelukan Haewon.

Bocah itu bahkan tak mau lepas dari Haewon, dia menangis tatkala Yonghwa hendak menggendongnya dan membawanya ke dalam mobil.

"Sudah, tak apa… aku bisa menggendongnya sampai ke mobil," ujar Haewon.

"Tapi kau memakai heels," ucap Yonghwa khawatir.

"Tak apa, dekat saja kan? Kau bawalah mobilnya ke depan lobi. Aku akan turun perlahan." Akhirnya Yonghwa mengalah dan mendengarkan perkataan Haewon.

Melihat hal itu juga Myungho sedikit takjub. Ya, Yonghwa yang dia kenal adalah pria keras kepala dan cuek pada gadis. Tak disangka kini pria itu tengah khawatir pada gadisnya.

Sementara Yonghwa dan Chanhee menyiapkan mobil, Haewon menggendong Seunghan dan Seongeun menuntun Myungho untuk turun ke lobi dan menunggu kedua pria itu.

"Kalian berdua adalah dua gadis yang baik dan berharga. Jika cucuku menyakiti kalian, aku tak akan tinggal diam. Tolong jaga kedua cucuku ya," ucap Myungho saat mereka berada dalam lift.

"Aku tak pernah mempermasalahkan status sosial seseorang. Bagiku yang terpenting adalah hatinya. Dan aku menyukai kalian berdua. Gadis dengan hati yang hangat," ujarnya sesaat sebelum pintu lift terbuka dan dia berjalan lebih dahulu meninggalkan kedua gadis itu yang kini tengah saling tatap sambil tersenyum.

Sejujurnya mereka tak menyangka akan mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari Myungho, dalam pikiran kedua gadis itu mereka akan menghadapi keadaan yang sama seperti di dalam drama.

Kini dua mobil telah berada di depan lobi hotel, Yonghwa bergegas membukakan pintu untuk Haewon dan melaju pulang ke rumahnya, sedangkan Chanhee dan Seongeun menuntun Myungho dengan hati-hati menuju mobil. Keduanya akan mengantar Myungho terlebih dahulu.

Hari ini pertemuan dua gadis itu dengan Myungho berjalan dengan lancar. Walaupun ada perasaan bersalah dalam hati keduanya, karena apa yang mereka lakukan sekarang adalah sebuah kebohongan, dan sebuah kebohongan pasti akan terbongkar suatu saat nanti.

Entah kebohongan kah yang akan terbongkar ataukah hati mereka yang benar-benar terbongkar dan semua kebohongan yang mereka lakukan sekarang akan menjadi suatu hal yang nyata? Apapun itu hanya ada satu hal yang pasti, dua orang yang telah terikat dengan benang merah tak akan pernah bisa terputus.

Semoga saja mereka saling terikat dengan benang merah itu. Bukankah cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu? Sekarang mungkin saja masih belum ada cinta tapi nanti siapa yang tau? Hanya waktu yang bisa menjelaskan semuanya.