Sudah satu minggu berlalu, semuanya sudah berubah, sejak kejadian hari itu. sejak semuanya terbongkar, sejak semuanya menghianatinya. dia sudah tidak percaya, kakak nya sudah membohonginya. dia di paksa untuk percaya diatas semua kebohongan yang berusaha ditutupi darinya. Dia yakin pasti masih banyak lagi kebohongan lain yang belum dia ketahui. dia tahu, dia tidak boleh jatuh lagi kedalam lubang yang sama. Tidak lagi.
"jadi kabar kalau Feby pacaran dengan Devon itu benar" Monika yang hari ini tidak pergi ke ruang penyiaran, mulai mengumpulkan gosip baru.
"iya begitu lah, aku juga baru tahu kemarin. Tapi Lexsa sudah tahu dari lima hari yang lalu" balas Bella, tak kalah antusias
" Lexsa'' Salsa menatap Lexsa penuh selidik
"Apa, kami hanya tidak sengaja bertemu dengan nya dan Devon di Moal yang biasanya kita kunjungi" jelas Lexsa
"wah, mereka bahkan sudah pergi kencan."
" kalian ingat, saat SMP kelas 3, Feby pernah bilang, dia bertemu dengan seorang lelaki di galery seni milik tantenya, dan sejak itu dia dekat dengan lelaki itu" jelas Bella, mengingat masa lalu mereka.
" jangan bilang kalau lelaki itu, adalah ...."Monica menutup mulutnya tak percaya saat Bella mengangguk, ternyata lelaki itu Devon. sahabat dari matan pacar sahabatnya, sungguh dunia ini sangat sempit sekali.
" ya begitulah, kebenarannya" putus Alexsa memberikan kebenaran mutlak kepada tiga gadis yang sedang mencoba menghabiskan cemilan mereka disela-sela keterkejutan mereka.
"menakjubkan sekali"kagum Bella
"BTW, dimana orang yang sedang kita gosibkan itu" tanya Salsa , sambil celingukan mencari sahabatnya yang satu itu.
"entah, dia tidak bilang akan kemana tadi" balas Bella sambil meminum jus jeruknya,
"sebaiknya cepatlah kalian makan, kita harus kembali ke kelas 15 menit lagi. " ucap Lexsa mengingatkan, mereka yang sedang berada di kantin sekarang ini cukup menarik perhatian penghuni kantin, karena para lelaki tampan yang biasa nya selalu bersama mereka kali ini tidak ada disana.
Paling tidak dengan bersama dengan para sahabatnya ini, dia tidak perlu mengingat semua kelakuan kakaknya. Dia sudah menuruti keinginan kakak nya agar dia keluar dari Clup karate, dan itu tepat satu minggu sekarang, sangat kebetulan bukan, kejadian itu dan kejadian dia keluar dari Clup karate sangat kebetulan. dan sekarang dia sedang mencari kegiatan yang lain, untuk menghilangkan semua kebosanan nya, dan untuk menenangkan hatinya.
Orang tua mereka sudah kembali, tiga hari yang lalu dan orang tua mereka bahkan belum menangkap sesuatu yang aneh diantara mereka. bukankah mereka pembohong yang profesional. Bahkan orang yang melahirkan mereka pun tidak bisa menangkap keanehan itu. sangat bagus sekali.
Bahkan dia sudah terjebak dalam cinta yang dibentuk kakaknya. Dia kalah
"Lexsa ayo , kita harus kembali. " tepukan pelan dibahunya, berhasil menyadarkannya dari lamunannya . sahabatnya menatapnya heran.. ahh masa bodoh bukannya mereka harus kembali sekarang , bukan.
" ayoo" Lexsa berjalan cepat di ikuti sahabat-sahabatnya, mereka harus cepat kalau tidak ingin mendapatkan amukan dari guru fisika mereka. Buk Bunga. Wajah selembut bunga dan secantik bunga, tapi ekspresi galaknya tidak bunga banget..
***
"apa semua ini lelucon" geram seseorang dari atas kursi kebesarannya.
"maaf BOs, tapi memang hanya ini yang kami dapatkan" ujar seorang lelaki berbadan kekar sambil menunduk takut
"maaf tuan. Tapi tidak ada pergerakan yang bearti dari mereka, kecuali.. " seseorang yang baru muncul dari balik pintu itu sengaja menggantungkan kalimatnya. Dia tidak perlu mengetuk terlebih dahulu, karena dia yakin kabar yang dia bawa ini tidak akan membuatnya merenggang nyawa saat itu juga
"apa yang kau bawa" Ken bertanya tak sabaran, dia harus segera mendapatkan semua informasi itu, dia tidak ingin semua nya terlambat. Dia harus segera tahu apa yang telah musuhnya rencanakan
"mereka sudah tahu tuan" ucap lelaki itu serius
Ken menatap menuntut, dia tahu tangan kanannya ini tahu banyak, dia tahu banyak yang sudah di dapat oleh orangnya yang satu ini.
" sepertinya Beny berencana mengulang tragedi tujuh tahun lalu, bahkan dia sudah tahu apa yang selama ini tuan sembunyikan" jelas sudah. Ini penyebab musuhnya itu hanya berpangku tangan. Dia sudah menyiapkan semuanya ternyata.
" kita harus menggagalkannya, sebelum semuanya hancur. " seolah memori lama terulang kembali.. kejadian itu, kejadian lama yang tidak boleh teulang kembali..
Flashback
Alexsa kecil berlari kesenangan di sekitar taman yang tak jauh dari sekolahnya. Dia sedang menunggu kakaknya menjemputnya. Alex yang saat ini sudah duduk dibangku SMP kelas satu, tidak bisa harus selalu pulang dengan adiknya walaupun dia ingin. Terkadang Lexsa kecil harus pulang dengan sopirnya, tapi hari ini dia ingin pulang dengan kakaknya. karena itu dia rela menunggu lelaki itu menjemputnya dengan sopir mereka di taman dekat sekolah nya.
"hy adik manis" seseorang berbaju hitam menghampiri Lexsa kecil yang sedang menikmati ice kriem vanilanya.
" hy om" Lexsa yang masih polos hanya membalas tanpa curiga sedikitpun.
"kamu sedang apa disini, manis" Lexsa tersenyum senang dia paling suka apabila ada yang memanggilnya manis, cantik, imut. Karena dia adalah seorang princes.
"aku sedang menunggu kakakku, dia lama sekali" balas Lexsa sambil cemberut mengekpresikan kekesalannya.
"oya. Kalau begitu bagaimana kalau om temani kamu disini, sampai kakak mu datang" tawar lelaki itu dengan manisnya.
Sesekali dia memberikan kode pada beberapa orang yang berdiri tak jauh darinya. Berdiri seolah mengawasi sekitar.
Lelaki itu tersenyum manis, saat melihat es kriem ditangan Lexsa sudah habis.
"kamu mau es kriem lagi. Om traktir" tawar lelaki itu. Lexsa yang memang sangat menyukai es kriem, langsung mengangguk setuju.
" tunggu sebentar ya'' Lexsa mengangguk antusias, dengan ekspresi senang, Lexsa menunggu es kriemnya datang.
"ini untuk seorang nona kecil yang cantik" lelaki itu tersenyum misterius, tapi sayang Lexsa tidak pernah menaruh curiga pada lelaki di depannya, dia terlalu polos.
" Aku mengantuk om. omm bangunkan Lexsa ya, kalau kak Alex sudah datang. dia itu punya ekspresi paling menyebalkan, tapi dia paling tampan, om pasti akan langsung mengenalinya" terang Lexsa panjang lebar, sebelum akhirnya memasuki alam mimpi.
"kita bergerak." Lelaki itu dengan cepat memberikan kabar kepada orang-orangnya, yang sedari tadi mengawasi nya dari jauh
Dengan cepat mereka membawa lexsa pergi dari sana. Setelah beberapa saat, Alex tiba disana. Sambil berlari-lari kecil dia menuju kursi taman yang biasanya Lexsa duduki saat menunggu dirinya
"Lexsa kamu dimana, kakak sudah datang ni" beberapa orang suruhan dady Alex mulai menyebar mencari
Lexsa di seluruh penjuru taman itu. Tapi nihil, Lexsa tidak ada disana.
" kemana dia. Apa Ken sudah menjemputnya. Tapi itu tidak mungkin" Alex mulai panik, dengan cepat dia menghubungi Robect yang saat itu sedang berada di singapura dengan istrinya.
" Daddy, Lexsa menghilang'' lapor Alex panik. Robect yang saat itu sedang menghadiri rapat perusahaannya, langsung keluar dari rapat dan mengambil penerbangan untuk kembali ke indonesia.
" kita kembali, Lexsa tidak ada disini'' Alex yang sudah mengerti dengan semua yang terjadi langsung kembali ke rumah. es kriem yang dia temukan di bawah bangku tempat biasanya Lexsa duduk. Sudah cukup menjelaskan semuanya. es kriem itu sudah diberi obat bius. Princes nya ada dalam bahaya.
Tidak butuh waktu lama, orang suruhan Ken dan Carla berhasil melacak keberadaan Lexsa . gadis kecil itu sedang berada di bandung. Dan semua ini adalah ulah musuh mereka.
"ternyata mereka sudah menunjukkan taringnya. Hancurkan keluarga Bronat Kear. Sampai ke akar-akarnya" perintah Robeth murka, gadis kecil nya berada di tangan mereka. Dan dia tahu akan ada hal buruk yang akan menimpa putrinya.
" kita akan ke bandung, sekarang juga" Alex memaksa ikut, tapi dia masih kecil untuk turun langsung ke dalam semua masalah ini. Nyonya Wilshon berusaha menahan putranya, tapi dia tidak bisa menahan Ken untuk tinggal. Keponakannya itu sangat di butuhkan sekarang. Bahkan bocah SMA itu sudah siap dengan beberapa senjata di kedua tangannya.
"kita pergi'' ucap Ken cepat dan masuk kedalam mobilnya, dia harus cepat. Kenapa dia bisa kecolongan, seharusnya dia sudah bisa membaca semua gerak gerik musuhnya itu. Kali ini dia harus bisa mengukir lubang indah di kepala penculik itu. Berani sekali dia mengganggu putri keluarga Wilshon.
Sudah hampir dua jam mereka mencari gedung itu. tapi nihil, Lexsa bahkan sekarang sudah tidak berada disana lagi. Ken langsung memutar mobilnya cepat. Dia harus cepat, salah satu orangnya memberi tahunya kalau gadis kecilnya, ada di pelabuhan.
"paman kita ke pelabuhan. Mereka berniat membawa Lexsa ke lombok'" Robet menggeram kesal, mereka benar-benar berniat menjauhkannya dengan putrinya.
" Dady. Lexsa tidak mau disini" Lexsa kecil terus menangis dalam perjalanannya menuju pelabuhan
Ken yang melihat mobil musuh di depannya, dengan cepat langsung menambahkan kecepatan mobilnya. Dia harus menghentikan mobil itu. Tapi sayang mobil yang dikendarai oleh orang suruhan Bronat itu sudah menambahkan kecepatannya. Kedua mobil itu terus melaju cepat, tidak peduli dengan tebing curam yang terus mereka lalui, pelabuhan sudah berada di depan mata mereka.. Ken terus saja melaju cepat. Tidak peduli dengan gadis kecil yang terus berteriak takut di dalam mobil lawan nya. Dia harus menyelamatkan gadis itu. Walalupun gadis itu akan membencinya nanti karena telah membuatnya takut.
Bunyi ban mobil beradu dengan aspal yang di paksa berhenti. Membuat beberapa pasang mata menatap takut. Ken berusaha menghentikan mobil lawannya agar tidak menghantam pembatas pelabuhan walaupun dengan mengorbankan mobil barunya, tapi terlambat, mobil itu sudah duluan terjun bebas kadalam laut.
" Lexsa" Robet berteriak murka sekaligus panik, dengan cepat dia mengarahkan beberapa orang nya untuk menyelamatkan gadis kecilnya yang sekarang masih berada dalam mobil yang sudah tenggelam itu. Beberapa orang mulai timbul kepermukaan . tapi itu bukan putrinya
" kalau sampai putri ku kenapa-napa. Kau akan menanggung akibatnya Bronat. Cepat lah kalian, atau kalian akan mati malam ini juga'' Robet berteriak murka. karena orang-orangnya belum bisa menyelamatkan putrinya.
Ken yang melihat itu dengan cepat langsung menyeburkan dirinya kedalam air. Setelah menunggu beberapa saat, Ken berhasil mengeluarkan gadis kecil itu dari dalam air, Ken menatap panik. Alexsa sudah tidak sadarkan diri , dengan cepat dia langsung membawa pergi Lexsa dari sana, keselamatan gadis itu adalah yang paling utama sekarang. Semua orang suruhan musuhnya sudah berhasil dilumpuhkan, oleh orang-orangnya dan Robeth.
Setelah beberapa hari menunggu Lexsa sadar, semuanya harus menelan kenyataan pahit. kalau ternyata gadis itu, Amnesia. Bahkan dia tidak mengingat apa yang terjadi padanya. Sejak saat itu semua orang tidak pernah mengungkit kejadian itu lagi. Gadis kecil mereka mengalami troma, sampai otaknya memaksa untuk melupakan semuanya. Sejak saat itu kemana pun Lexsa pergi dia tidak boleh pergi sendiri.
***
Ken menerawang jauh, kejadian kelam yang menimpa gadis kecil yang polos, yang menorehkan luka yang mendalam. Sampai gadis kecil itu memaksa otaknya untuk menghapus semua kenangan masa lalunya. Bahkan dia tidak ingat kejadian itu, mana mungkin dia akan membiarkan orang yang menjadi penyebab tragedii itu terjadi, membuat Lexsa mengingat semua dia tidak akan membiarkannya.
***