webnovel

Bab 40. Jangan Menghindar Lagi

Sudah satu minggu berlalu. Sejak pesta ulang tahun Alex Wilshon. Sejak itu pula, semuanya berubah. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi malam itu. Mereka terlalu pandai menutupi hubungan terlarang itu, sampai-sampai tidak ada yag curiga pada mereka berdua.

"wahh, sudah satu minggu ni. Gue lihat lo terus-terusan nempel kayak perangko sama Lexsa" ucap Reno, sambil merangkul gadis yang duduk di sampingnya.

"kasian si Dion, gak bisa lagi dekatin lo Lexsa" Lanjut Xarly, sambil sesekali meminum minuman Monica, yang ada di tangan kekasihnya itu..

Alex menatap tajam kearah Dion, seolah Dion juga harus dia singkirkan.. Lexsa yang tahu arti tatapan itu, mengelus lembut lengan kakaknya. Dia tidak ingin taman belakang sekolah mereka hancur karena ulah kakak nya. Lagipula dia tidak ingin berakhir dalam ruang kepala sekolah lagi yang tak lain adalah ruang Grandma nya itu.

"wahh parah lo semakin over Lex" ucap Daniel setelah melihat respon Alex pada Dion. sepertinya sahabatnya itu sudah terlihat seperti anjing penjaga saja yang akan langsung menyerang musuh tuannya, apabila tuannya di ganggu.

"bukannya ini sudah biasa terjadi kalau kami habis bertengkar" sanggah Lexsa. Lagipula dia mulai menikmati semua ini, perhatian kakaknya hanya untuknya. Kemana pun kakaknya pergi, dia selalu dikabari. Bahkan kalau mereka ada latihan mendadak atau apapun itu, dia menyukai ini. Sekarang tidak ada lagi yang bisa merebut kakaknya. Dia tak perlu berpura pura lagi menjadi pacar kakaknya hanya untuk mengusir para wanita jalang diluaran sana yang mendekati lelaki di sampingnya ini. Karena sekarang lelaki ini adalah miliknya. Sebagai saudaranya sebagai kekasihnya.

"ya ya,, memang sudah terbiasa. Tapi tetap saja kalian berdua adalah saudara yang ajaib. Seolah-olah memang kalian ditakdirkan bersama. Sehingga kalaupun kalian bertengkar hebat sekalipun., kalian pasti akan lengket lagi. Ya seperti sekarang ini" jelas Bella dengan Antusiasnya.

Alex mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan kekasih sahabatnya ini. Seolah mereka memang ditakdirkan bersama selalu. Tapi siapa yang tahu kalau teryata takdir sedang mempermainkan mereka sekarang. Lebih dari apa yang mereka perkirakan.

"BTW,, apa kabar pacar lo Lexsa, kemaren waktu kita jalan-jalan, pacar lo bahkan tidak muncul, biasanya dia selalu standby kemana pun lo pergi. Lo malah pergi sama kak Alex,.." tanya Feby heran.. kemarin mereka pergi jalan-jalan ke mall, nonton di bioskop. Pergi makan, mereka persis sekali seperti pasangan yang sedang melakukan kencan. Tapi pacar sahabatnya itu malah melewatkan kesempatan itu.

Sejak seminggu telah berlalu setelah malam itu, dan Lexsa tak pernah melihat kakaknya beranjak dari sisi nya walaupun hanya sebentar. Dan karena hal itu juga dia lupa kalau dia masih punya pacar. Kalau Feby tidak menyinggung masalah itu, mungkin dia akan lupa kalau dia bahkan belum mengakiri hubungannya dan Al.

"mereka sudah putus" ucap Alex. Lexsa menatap tak percaya, apa maksud kakaknya. Jelas- jelas dia belum memutuskan kekasihnya itu.

"kapan.. "semua nya bertanya heran, pasalnya mereka tidak pernah mendengar Lexsa mengeluh tentang kekasihnya itu.. tidak pernah.. kecuali Alex yang sangat gencar ingin menyingkirkan Lelaki itu.

"lo bohongkan" tanya mereka serempak, seolah ingin menyudutkan Alex.. lelaki di depan mereka ini malah memasang wajah yang sangat meyakinkan.

"aku belum memutuskannya" sanggah Lexsa yang sukses membuat Alex mencekram keras pergelangan tangan Lexsa, sampai Lexsa merasakan sakit di pergelagan tangannya.

"kamu sudah putus dengannya. Kalian tidak punya hubungan apa-apa lagi Alexsa Willshon" Alex menegaskan itu kembali. Dia ingin mengingatkan gadis di sampingnya ini, dimana posisi dia seharusnya,..

"belum kakak" tegas Lexsa tak mau kalah. Semua yang ada di sana menatap heran kearah mereka. Reno mulai memakan keripiknya seolah bersiap-siap untuk menonton bioskop di depan mata nya sebentar lagi.

Alex mengeram kesal. Gadis disampingnya ini, apa tidak bisa bersikap manis saja seperti satu minggu terakhir ini. Mengapa harus bersikap sekeras kepala ini lagi.

"Putuskan dia atau aku akan menyingkirkannya Alexsa" tegas Alex lagi. Mulai mengancam

Lexsa menatap tak suka. Bukan dia tak ingin mengakiri hubungannya dengan Al, hanya saja dia belum tahu bagaimana cara mengatakannya. Al tidak punya salah padanya dan itu cukup membuatnya kebingungan alasan apa yang harus di berikan. Tidak mungkin dia beralasann kalau kakaknya jatuh cinta padanya dan memaksanya menerima cinta terlarang itu. Itu sama saja membuat Al adu otot dengan kakaknya.

Minta bantuan pada Ken, sepupu nya itu hilang entah kemana, padahal jelas- jelas Ken masih di Indonesia, kedua lelaki ini memang sulit di mengerti,. Dan itu cukup untuk membuatnya mati muda sepertinya.

"kakkk" Lexsa hendak protes lagi, sebelum Alex menatap tajam kearahnya.

"kalian Aneh" ucap Reno yang berhenti memakan keripiknya di bantu Bella.

"ini bukan tontonan gratis Reno. Lo gak perlu sampai berekpresi seperti itu" balas Alex kesal dengan tingkah sahabatnya itu, Reno tersenyum lebar. dia ketahuan.

"nyebelin" ucap Lexsa geram kemudian melangkah pergi dari sana , meninggalkan mereka yang menatap heran, kesal dan aneh kepergiannya.

"ayoooo Lexsa marah tu Lex" ucap Daniel seolah ingin memanasi.

Ada apa dengan mereka, kenapa makin kesini, mereka terlihat seperti bukan saudara kandung saja. Ini aneh.. apa Ken tahu" Daniel sibuk dengan pikirannya, nama Ken yang terlintas di pikirannya membuatnya ingin menemui sepupu sahabatnya ini sekarang juga. Dia sudah kenal Ken dari mereka TK saat itu Ken sudah menduduki bangku Sekolah Dasar. Mereka sering bermain bersama, dan Alexsa selalu menjadi Princess yang harus mereka lindungi khususnya Alex dan Ken. Kedua lelaki itu sudah seperti bodyguard untuk Lexsa. dan itu berlanjut sampai mereka Dewasa.

"Ck!!. Jadi dia tidak mau memutuskan lelaki itu.. berarti dia mau gue menyingkirkannya. "ucap Alex dingin, sambil menatap tajam semua teman-temannya

"Apa, gue gak mau ikutan" Dion mencoba mengelak, dia tidak ingin Lexsa memarahinya nanti. Tapi bayangan Lexsa putus dengan Al membuatnya tidak yakin untuk tidak menerima tawaran menarik ini.

"malam ini lo pada ikut gue. Kita berkumpul di Clubing" ucap Alex menghiraukan penolakan dari Dion.

"gue mau jalan sama Monica" ucap Xarly ingin menolak

"Tunggu .. apa .. maksudnya dengan kalian " tanya Bella. Kata-kata Alex tadi terasa ambigu ditelinga nya.

"kalian semua harus ikut. Dan lo Xarly, batal kan acara kencan lo itu" ucap Alex tak ingin dibantah. ...

"Apaaa"Xarly melotot tak percaya, apa yang di depannya ini sahabatnya atau musuhnya. Seenaknya menyuruhnya membatalkan acara kencannya di depan kekasihnya pula.

"gue gak ikutan' ucap Feby, dia tidak ingin ikut campur dalam permasalahan yang entah kapan akan berakhir itu.

Alex mengangkat bahu acuh. Mana mungkin mereka tidak akan ikut dengannya. Dia pastikan semua yang ada disini ikut dengannnya nanti malam. Tapi sekarang dia harus mengurus adiknya tersayang itu. Jangan sampai dia menghubungi rivalnya, dan membatalkan semua rencananya seperti sebelumnya.

Alex bangkit dari tempat duduknya, Reno mau protes dengan perginya Alex, tapi dari pada mendengar ocehan sahabatnya yaNG entah sejak kapan menjadi cerewet seperti itu.

***

Beny tersenyum sinis menatap seorang gadis yang sedang duduk di ruang karate, sudah lama dia tidak melihat gadis yang di kaguminya itu berada di tempat ini. Beny melangkah pelan, terkadang dia berpikir kenapa harus gadis ini yang menjadi kunci semua keberhasilannya. Terkadang dia ingin menyingkirkan gadis ini, tapi itu nanti setelah dia mendapat apa yang dia mau.. semua yang dia inginkan, semua nya tergantung pada gadis itu. Gadis sempurna berwajah malaikat dan evil sekaligus. Mengesankan.

"Apa yang di lakukan seorang princess di ruangan seperti ini" ucap beny yang berhasil membuat tubuh lexsa menegang..

"ngapain lo disini" tanya Lexsa tak suka

"anggap saja aku adalah temanmu sekarang, bukan sebagai orang yang hampir melecehkanmu"ucap Beny tenang seolah apa yang di ucapkannya itu tak berarti apa- apa

"teman,, Ck!!" Lexsa berdecih tak suka, apa maksudlelaki di depannya ini. Selama dia mengenal lelaki yag bernama Beny Kear, satu hal yang harus di catat dari lelaki bermarga Kear ini. Jangan pernah percaya dengan mulut manisnya itu, buktinya wajah tampan itu adalah wajah seorang pembunuh, yang selalu lolos dari jerat hukum. Lelaki ini selalu membuatnya penasaran, seberapa berpengaruhnya dia dalam dunia hitam itu.

"santai Princess, aku tahu kau sedang marah dengan saudara lelaki mu itu." Ucap Beny yang membuat Lexsa menatap nya curiga. Seolah sedang dimata-matai oleh lelaki licik di depannya yang mengaku mencintaiinya tapi ingin menghancurkannya.

"jangan sebut nama ku dengan mulut kotormu itu' balas Lexsa tak suka , beny tak pantas memanggil nya Princess, dia bukan orang yang pantas.

"baiklah aku akan memanggilmu Lexsa, bagaimana" ucap Beny sambil tersenyum manis tidak terlihat kekesalan sedikitpun di wajahnya sangat mengesankan, lelaki di depannya ini sangat pandai menyembunyikan emosi.

"jadi apa mau cerita" tanya Beny masih gigih

"no.." Jawab Lexsa tegas sekaligus meremehkan

"it's ok, Lexsa, aku tidak tersinggung karena itu. " balas Beny..

"kau tahu Lexsa, dulu aku selalu merendahkan Karin, yang begitu sangat mencintai saudara lelakimu itu. Tapi saat aku sudah melihatmu. Aku ttahu kalian dua bersaudaa yang sangat menggairahkan, pantas saja aku langsung ingin memilikimu saat pertama kali melihatmu Alexsa wilshon. Kalian sangat menggagumkan" Lexsa menatap nya tak percya, jelas jelas itu bukan kata-kata pujian, ada makna lain yang terkandung dalam setiap kalimat yang di ucapkan oleh lelaki di depannya ini.

"kau hanya akan membuat kepala gue pusing, Beny. Lebih baik gue pergi' ucap Lexsa sambil melangkah pergi dari sana. Tadi dia menghindar dari kakaknya yang brengsek itu, dan sekarang dia menghindar dari lelaki brengsek yang lainnya. Kenapa hidupnya selalu di kelilingi oleh orang orang brengsek seperti mereka.

Lexsa menghentak kakinya tak percaya, apa dia seharusnya pindah negara saja, atau dia basmi saja mereka. Ini sangat memusingkannya. Dia bukan gadis lemah, dia sanggup membasmi mereka, tapi sayangnya, ada satu yang tidak bisa dia basmi,, sangat menyebalkan..

"YAa" Lexsa memekik pelan saat dirasa ada tangan yang membekap mulutnya, dan menariksa ke dalam ruangan yang dia tak tahu itu apa. Ini terlihat seperti gudang. Dia sudah jauh dari koredor yang dia lalui tadi.. siapa ini sebenarnya. Apa mungkin ini beny.. tapi aroma ini. Farfum ini..

"Kak Alex" gumam Lexsa tak percaya saat bekapan mulutnya tak lepas.

"jangan lari Lexsa.. atau aku akan mengurungmu dalam sangkar emas ku, yang kamu tidak akan pernah bisa pergi lagi' ucap Alex dingin. Lexsa berusaha memberontak, kakaknya sudah kelewatan batas.

Baru selangkah dia bisa pergi, tangannya sudah di tarik kembali, sekarang dia berada tepat di depan wajah menyebalkan ini, yang entah sejak kapan sudah memenuhi hatinya lebih dari apa yang dia perkirakan.

Cupp!!!!

Lagi dan lagi, lelaki ini memaksa menciumnya lagi. Benda kenyal ini, semakit menekan bibirnya, menuntut lebih.. sadar atau tidak Lexsa mulai membalas ciumannya tak kalah memaksa. Seolah mereka ingin masing-masing dari mereka tahu betapa marah dan emosinya mereka sekarang. Lexsa menggigit keras bibir Alex. Bukannya berhenti, Alex semakin memperdalam ciumannya. Dia tidak peduli kalau ada yang melihat mereka. Dia tidak peduli, itu bisa di urus nanti. Dan yang terpenting sekarang dia bisa meluapkan semua emosinya. Semua kekesalanya. Dia harus menundukkan gadis di depnnya ini. Gadis ini miliknya selamanya

"jangan menghindar lagi Alexsa Wilshon, sekarang atau pun nanti kamu akan tetap menjadi milikku jangan membantahku Princes" Lexsa membeku, sekarang ataupun nanti. Dia adalah milik kakaknya . kata kata itu seolah menjadi kutukan untuknya.

********