webnovel

My possesive boyfriend

Matahari mengajarkan kita bahwa pada setiap pertemuan yang hangat terdapat sebuah perpisahan yang indah - Anonim

ScarletaA04 · Teen
Not enough ratings
5 Chs

PROLOG

"Dimana?" tanya seorang lelaki di seberang sana

"Di rumah," jawab seorang perempuan yang sedang menelpon itu

"Engga boleh bohong. Jujur lagi dimana?" tanya lelaki di seberang sana

"Di rumah Kesya," pasrah gadis itu sambil memanyunkan bibirnya

"Oke, gua jemput. Tunggu jangan kemana-mana," ucap lelaki itu

"Loh, kok di jemput? Jang-" Tiba-tiba saja sambungannya terputus. Gadis itupun hanya memanyunkan bibirnya kesal karna sang kekasih akan segera menjemputnya

"Udahlah, Fif. Gak apa-apa, besokkan bisa main lagi," ucap Kesya kepada Afifah Haerudin yang hatinya sedang kesal.

Tinnn tinnn (suara klakson motor)

Kesya dan Afifah pun segera keluar setelah membereskan barang-barang Afifah di kamar Kesya. Afifah keluar dengan muka cemberut dan kesalnya.

"Bibir di manyunin udah kaya bebek aja," ucap lelaki yang sedang menaiki motor Beat

"Kesel sama kak Haikal. Kenapa aku harus di jemput jam segini?" kesal Afifah kepada sang kekasih yang bernama Haikal Firdaus

"Loh, kenapa emang? Ini udah sore, Fif," bingung Haikal sambil menatap Afifah yang masih memasang wajah kesalnya

"Mangkannya itu. Kenapa di jemput pas masih sore?" tanya Afifah

"Engga usah banyak bacot buruan naik. Capek nih gua abis main basket sama temen-temen gua," perintah Haikal yang langsung di turuti oleh Afifah

"Thanks, udah temenin, Afifah," ucap Haikal kepada Kesya yang sedari tadi menyimak perdebatan  Haikal dan Afifah.

"Sama-sama, Kak," balas Kesya. Haikal pun langsung pergi begitu sudah memakaikan helm pada Afifah

Di perjalanan hanya ada keheningan. Baik Haikal ataupun Afifah ke-duanya diam.

"Udah makan belum?" tanya Haikal sambil memiringkan kepalanya agar terdengar oleh Afifah

"Hah? Apa, kak?" tanya Afifah yang langsung memajukan kepalanya agar terdengar suara Haikal

"UDAH MAKAN BELUM?" teriak Haikal

"Hahahaha, iya, kak. Lucu kok," jawab Afifah sambil tertawa

"Bodo, anjir, Fif. Yang lucu apaan coba? Padahal gua nanya udah makan apa belum?" heran Haikal sambil bergumam dan mengumpat ketika Afifah berada di mode budek. Haikal pun berhenti di rumah makan sederhana Padang yang di dekat rumah Afifah

"Kak, kok kita berhenti disini?" tanya Afifah begitu tau ini adalah tempat makan langganan dia

"Mau numpang buang air besar," ketus Haikal yang langsung melepaskan helm miliknya. Afifah yang mendengar pun langsung heran

"Kenapa numpang disini? Kan, rumah aku sebentar lagi sampai, kak," bingung Afifah. Setelah selesai melepaskan Helm, Haikal pun melepaskan helm Afifah dan langsung di simpan di spion motor

"Udah makan belum?" Haikal pun mengulang pertanyaan yang ada di motor

"Belum. Kelupaan," jawab Afifah sambil menundukkan kepalanya

"Kebiasaan, 'kan. Kalau pergi main tanpa gua pasti aja lupa makan, lupa minum vitamin dan sebagainya," ucap Haikal dengan nada ketusnya

"Maaf," lirih Afifah. Tanpa banyak kata, Haikal pun langsung menarik tangan Afifah masuk kedalam rumah makan itu dan mendudukan Afifah di bangku yang ada.

"Tunggu sini, gua pesen dulu," ucap Haikal dengan lembut dan pergi menuju pemesanan makan. Afifah yang di tinggal pergi pun hanya bisa memainkan Handphone-nya

"Fokus banget," ucap Haikal yang langsung duduk di samping Afifah

"Eh, kok cepet?" heran Afifah

"Cepet makan. Kamu yang dari tadi gua panggil engga nyahut," bela Haikal padahal ia saja baru datang bagaimana mau panggil-panggil Afifah

"Ah, masa si? Kok aku engga denger ya, Kak?" tanya Afifah sambil menyendok makannya

"Kan, kamu budek," Haikal pun langsung tersenyum miring ketika Afifah langsung berhenti menyendokkan makannya

"Ah, masa si? Perasaan aku engga tuh," tanya Afifah

"Kan, itu perasaan kamu bukan perasaan orang lain," jawab Haikal dengan cepat sambil menahan tawa

"Ah, masa si? Kak Haikal, bohong ya?" bingung Afifah sambil terus makan dengan khidmat

"Hahahahaha," tawa Haikal pun langsung pecah begitu menggemaska kekasihnya ini.

"Kak Haikal, kenapa? Perasaan engga ada yang lucu?" tanya Afifah sambil memasang wajah herannya

"Kenapa kamu menggemaskan?" tanya Haikal dengan sisa tawa yang di tahan

"Engga tau. Coba tanya Mamah," jawab Afifah cepat. "Sudah nih, Kak," lanjut Afifah sambil menggeserkan piring habis makannya dan langsung meminum air putih yang dari botol.

"Yaudah, Yuk. Kita langsung pulang aja ya. Gerah," ucap Haikal yang langsung menarik tangan Afifah dan menuju kasir. Setelah membayar, Haikal pun langsung keluar rumah makan tersebut, setelah sampai di motor. Haikal langsung memakaikan helm kepada Afifah dan memakai helmnya sendiri, lalu Haikal pun langsung menaiki motornya

"Buruan, naik," perintah Haikal yang langsung di laksanakan oleh Afifah tanpa komentar apapun. Lalu, setelah Afifah menaiki motor Haikal. Haikal pun langsung mengendarai motornya menuju rumah Afifah.

"Kak, mampir dulu engga?" tanya Afifah begitu sampai di depan rumahnya

"Malem aja ya? Gua mau istirahat dulu," jawab Haikal cepat

"Oh, oke deh," ucap Afifah

"Gua pergi dulu. Kalau ada apa-apa langsung kabarin," peringat Haikal setelah itu Haikal langsung pergi dari hadapan Afifah

"Belum bilang hati-hati udah pergi aja. Dasar kak Haikal, engga ada romantis-romantisnya," sahut Afifah dengan kesalnya. Afifah pun langsung memasuki rumahnya

"Assalamualaikum, Mamah," salam Afifah saat masuk rumah dan langsung mencari Mamahnya ke dapur

"Dari mana aja kamu? Mamah kira kamu lupa pulang," tanya Mamah Afifah yang bernama Aluna Septihan

"Hehehe, abis dari rumah Kesya, Mah," jawab Afifah dengan kekehannya

"Terus udah makan?" tanya mamah Afifah sambil memblender buah Jambu

"Udah," jawab Afifah sambil meminum air putih

"Kapan? Pakai apa?" tanya beruntun mamah Afifah yang begitu protektif terhadap putrinya

"Tadi pas arah mau pulang sama kak Haikal. Di beliin nasi Padang di depan komplek yang biasa," jawab Afifah dengan terperinci

"Oh, yaudah. Mandi, gih, sana kamu. Bau asem," perintah mamah Afifah dengan menutup hidungnya

"Enak aja, aku masih wangi, mamah," kesal Afifah yang langsung pergi ke lantai atas yang dimana ada kamarnya

"Mah, jus Jambunya, mau ya," pinta Afifah di tengah tangga. Tanpa menunggu jawaban sang mamah, Afifah langsung melanjutkan jalannya menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Afifah langsung pergi ke kamar mandi dan melakukan rutinitas mandinya. Tak butuh waktu lama untuk mandi menurut Afifah. Afifah pun langsung tiduran di ranjangnya dan check Handphone-nya apakah ada pesan dari Haikal atau tidak.

Kak Haikal lope

Afifah,

Ada apa, kak?

Aku rindu,

Hahaha, kakak. Ada-ada aja. Kalau kata dilan jangan rindu, rindu itu berat, kak.

Ada yang lebih berat dari rindu,

Apa, tuh, kak?

Ikhlas.

Kok ikhlas, kak?

Iya, berat ikhlas untuk belum bertemu, kamu.

Gombal. Nanti malemkan, kakak, ke rumah.

Hahaha, iya, si. Betul juga.

Maghrib dulu, oke.

See you.

Afifah pun tidak membalas pesan dari Haikal karna langsung mengambil wudhu dan melaksanakan shalat. Bagi Haikal dan Afifah, shalat adalah sebuah kewajiban dan itu semua di tanggung oleh masing-masing diri sendiri.