webnovel

My Poor Husband

Dodik Aksara Bintara Bangga, seorang calon pewaris keluarga kaya yang memiliki hampir separuh dari saham Maha Dewi Group. Suatu hari, Dodik mengetahui kebenaran orang tuanya yang tersembunyi selama bertahun-tahun. Karena marah, ia pun kabur. Tanpa sengaja, ia malah tidur bersama seorang perempuan. Ini hanya tidur! Tidur dalam artian sebenarnya. Namun, warga desa malah memaksanya untuk menikahi perempuan itu yang tak lain adalah anak Pak RT. Kehidupan Dodik berubah 180 derajat. Tinggal di desa, dikelilingi sapi, dan ibu mertua yang menyebalkan .... Bagaimanakah kisah kehidupan Dodik selanjutnya?

CitraGtw_ · Urban
Not enough ratings
6 Chs

2. Jas Putih Pangeran

"Kamu Pangeran Mikail, kan?" tanya seorang perempuan.

"Bukannya kamu tinggal di Amerika?" tanya perempuan lainnya.

Dodik mengabaikan seluruh pertanyaan itu. Namun, dia tetap tersenyum. "Bisa berhenti?"

Seketika perempuan-perempuan itu menjerit kegirangan. "Benar! Kamu benar-benar Pangeran Mikail! Aku masih tidak percaya kamu benar-benar di Indonesia!"

Dodik melihat ke pelayan tadi. Pelayan itu terus menunduk. Dia pun memberikan isyarat kepada pelayan lainnya untuk membawa pelayan itu pergi. Kemudian Dodik berjalan keluar dari tempat itu. Lagipula tugasnya telah selesai.

"Tunggu, Dik," panggil Bima.

"Apa?" sahut Dodik.

"Terima kasih. Jika bukan karenamu, restoranku akan hancur seketika." Bima merasa malu.

"Kamu tahu kenapa aku disebut Pangeran Mikail?" tanya Dodik.

"Kenapa?" Bima tidak mengerti.

"Karena selain tampan dan kaya, aku ini berhati mulia."

Bima tertawa pelan. Dodik tidak akan berhenti menyombongkan dirinya.

"Lalu bagaimana dengan jasmu? Itu tidak mungkin murah." Bima merasa tidak enak hati.

"Ayolah, Kak. Jangan memalukanku dengan berkata seperti itu. Sebagai pemilik saham tertinggi Maha Dewi Group, jas seharga seratus sepuluh juta bukanlah apa-apa." –Apalagi jika ayah tirinya meninggal, saham Dodik akan bertambah sampai lebih dari lima puluh persen.

"Dasar Pangeran Mikail. Bukannya berkuda putih, malah berjas putih," kata Bima.

"Bagaimana seorang pangeran bisa tidak memiliki kuda putih?" sahut Dodik.

"Apa maksudmu?"

Tiba-tiba Dodik bersiul. Dalam lima detik, sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti di dekat Dodik. Dodik pun mendekat dan menyandarkan sikunya di sana.

"Bagaimana? Apa kudaku sudah tampan?" Dodik melirik ke mobilnya.

Bima tidak bisa berkata-kata. Uang berhasil menciptakan apa pun yang tak pernah terbayangkan.

Setelah Dodik masuk ke dalam mobilnya, Bima pun berbalik untuk kembali ke restorannya. Tiba-tiba pelayan perempuan yang sempat Dodik tolong tadi datang dengan terburu-buru. "Tuan!" jeritnya.

Sayangnya mobil Dodik sudah melaju. Pelayan itu berhenti di samping Bima untuk menormalkan pernapasannya.

"Apa yang kamu lakukan? Kembali bekerja!" titah Bima.

"Tidak, Tuan. Ada hal lebih penting yang harus kulakukan," tolak pelayan itu.

"Memangnya apa itu?"

"Mengejar mobil sang pangeran." Pelayan itu menunjuk jalan yang menjadi bekas mobil Dodik berhenti. Kemudian langsung berlari lagi mengejar mobil itu.

Bima menggeleng-gelengkan kepalanya atas tingkah pelayannya itu. Seharusnya dia berusaha sekeras itu saat bekerja pada Bima.

Tidak bisa. Bima tidak bisa membiarkan pelayan itu berusaha lebih keras lagi. Bima sudah lelah. Dia akan memecat pelayan itu.

Untungnya mobil itu tidak melaju cepat. Pelayan itu berhasil menghentikannya dengan menghadang di depannya sembari melebarkan kedua tangan.

"Menyingkirlah! Kalau kamu sudah bosan dengan hidupmu, maka biarkan harimau yang memakanmu!" teriak sopir mobil itu.

Pelayan itu mengabaikan teriakan si sopir. Dia malah mengetuk jendela di samping tempat Dodik duduk. Tok tok tok.

"Tuan, biarkan aku bicara denganmu," pinta pelayan itu.

Akhirnya Dodik menurunkan kaca jendelanya. Dia menyambut udara yang menabrak wajahnya dengan senyuman.

"Ada apa?" tanya Dodik.

"Aku minta maaf karena menarik perhatian di restoran tadi, aku minta maaf karena membuatmu merasa terganggu, dan aku minta maaf karena membuatmu terlibat dalam masalahku," kata pelayan itu membombardir.

Pelayan itu membuat Dodik ingin tertawa. Dia benar-benar mengatakan maaf dengan baik.

"Hanya itu?" balas Dodik.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menyodorkan sebuah tas kertas kepada David. "Terima kasih atas bantuannya. Ini kukembalikan jasnya."

"Tidak perlu." Dodik menolaknya.

"Tapi, Tuan …."

"Aku tidak pernah memakai pakaian yang pernah dipakai orang lain," jelas Dodik.

"Ini pasti mahal, Tuan. Aku tidak bisa menggantinya." Pelayan itu bersikukuh.

"Tidak perlu. Aku punya banyak di lemari," tolak Dodik.

"Untuk pemberian, ini terlalu mahal, Tuan. Aku tidak bisa menerimanya, Tuan." Pelayan itu masih bersikukuh.

"Begini saja …." Dodik mengeluarkan sebuah kartu nama dengan kedua jarinya. "Datanglah ke rumahku dan bekerjalah di sana. Gaji pelayan di sana mulai tujuh sampai sepuluh juta per bulan. Aku akan memotong setengah dari gajimu. Jadi kamu harus bekerja selama tiga tahun."

"Ti-tiga tahun?" Pelayan itu terperangah.

"Ada masalah?" tanya Dodik.

"Sebenarnya aku berencana menikah bulan depan, Tuan," jelas pelayan itu.

"Kalau begitu tidak perlu. Kamu bisa ambil jas itu tanpa menggantinya." Dodik mengalah.

"Tidak-tidak, Tuan. Aku akan menggantinya. Aku akan bekerja di sana selama tiga tahun seperti katamu," kata pelayan itu menyerah.

"Baiklah." Dodik menaikkan kaca jendela, tetapi langsung menurunkan sebelum tertutup. "Oh, ya. Tidak sembarang orang bisa bekerja di sana. Jadi bekerjalah dengan baik atau kamu tidak akan pernah bisa mengganti jasku," katanya memperingatkan.

"Baik, Tuan."

Pelayan itu menunduk memberikan hormat. Kemudian mobil Dodik melaju meningalkannya. Setelah membangunkan punggungnya, pelayan itu menarik sedikit jas yang mengisi tas kertas di tangannya. Dia tersenyum semringah. "Kamu memang seorang pangeran," gumamnya.

Terima kasih buat kalian yang selalu menunggu dan setia membaca kelanjutan cerita ini.

Mohon sisihkan komen, vote, dan apalah-apalah asal mendukung cerita ini. Maklum, aku kurang mengerti ama sistemnya webnovel ?? pokok nulis aja. Tapi aku orang paling suka baca komentar ??

Buat yang punya Wattpad, kunjungi akunku: @penggemarfanatik ?

Terima kasih ??

CitraGtw_creators' thoughts